Jurnal9.com
HeadlineInspiration

Cerita Orang Desa Jadi Miliader, Bingung Uangnya Mau Buat Usaha Apa, Setelah Tak Jadi Petani

Suasana  di jalanan sepanjang Desa Sumurgeneng, Kec. Jenu, Tuban, tampak antrean truk membawa mobil-mobil baru yang akan diturunkan di rumah warga setempat. 

TUBAN, jurnal9.com – Sejak dua hari ini suasana Desa Sumugeneng tampak ramai lalu-lalang kendaraan truk pengangkut mobil baru keluar masuk desa. Keadaan ini mengundang perhatian warga dari desa lain yang datang ingin melihat lalu-lalang hilir mudik truk pengangkut mobil-mobil baru yang masuk desa tersebut.

Letak desa ini yang dekat dengan jalan pantura dari Arah Surabaya menuju Semarang, membuat sedikit kemacetan karena ramainya lalu-lalang kendaraan warga desa lain yang datang ingin melihat warga Desa Sumurgeneng yang kaya mendadak itu.

Cerita 225 kepala keluarga (KK) dari satu Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, yang kaya mendadak menjadi miliader ini, setelah tanahnya dibeli PT Pertamina (Persero), beritanya di berbagai media massa menjadi viral.

Berbagai cerita dari setiap warga selalu mengundang perhatian. Karena setelah Pertamina membayar uang ganti rugi untuk pembebasan lahannya membuat warga Desa Sumurgeneng yang biasanya setiap hari pergi ke ladang untuk bercocok tanam, tiba-tiba hidupnya berubah bak seorang juragan di desa yang kini sibuk menata kehidupan baru.

Seminggu ini mereka kebanyakan sudah tak pergi ke ladang lagi. Mereka menghitung uang dan merencanakan pemakaian uangnya untuk mengubah masa depannya.

“Ya dulu setiap hari pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Sekarang lahan ladangnya semua sudah dijual ke Pertamina. Jadi mikir uang harus dipakai usaha, selain membeli mobil untuk anak-anak,” cerita Gianto.

Untuk mengubah nasib dari petani untuk pekerjaan lain bagi Gianto mengaku tidak mudah. Karena secara turun-temurun keluarganya semua bekerja bercocok tanam di ladang kebun. “Makanya saya masih mikir mau usaha apa? Meski niat sebagian uangnya ini untuk modal usaha,” ujarnya.

Kabarnya lahan Gianto ada empat hektar yang mendapat ganti rugi dari Pertamina uang sebesar Rp 28 miliar. Namun ia sendiri tak mau banyak cerita soal uang yang didapat dari penjualan tanahnya itu. Ia sempat mengelak, namun tak mau menyebutkan besaran uangnya.

Dari cerita Gianto tadi yang masih bingung setelah lahannya dijual ke Pertamina, ia belum tahu mau buka usaha apa. Cuma dia mengaku sebagian uangnya akan dibuat bangun rumah yang lebih luas, beli 4 mobil Toyota Innova untuk anak-anaknya, dan rencana buat berangkat haji. Dan sisanya ditabung di bank. “Anak-anak sudah berkeluarga semua, jadi ga ada untuk biaya sekolah lagi,” ungkapnya.

Sementara uang pembayaran tanah dari Pertamina, kata Gianto tidak diterima semuanya. Hanya sebagian untuk kebutuhan persiapan biaya hidup sehari-hari, sebagian buat beli empat mobil Toyata Innova, dan biaya betulin rumah. “Sebagian besar masih ada di bawah Pengadilan Negeri Tuban,” katanya.

Kemudian salah satu warga Desa Sumurgeneng lainnya, Siti Nurul Hidayatin. Kabarnya Nurul mendapat uang Rp 18 miliar dari penjualan tanah 2,7 hektar milik orang tuanya. “Saya gak berani tanya kepada orang tua dapat uang berapa, saya ga tahu. Karena tanah yang dijual ini kan milik orangtua,” katanya.

Ketika ditanya uang sebesar itu rencana buat apa saja, Nurul mengaku berniat untuk berangkat haji sekeluarga yang berjumlah sembilan orang.

“Ada sembilan orang, yaitu suami, orangtua dan lima sepupunya. Ini sudah jadi diniatin sekeluarga, kalau tanah nanti sudah pasti akan dibayar Pertamina, sekeluarga mau berangkat haji. Doanya saja, semoga berkah,” tutur Nurul.

Nurul mengaku kalau keluarganya tak munafik juga punya keinginan untuk membeli mobil baru seperti tetangga lainnya. Dia pilih beli satu mobil Toyota Innova dan satu mobil HRV.

“Setelah saya belikan mobil innova dan HRV ini, saya menyisihkan untuk bangun sekolah TPA,” ujarnya.

Kasiyanto, Kepala Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng, Kec. Jenu, Kabupaten Tuban

Kepala Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng, Kasiyanto menceritakan keputusan warganya untuk menjual tanah sampai perhitungan uang yang didapat masing-masing warga sudah dibicarakan bersama-sama di balai desa.

Baca lagi  AS Terkejut Milisi Gulingkan Assad, Kini AS Cari Wartawan yang Ditangkap 12 Tahun Lalu

“Semua itu demi kenyamanan dan keselamatan warga dalam menyimpan uangnya. Setelah dihitung-hitung, masing-masing warga menentukan sendiri berapa uang yang mau diterima kontan, dan berapa uang yang harus ditabung,”  tutur Kasiyanto.

Setelah pencairan tahap akhir yang dilakukan di balai desa, lalu sisa uang yang disepakati ia koordinasikan untuk dititipkan di Pengadilan Negeri Tuban.

“Saya heran, mereka begitu menerima pembayaran tahap akhir, mereka masih banyak yang mengaku bingung uangnya dibuat apa setelah tak menjadi petani lagi?  Padahal saat musyawarah bersama, saya sudah bilang dari uang simpanannya itu cukup untuk menghidupi keseharian. Cuma supaya ga nganggur bisa sambil buat usaha,” cerita Kasiyanto untuk menyemangati warganya.

Kasiyanto yang pernah gagal dua kali nyaleg di Kab.Tuban ini menceritakan ada sebanyak 70 kepala keluarga (KK) di Dusun Pomahan, yang mendapatkan uang penjualan tanah dari Pertamina.

Menurut cerita Kasiyanto, awalnya dari 70 KK pemilik lahan di Desa Sumurgeneng, ada 50 KK yang sempat menolak tidak mau menjual tanahnya. “Walau saya rayu-rayu, yang 50 KK ini awalnya tetap ngotot tidak mau dijual tanahnya. Saya sendiri walau kepala dusun tidak bisa memaksa warga saya,” tuturnya.

Setelah kedatangan Presiden Jokowi ke desa ini pada Agustus 2019 lalu, Kasiyanto berusaha menjelaskan kepada warganya bahwa tanah ini akan dibeli negara, dalam hal ini Pertamina, untuk kepentingan pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR).

“Ini untuk kepentingan negara, ya untuk kemajuan ekonomi kita. Insyaallah warga Desa Sumurgeneng dijamin dapat kebagian hidup sejahtera, saya bilang begitu. Lama-lama satu orang dua orang hampir setiap hari datang ke balai desa untuk menyatakan setuju,” cerita Kepala Dusun Kasiyanto.

Makanya saat mereka sudah menerima pembayaran dari Pertamina, semua warga desa berkumpul di balai desa untuk membicarakan uang yang diterima dan uang yang dititipkan di Pengadilan Negeri Tuban. “Setelah itu mereka mau beli apa, saya koordinasikan bersama-sama. Jadi pada hari pertama, warga sini ada 17 mobil yang dipesan dari dealer Surabaya dan Gresik,dan ada tiga mobil dari dealer Tuban. Dari 20 mobil itu ada Innova, HRV, Expander, Pajero, dan Honda Jazz,” jelasnya.

“Mereka yang membeli mobil baru secara bersamaan kemarin itu dari kelompok warga yang dulunya menolak keras menjual tanahnya,” lanjut cerita Kasiyanto.

Kilang Minyak Berinvestasi Rp 199,3 triliun

Presiden Jokowi saat mengunjungi Desa Sumurgeneng, Kec. Jenu Tuban, menyebutkan lahan ini akan dibangun kilang TPPI Trans Pacific Petrochemical Indotama. “Ini salah satu kilang terbesar di negara kita dengan investasi Rp 199,3 triliun. Skema pendanaan akan dilakukan PT Pertamina dengan kerjasama Swasta, dalam hal ini investor perusahaan asal Rusia, Rosneft,” ujarnya.

Potensi terbesar, kata presiden, dapat menghasilkan produk aromatik, para-xylene, ortho-xylene, bensin, toluene, heavy aromatic, dan juga penghasil BBM, premium, pertamax, elpiji, solar, kerosene, “Bisa untuk semuanya,” kata presiden.

“Saya sampaikan kepada Menteri BUMN, Dirut Pertamina, dan Komut Pertamina, bahwa proyek ini harus rampung dalam waktu 4 tahun, atau kalau bisa 3 tahun sudah rampung semuanya,” tegas Presiden Jokowi.

“Entah itu dengan kerja sama, entah itu dengan kekuatan sendiri. Saya kira ada pilihan-pilihan yang bisa diputuskan segera.” kata Jokowi.

Jika  sudah berproduksi secara penuh, kata presiden, kilang ini memiliki potensi yang bisa menghemat devisa hingga 4,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 56 triliun.

“Kalau nanti produksinya sudah maksimal bisa menghemat devisa 4,9 miliar dolar AS. Gede sekali. Kurang lebih Rp 56 triliun. Ini merupakan substitusi. Karena setiap tahun kita impor, impor, impor. Padahal kita bisa buat sendiri, tapi tidak kita lakukan,” cetus Jokowi.

RAFIKI ANUGERAHA M  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Calhaj Perlu Waspada Cuaca Ekstrim: Suhu Tinggi di Makkah-Madinah

adminJ9

Chicking Hidangkan Makanan Cepat Saji Khas Rempah Timur Tengah

adminJ9

Pertamina Lakukan Oplos Minyak Mentah, Menurut Ahli Konversi Energi ITB, Hal yang Lazim

adminJ9

Leave a Comment