Ilustrasi orang yang mengalami depresi
JAKARTA, jurnal9.com – Profesor psikiater dari The Ohio State University Wexner Medical Center, Sophie Lazarus, PhD menyebutkan seseorang yang suka menyendiri atau kurang berhubungan sosial, ternyata dapat berisiko gangguan mental, depresi, penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes, dan demensia.
“Orang yang suka menyendiri atau kurang berhubungan sosial ini dikaitkan adanya peningkatan mortalitas yang setara dengan risiko seperti merokok, minum alkohol dan obesitas,” ujarnya.
Lazarus menegaskan orang yang kurang berhubungan sosial, atau isolasi sosial, maka jiwanya akan merasa kesepian yang kemudian mengalami gangguan suasana hati, depresi dan gangguan kecemasan.
“Meningkatnya rasa cemas, menurunnya harga diri, emosional, bisa jadi merupakan tanda peringatan kurangnya hubungan sosial seseorang, sehingga dapat mengganggu kesehatan mental,” kata psikiater ini menjelaskan.
Sebab menurut dia, jika tanda-tanda peringatan semacam itu muncul, sebaiknya orang yang bersangkutan segera memeriksakan diri ke psikiater agar cepat tertangani gangguan kesehatan mentalnya.
“Orang yang mengalami depresi itu mungkin sangat sulit bisa melakukan aktivitas di luar rumah untuk berinteraksi sosial. Sebab dia merasakan tidak bahagia menghabiskan waktunya di luar rumah,” jelas Lazarus.
“Mungkin dia khawatir menghabiskan banyak waktu di luar rumah bisa membahayakan dan membuat dirinya tidak nyaman,” kata dia lagi.
Namun, kata psikiater ini, ada cara yang lebih baik untuk mengawali hubungan sosial itu dengan makan bersama di luar rumah. “Biasanya mengajak keluarga atau saudaranya untuk makan bersama di luar rumah, adalah cara yang lebih mudah untuk memulai,” cetusnya.
“Atau bisa dengan cara memaksakan diri untuk ngobrol sebentar dengan kasir di toko kelontong di luar rumah, juga merupakan cara yang mudah memulai interaksi sosial,” ia menambahkan.
RAFIKA ANUGERAHA M