Jurnal9.com
Headline LifeStyle

Takut Makan Manis-Manis: Kita Perlu Menghindari Gula atau Membutuhkan Gula?

Ilustrasi seorang wanita takut makan manis-manis

JAKARTA, jurnal9.com –  Melihat makin banyaknya orang yang kena penyakit diabetes, membuat orang semakin takut mengkonsumsi gula. Ini terpantau dari orang-orang saat memesan makanan atau minuman di pusat jajanan atau restoran, kebanyakan mereka meminta tanpa gula.

“Saya harus mengurangi gula. Dari minuman dan makanan seperti camilan. Tidak boleh lagi makan atau minum yang manis-manis,” celetuk seorang pekerja saat antre menunggu makanan yang dipesannya.

Alasan menghindari makanan manis-manis karena takut kena penyakit diabetes. Takut berisiko ginjal dan kanker.  Ini yang paling banyak ditakutkan mereka. Kemudian sebagian lagi dari kaum wanita beralasan takut gemuk.

Sebenarnya tubuh kita ini perlu menghindari gula atau membutuhkan gula?

Dikutip dari Health Line, menyebutkan gula dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi untuk aktivitas sehari-hari. Gula memberi energi untuk sel otot dan oragan tubuh. Jadi, kalau kekurangan gula, maka tubuh akan kehilangan salah satu sumber karbohidrat  utamanya.

Berkurangnya asupan karbohidrat akan mempengaruhi kurangnya energi dalam tubuh. Sehingga tubuh jadi rentan karena kekurangan energi.

Sebab gula itu merupakan karbohidrat yang dipecah menjadi glukosa. Kemudian masuk ke setiap sel seluruh tubuh melalui aliran darah.

Menjalankan fungsi organ untuk aktifitas sehari-hari. Sebagian besar energi itu berasal dari gula.

Kalau melihat kebutuhan itu, gula tidak selalu buruk. Justru gula yang dipakai bahan pemanis dalam makanan dan minuman ini merupakan sumber karbohidrat. Dan tubuh memerlukannya untuk membentuk energi.

Kalau tubuh tidak mendapat asupan gula sama sekali. Tubuh secara otomatis akan mudah lelah karena kekurangan energi.

Dan ini akan berisiko mengalami hipoglikemia: yaitu kondisi kadar gula darahnya rendah. Di bawah rentang normal. Kurang dari 70 miligram per desiliter (mg/dl). Orang yang kadar gula darahnya rendah ini biasanya akan mengalami gangguan kejang, penurunan kesadaran, dan kerusakan pada otak.

Karena itu gula sebagai karbohidrat satu-satunya yang menjadi ‘bahan bakar’ atau energi dalam tubuh sangat penting untuk mendukung kinerja otak. “Ketika anda tidak mengkonsumsi gula sama sekali, hal ini akan berdampak buruk pada kinerja otak.” sebut seorang peneliti dari American Diabetes Association yang dikutip Health Line.

“Otak akan kehilangan sebagian sumber energinya, jika tidak mendapat asupan gula sama sekali. Dan ini dapat menurunkan fungsi otak untuk berpikir,” lanjut dia.

“Otak kita membutuhkan gula dalam jumlah tinggi yang berbentuk glukosa.”

Lebih buruknya lagi, sebut peneliti itu, orang yang mengalami kadar gula darahnya rendah akibat kurangnya asupan gula, dapat menimbulkan masalah pada sistem saraf pusat.

“Badannya terasa lemas, mudah lelah, suka pusing dan pucat. Bahkan kalau sudah parah orang yang menderita hipoglikemia karena kurang asupan gula, bisa menyebabkan gangguan: pandangan kabur, badan gemetar, dan kalau kerja sulit konsentrasi,” paparnya.

Peneliti dari American Diabetes Association itu menyebutkan saat tubuh mendapat asupan gula, sebagian besar gula akan diserap di usus kecil. Kemudian enzim yang menyerang molekul yang lebih besar, mengubahnya menjadi glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Baca lagi  Presiden Jokowi Menjadi Orang Pertama Indonesia yang Disuntik Vaksin Sinovac

Aktivitas hati dan otot menyimpan sebagian glukosa sebagai glikogen, sebuah molekul yang diubah kembali menjadi glukosa saat tubuh membutuhkannya.

Ketika glukosa mengalir ke aliran darah, kadar glukosa darah akan meningkat. Kemudian pankreas mengeluarkan insulin untuk membantu glukosa yang dibutuhkan dalam tubuh.

Tetapi tidak boleh berlebihan dalam mengkonsumsi gula. Jumlah porsinya per hari harus sesuai yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu sekitar 10 sampai 15 persen dari total asupan kalori harian.

Sebab, kalau berlebihan dalam mengkonsumsi gula (melebihi porsi yang dibutuhkan tubuh), efeknya akan menumpuk menjadi lemak di dalam tubuh. Dan akan menyebabkan gejala obesitas. Ini yang dapat merusak tubuh, karena terganggunya beberapa fungsi pada organ tubuh.

Mengganggu jantung

Mengkonsumsi gula berlebihan akan mengganggu kinerja jantung dalam memompa darah ke semua badan. Karena molekul dalam gula; yaitu glukosa 6-fosfat dapat menyebabkan otot jantung beralih jika terus-terusan terjadi. Dan ini bisa berpotensi meningkatkan tanda-tanda serangan jantung dan gagal jantung.

Menyebabkan hipertensi

Selama ini banyak orang beranggapan garam bisa menyebabkan hipertensi. Padahal bukan garam saja, tetapi mengkonsumsi gula yang berlebihan juga berpotensi menyebabkan terjadinya hipertensi.

Diabetes

Penyakit diabetes kini termasuk penyakit yang mematikan di dunia. Semua tipe penyakit ini sudah banyak menelan korban. Dan banyak anggapan kalau serangan diabetes ini lebih dikaitkan dengan makanan dan minuman yang mengadung gula sangat tinggi.

Karena unsur gula memang menjadi bagian yang paling banyak ditemukan dalam berbagai jenis makanan dan minuman. Sehingga seseorang perlu membatasi asupan gula yang berlebihan, saat memilih makanan dan minuman yang manis-manis.

Merusak gigi  

Selain itu makanan dan minuman yang mengandung gula bisa merusak gigi, karena ada bakteri pada gigi. Sehingga membusuk pada gigi akibat asam yang menyerang gigi. Sampai rusak.

Tidak boleh dalam tubuh ini kelebihan gula.

Lalu bagaimana untuk dapat mengetahui tanda-tanda dalam tubuh kelebihan gula?

Media kesehatan Everyday Health dalam artikelnya menyebutkan jika perasaan seseorang sering cemas, mudah stres, dan mudah tersinggung, ini bisa menjadi tanda-tanda kalau dalam tubuhnya kelebihan gula.

Hati-hati orang yang mudah lelah, setelah mengkonsumsi makanan dan minuman, ini menjadi tanda karena asupan gula yang sangat tinggi. Manis buatan dari makanan dan minuman, mudah diserap dan dicerna oleh tubuh, sehingga efeknya akan mudah lelah, sehabis mengkonsumsinya. Berbeda dengan manis gula yang alami seperti buah-buahan.

Dari hasil penelitian juga disebutkan munculnya jerawat di wajah dan kerutan di bagian pipi atau dahi, ini menjadi tanda jika di dalam tubuhnya kelebihan gula.

Lantas berapa idealnya gula yang dibutuhkan tubuh kita?

Tubuh kita butuh gula 50 gram gula atau setara dengan 4 sendok makan per hari. Adapun bagi mereka yang sudah menderita diabetes disarankan untuk membatasi asupan gula; tidak lebih dari 5 persen per hari.

RAFIKI ANUGERAHA M  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Sekolah di Daerah PPKM Level 4 Bisa Mulai Lakukan Simulasi Asesmen Nasional

adminJ9

Shalat Witir di Indonesia: 2 Rakaat Salam + 1 Rakaat Salam, Dinilai Kontroversi?

adminJ9

AS Percaya Sikap Taliban Tak akan Diskriminasi: Perempuan Boleh Bekerja

adminJ9