Perdana Menteri Australia, Scott Morrison (Foto BBC)
AUSTRALIA, jurnal 9.com – Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan bahwa Pemerintah Federal Australia menggelontorkan subsidi upah senilai AU$ 130 miliar kepada para pelaku usaha yang terkena dampak pandemik virus corona. Uang ini ditujukan untuk membayar karyawannya.
Perdana Menteri Australia, seperti dilaporkan wartawan Jurnal9.com dari Australia, Hengki Setiawan, menyebutkan para pelaku usaha akan menerima subsidi upah sebesar maksimal AU$ 1.500 per karyawan untuk waktu dua minggu. Pemberian subsidi ini bertujuan untuk mencegah jutaan orang yang kehilangan pekerjaannya, saat usahanya ditutup.
Subsidi ini menjadi paket ekonomi ketiga dan terbesar dari Pemerintah Australia untuk menangani dampak virus corona.
Scott Morrison memperkirakan ada 6 juta warga Australia yang akan mengakses dana subsidi ini selama enam bulan ke depan. “Ada kewajiban hukum bagi pengusaha untuk memastikan mereka memberikan subsidi upah penuh kepada karyawan,” tegasnya.
Skema subsidi yang diumumkan Pemerintah Australia awal pekan ini:
- Pemerintah memperkirakan subsidi upah senilai AU$ 130 miliar ini akan diakses oleh 6 juta orang Australia
- Subsidi bernama ‘Job keeper’ ini dirancang agar orang tetap bisa mendapat penghasilan
Pemegang Working and Holiday (WHV), pekerja sementara, pemegang visa bridging, dan mahasiswa internasional tak berhak mendapatkannya. “Subsidi paket job keeper ini tidak diberikan kepada mereka yang bukan warga negara atau penduduk tetap Australia,” ungkapnya.
Melihat skema subsidi itu, seorang imigran meminta kepada Pemerintah Australia untuk mempercepat aplikasi mereka yang sedang mengajukan Permanent Resident (PR), sehingga mereka bisa mengakses dana bantuan ini.
Mark Glazbrook, Direktur Eksekutif dari Migration Solutions mengatakan Pemerintah Australia juga harus memperluas kriteria mereka yang menerima. “Banyak di antara mereka yang tidak bisa menunjang kebutuhan sendiri, tak ada akses untuk memenuhi kebutuhan mendasar, makanan, atau pelayanan kesehatan,” kata Mark.
“Saya kira negara harus memiliki tanggung jawab untuk menjaga orang-orang yang sekarang ini berada di Australia,” lanjutnya.
Pemerintah memperkirakan hampir setengah dari total tenaga kerja di Australia akan menerima pembayaran subsidi ini selama enam bulan ke depan.
Sejumlah media massa Australia memberitakan ada enam juta orang di berbagai perusahaan yang terpukul karena penutupan dan kemerosotan ekonomi akibat pandemi corona. Dari total tenaga kerja yang terkena dampaknya ada sekitar 13 juta orang.
Mereka terdiri dari pekerja penuh waktu, karyawan paruh waktu, pebisnis, dan pekerja lepas, yang telah bekerja di perusahaan atau perusahaan nirlaba.
Para pemilik perusahaan, majikan, atau pengusaha juga akan berurusan dengan pemerintah, mulai dari mengisi dokumen dan menerima subsidi upah.
Karyawan yang tercatat di pembukuan, walaupun bisnisnya berhenti sementara, akan tetap menerima gaji lewat rekening bank mereka.
“Siapa saja yang memenuhi syarat untuk menerima pembayaran, ini tergantung pada perusahaan tempat mereka bekerja. Jika memenuhi syarat bekerja di perusahaan dengan omset kurang dari AU$ 1 Miliar, dengan pendapatan turun setidaknya 30 persen.”
“Pengusaha yang menerima pembayaran akan diwajibkan oleh hukum untuk meneruskannya kepada karyawan mereka,” papar Mark Glazbrook.
Dana ini akan mulai disalurkan pada awal Mei mendatang. Kantor Pajak Australia akan mengganti pengeluaran pembayaran gaji karyawan oleh perusahaan mulai dari Maret sampai April dan Mei.
Orang-orang yang dipecat memenuhi syarat, tapi mereka kehilangan pekerjaan sebelum pengumuman pemerintah ini, maka bisnis mereka harus mendaftar program ini, dan mengembalikan nama mereka yang dipecat ke pembukuan perusahaan.
ARIEF RAHMAN MEDIA