Jurnal9.com
Headline News

Kudeta di Myanmar? Semua Jaringan Telepon Diputus, Aung San Suu Kyi Ditangkap

Kondisi di Ibukota Myanmar yang dikepung militer

MYANMAR, jurnal9.com – Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan tokoh senior partai berkuasa Liga Nasional untuk Demokrat (LND) ditangkap oleh militer dalam penggerebekan pada Senin (1/2/2021) dini hari waktu setempat.

Hal itu disampaikan Juru bicara partai berkuasa, Myo Nyunt kepada Reuters melalui telepon.

“Saya ingin memberitahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah, dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum,” katanya.

Selama berhari-hari belakangan ini terjadi ketegangan antara pemerintah sipil dan junta militer. Ini dipicu kemenangan partai Suu Kyi pada pemilu November 2020 yang menurut militer dicurangi, sehingga menimbulkan ketakutan akan terjadi kudeta.

LND pimpinan Aung San Suu Kyi meraih kemenangan dalam pemilu 8 November 2020 lalu. Pemilihan yang dianggap bebas dan adil oleh pengamat internasional, setelah berakhirnya kekuasaan militer pada 2011.

Namun, kelompok militer menilai telah terjadi kecurangan pemilih yang meluas meski sudah dibantah oleh komisi pemilihan. Hal ini telah menyebabkan konfrontasi langsung antara pemerintah sipil dan militer.

Panglima Tertinggi, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengatakan kepada personel militer pada Rabu (27/1/2021) bahwa konstitusi harus dicabut jika tidak dipatuhi.

Seorang diplomat Barat di Yangon mengatakan informasi tentang situasi saat ini sulit untuk diverifikasi. Karena saluran telepon dan koneksi internet ke ibukota Myanmar tidak bisa dihubungi setelah terjadi penangkapan Aung San Suu Kyi pada tengah malam.

“Tidak banyak orang yang bisa berbicara mengenai operasi penangkapan yang dilakukan tentara semalam. Kami berasumsi bahwa militer sedang melakukan kudeta,” kata Myo Nyunt.

Konflik itu memicu spekulasi kemungkinan terjadinya kudeta pengambilalihan kekuasaan dari sipil oleh militer Myanmar yang dalam sejarahnya selalu ingin menguasai negara.

Baca lagi  Pariwisata Wakatobi Masuk Nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2020

“Negara ini ditentukan oleh sejarah itu, jadi ini tidak bisa dimaafkan. Orang-orang dari Myanmar akan menganggap itu tidak bisa dimaafkan,” katanya.

Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyuarakan keprihatinannya mendengar rencana militer Myanmar untuk melakukan kudeta.

Pada Sabtu (30/1/2021), Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan dia mengikuti dengan “keprihatinan yang besar” mengenai perkembangan di Myanmar. Di mana militer mengatakan akan mengambil tindakan jika keluhan tentang pemilihan umum tidak ditangani.

Selain itu Australia, Inggris, Kanada, Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS), serta 12 negara barat lainnya, dalam pernyataan terpisah mendesak militer untuk “berpegang pada norma demokrasi”.

Mereka mengatakan bahwa mereka menentang “segala upaya untuk mengubah hasil pemilu atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar”.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Panji Gumilang Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Penistaan Agama, Ujaran Kebencian

adminJ9

Duh! Diprediksi Proyek Kereta Cepat Tak Akan Balik Modal Sampai Kiamat

adminJ9

Ketagihan Medsos Bisa Ganggu Kesehatan Mental

adminJ9