NEW YORK, jurnal9.com – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk keras penangkapan Aung San Suu Kyi serta sejumlah pemimpin politik Myanmar lainnya, dan mendesak pihak militer untuk menghormati hasil pemilu di Myanmar.
“Perkembangan ini menunjukkan serangan yang serius terhadap reformasi demokratis,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric, Minggu (31/1) waktu New York, AS, atau Senin waktu Myanmar.
“Semua pemimpin harus bersikap untuk kepentingan demokrasi Myanmar, dengan melakukan dialog, menahan diri dari kekerasan, dan menghormati hak asasi manusia, serta kebebasan fundamental,” ungkapnya seperti dilaporkan Reuters.
Pihak militer Myanmar mengumumkan status kedaruratan pada Senin usai mereka melakukan penahanan terhadap para pemimpin senior di pemerintahan, sebagai aksi yang mereka sebut untuk merespons kecurangan pemilu November 2020 lalu.
Dalam sebuah video yang disiarkan di saluran televisi milik militer, disebutkan aksi pengambilalihan secara paksa oleh militer itu, kemudian kekuasaan diserahkan kepada pimpinan pasukan bersenjata, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
ARIEF RAHMAN MEDIA