Jurnal9.com
Business Headline

Luhut: Resesi di Depan Mata, Namun Bukan Akhir Segalanya

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan

Pemerintah akan terus berupaya agar pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 bisa mendekati 0 persen dan tidak mencatatkan level yang negatif.

JAKARTA, jurnl9.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan perekonomian Indonesia terancam mengalami resesi pada tahun ini, setelah pada kuartal II/2020 lalu minus 5,32%.  Sementara pada bulan Juli kontraksinya lebih dalam dibandingkan Juli.

Namun Luhut menilainya ini bukanlah akhir segalanya, pemerintah terus berupaya agar pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 bisa mendekati 0 persen. Meskipun tidak menutup kemungkinan, capaian pertumbuhan ekonomi pada Juli-September bisa berada pada level negatif.

“Kami akan berusaha kuartal III/2020 ini pertumbuhan ekonomi mendekati 0 persen atau minus 0 koma sekian. Tapi kalau itu [resesi] terjadi, maka itu bukan akhir dari segalanya,” katanya, dalam kickoff Program Bank Indonesia dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Minggu (30/8).

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi ini dalam diskusinya dengan Bank Dunia (World Bank) pada Sabtu (30/8) malam, mengungkapkan Indonesia dinilai sudah berada pada jalur yang tepat dalam melakukan pemulihan ekonomi. Strategi yang dilakukan Indonesia, menurut Bank Dunia sudah sesuai dengan harapan.

“Kita jangan mau ditakut-takuti dengan hal yang buruk terutama pertumbuhan ekonomi yang negatif di kuartal III ini. Kami akan berusaha sekuat-kuatnya,” jelasnya.

Dia pun meyebutkan, kunci pemulihan ekonomi pada kuartal III/2020 ada pada kekompakan, kerja sama antarpihak dan semangat memacu inovasi.

Selain itu, menurut Luhut, Indonesia disebut oleh Bank Dunia jauh lebih mudah melakukan pemulihan ekonomi daripada negara-negara yang mengandalkan high technology.

Hal itu tak lepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung dengan konsumsi, yakni mencapai 58 persen dari total produk domestik bruto (PDB).

Baca lagi  UKM Didorong Masuk Pasar Digital dan Manfaatkan Smesco sebagai Center of Excellence UMKM

“Tadi malam saya bicara dengan Bank Dunia. Mereka sebut Indonesia lebih mudah recovery karena memiliki komposisi pertumbuhan ekonomi didominasi oleh konsumsi, dibandingkan negara-negara lain yang hanya manfaatkan tekonologi saja. Makanya kita siapkan ini,” lanjutnya.

Menurut Luhut, dengan kombinasi sektor konsumsi dan teknologi yang dimiliki Indonesia, ekonomi akan lebih mudah melakukan pemulihan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2020, tegas Luhut,  mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen year on year (yoy). Perlambatan tersebut tercermin dari pengeluaran konsumsi domestik yang terkoreksi 5,5% atau menjadi yang terburuk selama 20 tahun terakhir.

Sumber: Ant  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Ini Gejala Serangan Jantung yang Sering Diabaikan: Sering Lelah, Nyeri Lengan dan Punggung

adminJ9

BPK Berikan Opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah 2019

adminJ9

KemenkopUKM Gulirkan Program Magang Untuk Cetak Wirausaha Baru

adminJ9