Jurnal9.com
BusinessHeadline

Inflasi Rendah Menjadi Salah Satu Penyebab Ekonomi Indonesia Melambat pada 2025

Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute

JAKARTA, jurnal9.com – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 ini diperkirakan sebesar 5,2%. Sedangkan inflasi diperkirakan pada kisaran 2,5%. Namun IMF menurunkan proyeksi ekonomi Indonesia menjadi 4,7%. Dan inflasi diperkirakan hanya 2,3%

“Kenyataannya pada Maret 2025 inflasi hanya mencapai 1,03%. Melihat inflasi dalam kondisi rendah ini, diperkirakan menjadi salah satu penyebab perekonomian Indonesia akan melambat pada 2025,” ungkap Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, dalam diskusi yang diadakan secara daring, Senin (28/4/2025).

Ia menyebut hal ini menjadi sinyal peringatan yang kurang baik terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi nasional.

“Ini menunjukkan kinerja konsumsi tidak berjalan optimal, sehingga pengaruhnya pada pertumbuhan ekonomi nasional yang akan terhambat. Sebab konsumsi rumah tangga merupakan penyokong utama pertumbuhan ekonomi kita,” ia menambahkan.

“Sebab konsumsi kita sulit berharap tinggi ketika daya beli turun. Karena kemampuan masyarakat untuk konsumsi sangat rendah. Ini yang menyebabkan peran konsumsi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi akan terbatas,” lanjut dia.

Piter meminta pemerintah harus mengantisipasi pelemahan daya beli masyarakat, karena jika pelemahan daya beli ini terus terjadi, pemerintah akan kesulitan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%.

“Ini salah satu alasannya, kenapa Bank Dunia menurunkan proyeksi ekonomi Indonesia menjadi 4,7%,” cetusnya memberikan alasannya.

“Kondisi ini yang perlu kita cermati. Sebab jika pelemahan daya beli ini rendah, kita akan sulit untuk mengharapkan pertumbuhan ekonomi seperti yang ditargetkan pemerintah,” kata Piter menegaskan.

Menjawab kritik IMF

Menkeu Sri Mulyani sendiri menjawab kritik dari IMF yang menurunkan proyeksi ekonomi Indonesia menjadi 4,7%, kalau Indonesia tetap optimis pertumbuhan ekonomi masih bisa mencapai 5 persen.

Baca lagi  Sayur Bayam Dapat Mencegah Diabetes dan Menjaga Tekanan Darah

Meskipun IMF, kata dia, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 ini sebesar 0,4% dari 5,2% menjadi 4,7% akibat dari dampak kebijakan tarif resiprokal AS.

Menkeu menjelaskan besaran koreksi dari IMF itu lebih rendah dibandingkan koreksi terhadap negara-negara lain yang intensitas perdagangan internasionalnya lebih besar dari Indonesia.

Seperti Thailand besaran koreksinya sebesar 1,1%, Vietnam 0,9%, Filipina 0,6% dan Meksiko 1,7%.

Sri Mulyani memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 saja masih cukup positif di tengah gejolak perekonomian global. “Hal ini menunjukkan perekonomian Indonesia masih ditopang kuatnya konsumsi rumah tangga dan keberlanjutan dari proyek-proyek strategis nasional,” cetusnya.

Sebelumnya laporan Bank Dunia outbook edisi April 2025 yang dikutip Minggu (27/4/2025), menyebutkan pemangkasan pertumbuhan ekonomi Indonesia itu juga disebabkan ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan penurunan harga komoditas. Sehingga berdampak pada perdagangan Indonesia.

“Meskipun sulit mengukur dampak itu karena ketidakpastian kebijakan perdagangan global yang terus terjadi,” sebut Bank Dunia itu dalam laporannya.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

CDC China: Kemasan Makanan Beku Dapat Tularkan Virus Corona?

adminJ9

Otak Bom Bali, Disidang Pekan ini: Pengacaranya Yakin Hambali Tak Bersalah

adminJ9

Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva: Tolak Tes Covid-19 Bisa Dipenjara 1 Tahun

adminJ9

Leave a Comment