Budi Waseso saat dicegat wartawan
JAKARTA, jurnal9.com – Budi Waseso yang akrab dipanggil ‘Buwas’ ini mengetahui soal isu dirinya akan diangkat menjadi Menteri Pertanian, menggantikan Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Cuma dirinya yang menjabat Direktur Utama Perum Bulog, saat ini masih fokus menjalankan tugasnya. Karena sisa dua bulan lagi, masa jabatannya di Bulog akan berakhir.
“Sekarang apa yang jadi tugas saya, dijalankan dulu dengan baik. Dan fokus saya dalam waktu dekat ini punya tugas penting; bagaimana operasi pasar yang saya jalankan sekarang ini bisa menurunkan harga beras,” kata Buwas kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
“Lalu ke depannya saya mau diapain [diberi amanat presiden], ya terserah. Tidak ada masalah, karena saya sudah terbiasa dengan [pergantian] itu,” lanjutnya.
Dia menegaskan jika setelah selesai jalani tugas di Bulog, lalu oleh Presiden diamanatkan tugas baru, dirinya sudah siap menjalankan perintahnya.
Padahal sebelumnya, Buwas mengaku setelah selesai dari Bulog, dirinya tidak memiliki rencana apa-apa.
Namun karena dirinya sedang disebut-sebut akan menggantikan SYL sebagai Menteri Pertanian, Buwas tak menampiknya. Apalagi wartawan sudah mengetahui, setelah Dirut Bulog ini dipanggil Presiden Jokowi, Selasa (31/1/2023) lalu.
Ketika wartawan mencegatnya di Istana Kepresidenan, dan menanyakan amanat jabatan yang akan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Buwas menjawab dirinya hadir untuk mengikuti rapat terbatas (ratas).
“Amanat jabatan apa?,” tanya balik Buwas kepada wartawan.
Kemudian wartawan menanyakan kenapa bukan Syahrul Yasin Limpo yang diundang rapat terbatas?
Buwas mengatakan dalam Ratas ini yang diundang hanya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo dan Dirut Perum Bulog.
“Ya yang diundang saya cuma bertiga urusan beras ya, ini kan soal panyaluran, soal operasi pasar,” jawab Buwas.
Buwas megaku dirinya hadir sebagai pihak yang akan melaksanakan operasi pasar. Zulhas hadir sebagai pihak yang bertanggung jawab tentang stabilisasi harga. Dan Arief dihadirkan sebagai pihak yang akan menganalisis kebijakan terkait pangan.
Rekam jejak Buwas
Ini rekam jejak Buwas yang digadang-gadang akan menggantikan SYL jadi Mentan:
Melansir dari berbagai sumber, Budi Waseso menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) sejak 8 September 2015, pada era kepemimpinan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti.
Ia dilantik menjadi Kepala BNN menggantikan Komisaris Jenderal Anang Iskandar yang telah menahkodai lembaga anti-narkotika itu sejak 2012.
Kemudian Buwas bertukar posisi dengan Anang. Anang menempati posisi yang sebelumnya dijabat Buwas sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.
Buwas yang merupakan jenderal bintang tiga ini diketahui mengawali karirnya setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian pada 1984.
Menantu mantan Deputi Kepala Polisi Republik Indonesia, Jenderal Pamudji ini juga pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Barito Utara, Kalimantan Tengah, Kepala Kepolisian Resor Kota Palangkaraya 2004, dan Kaden Opsnal II Puspaminal Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada 2007 dengan pangkat Komisaris Besar.
Kemudian satu tahun berselang, Buwas pindah posisi menjadi Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
Dan karir Buwas terus melambung, sampai ia ditarik ke Markas Besar Polri pada tahun 2009.
Di Mabes, ia menjabat Kepala Bidang Litpers Pusprovos Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, sebelum menjabat sebagai Kepala Pusat Pembinaan Internal Polri dengan pangkat Brigadir Jenderal pada 2010 hingga 2011.
Buwas juga pernah memulangkan Brimob Polda Gorontalo, Norman Kamaru dikarenakan tampil di stasiun televisi tanpa izin terlebih dahulu kepada atasan pada Juli 2011.
Pada saat itu, Norman Kamaru sangat digandrungi masyarakat setelah videonya berjoget dan menirukan lagu India beredar di YouTube.
Pada Juli 2012, Buwas diangkat menjadi Kepala Polda Gorontalo menggantikan Brigadir Jenderal Irawan Dahlan. Setahun dua bulan menjabat Kapolda Gorontalo, Buwas kemudian dimutasi ke Mabes Polri.
Pada September 2013, ia naik pangkat menjadi inspektur jenderal dan menjabat sebagai widyaiswara utama.
Pada 20 Januari 2015, Buwas resmi menjabat sebagai Kepala Bareskrim menggantikan Komisaris Jenderal Suhardi Alius. Pada saat itu, acara serah-terima jabatan berlangsung tertutup bagi media massa.
Berselang beberapa bulan setelah dilantik menjadi Kepala Bareskrim, ia kemudian dipindahkan menjadi Kepala BNN pada pertengahan 2015 hingga memasuki masa pensiun.
Buwas juga sering melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut adanya pengkhianat di lingkup internal Polri, ketika KPK menjadikan calon Kepala Polri saat itu, Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi.
Selepas adanya gonjang ganjing itu, ia pun pernah menjadi salah satu calon Kapolri untuk menggantikan Budi Gunawan yang batal dilantik oleh Presiden Joko Widodo.
Pada 2018, BUMN menunjuk Buwas sebagai direktur utama Bulog untuk menggantikan Djarot Kusumayakti.
Pada saat itu, Buwas masih menjabat sebagai Kepala BNN. Latar belakangnya sebagai penegak hukum akan berpengaruh pada kebijakan serta strategi yang akan diambil ke depannya.
ARIEF RAHMAN MEDIA