Jurnal9.com
Headline News

WHO Tak Temukan Bukti Asal-Usul Sumber Virus Corona di Wuhan China

Pasar tradisional hewan di Distrik Huanan, Wuhan ini tim ahli dari WHO juga melakukan penyelidikan untuk menemukan asal usul sumber virus yang kini menyebar ke seluruh dunia.

BEIJING, jurnal9.com – Sejumlah tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diterjunkan ke China dalam melakukan penyelidikan untuk mencari asal-usul sumber virus corona yang diduga berasal dari kota Wuhan itu ternyata tidak ditemukan bukti apa-apa.

Demikian laporan terbaru WHO yang dirilis pada Selasa (30/3/2021) atas penyelidikannya yang dilakukan selama hampir sebulan di China.

Karena tidak ditemukannya bukti asal-usul sumber virus corona (covid-19) itu, pihak Kementerian Luar Negeri China (MFA) China mendesak WHO untuk melakukan penelitian serupa di beberapa negara lain.

“Penelitian tentang asal-usul covid-19 merupakan misi global yang harus dilakukan di banyak negara dan wilayah,” demikian tegas pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China (MFA) yang dikutip Antara Rabu (31/3).

Laporan yang dirilis WHO tersebut merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti internasional dari WHO dan tim peneliti dari China di Wuhan pada 14 Januari-10 Februari 2021.

Penelitian dilakukan di Ibukota Provinsi Hubei sebagai tempat ditemukannya kasus covid-19 pertama pada Desember 2019 lalu.

Namun hasil penyelidikan selama 28 hari di Wuhan itu, tim WHO mengabaikan dugaan kebocoran virus di laboratorium Wuhan. Padahal dalam rekomendasi penelitian lebih lanjut mengenai penularan virus corona tersebut bisa terjadi kontak antara hewan dan manusia yang diduga ada penularan melalui makanan beku.

Alasannya penularan melalui makanan beku itu lantaran kasus pertama covid-19 ditemukan di pasar hewan di Distrik Huanan, Wuhan.

Karena dipercaya bahwa virus corona penyebab covid-19 berasal dari kelelawar yang menular ke manusia melalui hewan perantara lainnya.

Peter Ben Embarek dari tim ahli WHO sempat terjadi perdebatan dengan tim ahli dari China.

Embarek mengatakan identifikasi hewan masih dalam proses, dan tidak adanya kelelawar di Wuhan mengurangi (keyakinan) kemungkinan penularan langsung ke manusia.

“Tapi bisa jadi kemungkinan besar berasal dari spesies perantara, dan mendukung klaim China bahwa tak ada bukti terjadi wabah besar di kota Wuhan sebelum Desember 2019 lalu,” ungkap Embarek.

Baca lagi  BI Tegaskan: Dana dari IMF untuk Perkuat Cadangan Devisa RI itu Bukan Utang

Namun tim gabungan dari China yang diketuai Liang Wannian menjelaskan penularan dari hewan bisa saja kemungkinan itu terjadi. Tetapi sumbernya harus ditemukan dulu.

Embarek membantah teori bahwa kemungkinan ada kebocoran di Laboratorium Virologi Wuhan yang menyebabkan pandemi.

“Hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin. Tidak ada dalam hipotesis yang akan kami sarankan untuk dilakukan penelitian di masa mendatang,” ungkap Embarek yang dikutip AFP.

Sedangkan Liang Wannian meyakini dari hasil penelitiannya menunjukkan virus corona dapat menempel pada barang impor dari negara lain yang dibawa dari jarak jauh melalui produk beku.

Teori itu sedang diperdebatkan antara tim ahli WHO dan tim ahli China dengan argumentasi masing-masing.

Dalam penyelidikan tim WHO ke Pasar Seafood Huanan, tempat asal munculnya kasus pertama virus corona yang sudah lebih dari setahun lalu itu hanya dilakukan satu jam.

Setelah tim ahli WHO selesai melakukan penyelidikan di beberapa tempat yang diduga asal sumber virus corona tersebut, bertemu dengan pejabat dan tim ahli China.

Penyelidikan tim WHO paling lama dilakukan di Institut Virologi Wuhan yang menghabiskan waktu lebih dari empat jam. Selama penelitian di institut tersebut, tim ahli WHO didampingi ahli virus corona kelelawar terkemuka asal China, Shi Zhengli yang juga sebagai direktur Institut Virologi Wuhan.

Apresiasi MFA

Upaya tim WHO dalam melakukan penyelidikan di Wuhan itu mendapat apresiasi dari Kementerian Luar Negeri China (MFA). Sebab laporan WHO bersama tim peneliti China itu dilakukan penelitian secara profesional yang berbasis ilmu pengetahuan.

Pihak MFA mengatakan jika selama ini banyak negara lain menganggap negaranya mempolitisasi upaya penelusuran virus corona di Wuhan China, pendapat itu akan menghambat kerja sama global, melemahkan upaya anti-epidemi secara global, dan menyebabkan lebih banyak jatuhnya korban jiwa.

“Hal ini bertentangan dengan keinginan komunitas internasional untuk bersatu dalam melawan pandemi,” demikian tegas MFA.

ARIEF RAHMAN MEDIA

 

Related posts

Arab Saudi Putuskan Haji Tahun ini Dilaksanakan Secara Terbatas

adminJ9

Pencopotan Endar Dinilai Janggal, Dewas KPK Tak Temukan Pelanggaran Etik

adminJ9

Prabowo Maju Capres untuk Memecah Pemilih Anies di Pilpres 2024?

adminJ9