Jurnal9.com
Business

Sinergi 3 Kementerian, Kadin akan Tingkatkan Peran UKM Suplai Kebutuhan Haji dan Umrah

JAKARTA, jurnal9.com – Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersinergi dalam meningkatkan peran usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah asal Indonesia.

Sinergi tersebut diwujudkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama dan Perjanjian Kerja Sama secara virtual hari ini, Rabu (13/1/2021).

Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama dilakukan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, dan Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani di kantor masing-masing dan terhubung secara virtual.

Tema penandatanganan yang diusung yaitu “Optimalisasi Peran Usaha Kecil dan Menengah dalam Memenuhi Kebutuhan Jemaah Haji dan Umrah.”

“Penandatanganan ini membuka peluang untuk mendorong ekspor produk UKM ke Arab Saudi dalam upaya memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia,” kata Mendag Muhammad Lutfi.

“Kerja sama ini memberi kesempatan bagi UKM Indonesia untuk berkontribusi dalam peningkatan ekspor nonmigas. Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah percepatan ekspor nonmigas di masa pandemi, termasuk pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021,” tambahnya.

Menurut Lutfi, ada potensi pasar di Arab Saudi yang datang dari kebutuhan makanan dan minuman jemaah haji dan umrah asal Indonesia ketika berada di Arab Saudi. Dan ini bisa dimanfaatkan sebagai peluang ekspor di Tanah Suci.

“Kita bisa melihat ada niche market orang Indonesia yang setiap tahunnya pergi ke Tanah Suci, yaitu perlu asupan makanan, kangen produk-produk dan makanan Indonesia. Kami ingin produk-produk Indonesia bisa menjadi subjek utama produk nonmigas kita di sana, terutama yang berasal dari para pelaku UKM,” ungkap Mendag.

Sejak 2019 Kementerian Agama mewajibkan penggunaan produk Indonesia kepada penyedia jasa layanan haji di Arab Saudi. Berdasarkan data Kemenkop UKM dan Kadin Indonesia, bahwa pelaku UKM Indonesia memiliki potensi untuk memenuhi permintaan atas kebutuhan tersebut.

Teten Masduki mengapresiasi langkah konkret yang diambil bersama Kementerian  Koperasi dan UKM yang dipimpinya dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama, dan Kadin sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap pengembangan ekspor produk UKM ke Timur Tengah. “Kerjasama ini merupakan wujud optimisme di awal tahun, yang menunjukkan bahwa UKM mampu bertahan di tengah pandemi yang belum usai,” .

Aksi kolaboratif ini, menurut dia, merupakan kunci sukses untuk memajukan UMKM  sebagai komitmen pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

“Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, UMKM harus dapat terus bertransformasi agar bisa berdaya saing di pasar domestik dan global. Salah satu program prioritas Kemenkop UKM dalam mendukung upaya transformasi ini adalah dengan memastikan UKM bisa masuk ke rantai pasok, khususnya di jalur ekspor yang terlihat dari sinergi dalam kegiatan ini,” jelas MenkopUKM.

Baca lagi  Budi Hartono, Orang Terkaya Indonesia Surati Jokowi, Tolak PSBB Jakarta

Data Kementerian Agama menunjukkan, jumlah jemaah haji Indonesia 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 204 ribu dan 221 ribu orang. Sementara itu jemaah umrah Indonesia 2018 dan 2019 rata-rata mencapai 1 juta orang.

Wakil Menteri Agama Zainut mengatakan kerja sama ini dapat mendukung pemenuhan kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia di Tanah Suci. “Kehadiran jemaah haji dan umrah itu tentu perlu diberikan dukungan untuk memenuhi kelengkapan mereka di Tanah Suci. Mulai dari kain ihram, perlengkapan ibadah seperti alas shalat, tasbih, makanan dan minuman. Karenanya, kami amat mendukung adanya nota kesepahaman ini,” ujarnya.

Kerja sama ini berpotensi menggenjot ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi melalui pengadaan produk UKM untuk kebutuhan haji dan umrah, seperti makanan dan minuman, kecap, saus sambal, kopi, hingga teh. Beberapa produk lainnya yang juga dapat digenjot ekspornya adalah toiletries seperti handuk, sabun, sampo, dan pasta gigi; serta kebutuhan transportasi darat selama berada di Arab Saudi. Kebutuhan produk untuk jemaah haji dan umrah terbilang cukup besar.

Usai penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama, selanjutnya dilakukan penandatanganan naskah Perjanjian Kerja Sama oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan; Plt. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Oman Fathurahman; Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM, Victoria Br Simanungkalit; Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop UKM, R.S. Hanung Harimba Rachman; dan Ketua KADIN Indonesia Komite Tetap Timur Tengah dan OKI, Fachry Thaib.

Ketum Kadin Rosan juga menyampaikan dukungannya terhadap kerja sama ini. “Kami sepenuhnya mendukung Nota Kesepahaman Bersama dan Perjanjian Kerja Sama ini untuk menciptakan sinergisitas para pemangku kepentingan dalam mengoptimalisasi peran UKM untuk memasuki pasar ekspor, terutama untuk kebutuhan jemaah haji dan umrah.”

“Harapan kami, dengan adanya kerja sama ini tidak hanya akan membuka peluang ekspor ke Arab Saudi, tetapi juga ke negara-negara Timur Tengah lainnya,” kata Rosan.

Pada periode Januari–Oktober 2020, ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi tercatat sebesar USD 1,08 miliar. Sedangkan impor nonmigas Indonesia dari Arab Saudi tercatat hanya USD 395 juta. Capaian ini menjadikan neraca perdagangan nonmigas Indonesia surplus hingga USD 687 juta, atau naik 12,17 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar USD 613 juta. Produk ekspor Indonesia ke Arab Saudi dengan nilai tertinggi, antara lain kendaraan, minyak sayur, ikan olahan, bumbu, dan kertas.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

MenkopUKM Dorong Peran Pemuda Inspirasi UMKM Milenial Berbasis Masjid

adminJ9

Usaha Mikro di Tabanan Kembali Menggeliat Berkat Sentuhan Banpres Produktif

adminJ9

Dalam RUPS 2023 ini Suparma Putuskan Tidak Membagikan Deviden

adminJ9