Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam talkshow ‘Sinergi dan Kolaborasi dalam Pemberdayaan UKM Guna Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Kendari, Sulawesi Tenggara.
KENDARI, jurnal9.com – Tak bisa dipungkiri pandemi covid-19 membuat sektor koperasi dan UMKM terkena imbas yang cukup besar. Karena itu Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan perlu upaya serius dalam meningkatkan kekuatan UMKM pasca pandemi nanti.
KemenkopUKM menekankan tiga upaya transformasi yang perlu dilakukan koperasi dan UMKM. Pertama, transformasi UMKM dari sektor informal ke formal. Karena masih banyak koperasi dan UMKM yang belum berbadan hukum.
Dari badan hukum ini, kata Teten, UMKM akan terus berkembang. Pasca pandemi nanti akan banyak bermunculan usaha mikro baru, akibat dampak pemutusan hubungan kerja saat covid-19, sehingga mereka memilih untuk membuka usaha mikro.
“Strategi kami di kementerian, bagaimana usaha mikro dan kecil ini tumbuh ke atas. Ditambah, masalah izin pendirian koperasi di Undang-Undang Cipta Kerja makin dimudahkan, sekaligus mendorong kesempatan UMKM naik kelas,” ungkap Teten dalam talkshow ‘Sinergi dan Kolaborasi dalam Pemberdayaan UKM Guna Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/12).
Kedua, transformasi digital. “Untuk marketing pemasaran nanti lebih efisien bisnisnya lewat proses digital, termasuk dari sisi payment digital. Ini penting disiapkan UMKM untuk dihubungkan ke ekosistem digital,” ujarnya.
Ia bersyukur, saat ini UMKM juga sudah dibantu oleh program Pasar Digital (PaDi). Terkait itu KemenkopUKM telah bekerja sama dengan 9 BUMN. Sehingga penciptaan peluang pasar bagi UMKM makin besar.
Ketiga, transformasi teknologi produksi, supaya UMKM memiliki daya saing. Soal ini Teten pun mengeluhkan banyaknya market dalam negeri yang diserbu produk impor lewat e-commerce.
“Kalau UMKM mau bersaing, maka harus ada standarisasi global. Ini sedang terus kita rancang,” tegasnya.
KemenkopUKM juga mendorong inisiatif dengan membangun rumah produksi bersama. Tujuannya agar UMKM bisa terus produksi secara bersama-sama, meski mereka tak memiliki pabrik sendiri.
“Kita juga ingin transformasi UMKM rantai pasok. Karena kebanyakan usaha UMKM kecil-kecil ini, dibantu supaya bisa tembus ke pasar lebih besar secara nasional,” ucap Teten.
Diakui Teten, UMKM terkena dampak langsung dari sisi supply dan demand, sehingga dibutuhkan strategi UMKM ke rantai pasok nasional maupun global, selain juga klaster, komoditas maupun digitalisasi.
MenkopUKM menyebut, jumlah UMKM sebanyak 64 juta sekitar 22,9 persennya mengalami penurunan penjualan, 20 persen distribusi terganggu, 19,3 persen terkendala modal, dan sekitar 18 persen mengalami kesulitan bahan baku.
“Di tengah daya beli turun, maka penting ekonomi nasional digerakkan oleh belanja pemerintah. Kami juga menggerakan beli produk UMKM lewat Gerakan Belanja Buatan Dalam Negeri,” tuturnya.
Dukung Bazaar UMKM
Di kesempatan yang sama, Menkop Teten juga mengapresiasi penyelenggaran bazaar UMKM oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Ia berharap, upaya ini makin menambah penjualan dan omzet UMKM.
“Berharap kerja sama Pemda dan swasta juga terus terjalin. Karena untuk bisa maju tak bisa sendiri, tapi harus berkolaborasi,” tegasnya.
Menkop juga meminta agar pelaku UMKM Sulawesi Tenggara melalui koordinasi Pemrov untuk bisa fokus pada potensi laut, sumber daya ikan kurang lebih mencapai 2 juta ton per tahun, namun yang tergarap baru mencapai 60 persen.
“Kalau fokus bisa sampai pasar global yang lebih besar. Seperti Kanada misalnya, mereka fokus pada produk perikanan dan seafood,” pintanya.
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengatakan, Pemprov sangat berterima kasih atas bantuan permodalan dari pemerintah pusat. Mulai dari keringanan kredit perbankan, pelatihan UMKM, hingga bantuan stimulus lainnya saat pandemi. Saat ini UMKM di Sultra mencapai 147 ribu dengan koperasi aktif sebanyak 200 unit.
Ia menegaskan, dengan pelaksanaan bazaar UMKM bisa menjadi aksi kemitraan oleh Pemprov, di samping memperkuat modal UMKM yang merupakan wujud tanggung jawab pemerintah dalam mendorong ekonomi daerah di tengah pandemi.
“Memberi kesempatan UMKM meningkatkan pemasaran, membuka peluang kemitraan UMKM dari berbagai kegiatan,” tuturnya.
ARIEF RAHMAN MEDIA