Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi saat rileks bersama anak dan menantunya di lingkungan Istana Bogor
LONDON, jurnal9.com – Majalah The Economist yang berbasis di London, menyoroti terjunnya anggota keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke panggung politik.
Dalam halaman utamanya, The Economist memuat judul ‘Politik Indonesia Menjadi Urusan Keluarga’. Kemudian ulasan beritanya mengungkap ini adalah pertama kalinya di Indonesia keluarga presiden ikut berpartisipasi politik.
Seperti di Pilkada 2020 ini, anak presiden dan menantunya mencalonkan jadi wali kota di daerah yang berbeda.
Anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mencalonkan wali kota Solo, dan menantunya, Muhammad Bobby Afif Nasution, mencalonkan wali kota Medan.
“Keduanya yang tidak memiliki pengalaman politik, tengah bergabung dalam pemilihan daerah pada 9 Desember di bawah partai Jokowi, PDIP,” tulis media The Economist.
Media Inggris ini menyinggung Gibran bertarung memperebutkan kursi walikota Solo yang sebelumnya pernah diduduki ayahnya, Presiden Jokowi. Bahkan disebutkan Gibran sudah meraih suara cukup jauh dibandingkan lawannya. Ini yang membuat Pilkada terkesan lebih kepada penobatan daripada pemilihan.
Sementara itu, menantunya Bobby Nasution maju dalam kontestasi pemilihan wali kota Medan, Sumatra Utara pada Pilkada serentak 2020.
Bobby yang merupakan suami dari Kahiyang Ayu, putri Presiden Jokowi, maju lewat PDIP sebagai calon wali kota Medan. Menantu presiden ini berpasangan dengan Aulia Rachman sebagai calon wakil wali kota Medan.
Berbeda dengan beberapa presiden sebelumnya yang dipimpin oleh figur yang berasal dari dunia politik maupun militer.
Presiden Jokowi bukan berasal dari latar belakang dunia politik. Tapi dari figur seorang pengusaha meubel di Solo. Ketika Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, membuat Indonesia mengalami peralihan politik.
Media Inggris ini juga menyindir pernyataan Jokowi dalam buku otobiografinya. Dalam buku otobiografi yang ditulis pada 2018 itu, Jokowi menyatakan bersumpah bahwa keluarganya yang kini terjun ke politik tidak akan bergantung padanya.
“Menjadi presiden tidak berarti menyalurkan kekuasaan kepada anak-anak saya,” ungkap Presiden Jokowi seperti dikutip The Economist dari buku autobiografinya.
ARIEF RAHMAN MEDIA