Jurnal9.com
Business

KemenkopUKM Gelar Pelatihan Vocational Ekspor Impor Produk UKM di Kuningan Jabar

KUNINGAN, jurnal9.com – Kementerian Koperasi dan UKM menggelar Pelatihan Vocational Ekspor Impor Produk UKM khususnya usaha mikro di sektor perikanan/peternakan secara hybrid di Kuningan, Jawa Barat.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim mengapresiasi pemerintah daerah Kuningan karena sudah memberikan perhatian yang sangat besar pada pelaku usaha mikro dan kecil.

“Di tengah pandemi ini 27 kabupaten di Jabar, Kuningan, PDB-nya tumbuh positif. Ini tentu berkat kontribusi dari pelaku usaha mikro dan kecil. Jadi bapak ibu semua luar biasa di tengah pandemi selalu berupaya melakukan inovasi, sehingga bisa beradaptasi dalam situasi yang tidak mudah sekarang ini,” kata Arif yang didampingi Sekretaris Daerah Kuningan Jawa Barat, Dian Rachmat Yanuar  dalam “Pelatihan Vocational Ekspor Impor Produk UKM” Kuningan, Sabtu (18/9/2021).

Pada kesempatan itu, turut hadir Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Kuningan, U. Kusmana.

Ia menekankan agar potensi UMKM di Kuningan harus direncanakan agar bisa tumbuh. Kebijakan pemerintah untuk infrastruktur publik yang mencakup jalan tol, stasiun, bandara, sebanyak 30 persen dialokasikan untuk pelaku usaha mikro dan kecil dengan biaya sewa yang rendah. Ini adalah peluang yang perlu dimanfaatkan.

Di dalam PP 7/2021 diamanatkan bahwa kegiatan pendampingan dan pembinaan usaha mikro untuk perizinan berusaha dan bantuan hukum. Pemerintah menyediakan anggaran yang besar untuk meningkatkan kapasitas SDM, salah satunya melalui kebijakan kartu pra kerja.

“Di Kementerian Koperasi dan UKM ada informasi terkait pengembangan SDM pelaku usaha melalui edukukm.kemenkopukm.go.id.  Saya mengajak pelaku UMKM yang ingin menjadi pengusaha yang sukses harus mau menambah ilmu, peluang-peluang yang ada juga harus ditangkap,” katanya.

Sedangkan mengenai pembiayaan, BI dan OJK sudah menetapkan kebijakan bahwa pembiayaan untuk usaha mikro dan kecil harus ditingkatkan. “Sekarang 20% akan ditingkatkan sampai 30% pada 2024. Artinya kita sebagai pelaku usaha harus menyiapkan diri untuk dapat mengakses kemudahan atas tersedianya pembiayaan, pendampingan. Pemerintah juga menyediakan pembiayaan melalui KUR. Namun  kita harus merancang usaha bisnisnya,” lanjut Arif menambahkan.

Baca lagi  Meski Pandemi, Kinerja Penjualan Trias Naik Capai Rp 2,7 Triliun, 2022 Pasar Lebih Baik

Di sisi lain ada dukungan dana bergulir dari LPDB KUMKM yang siap memperkuat permodalan koperasi dengan tingkat suku bunga rendah, 3 persen per tahun. “Ini peluang dan dukungan dari pemerintah kepada pelaku usaha mikro dan kecil,” katanya.

Sementara itu Sekda Kabupaten Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si berharap akan terus terbangun sinergi antara Kementerian Koperasi dan UKM bersama Pemerintah Daerah Kuningan.

Sebelum pandemi, hasil survei BPS jumlah kemiskinan pada 2019 akhir, Kab Kuningan termasuk dalam kabupaten termiskin ke 2 di Jawa Barat. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah tentunya terus melakukan koreksi, pembenahan, dan penyempurnaan agar pengangguran dan kemiskinan berkurang.

“UMKM Kuningan ingin naik kelas. Namun semua menyadari kita tidak dapat bergerak sendiri. Seluruh stakeholder harus berjalan bersama secara simultan,” katanya.

Beberapa kendala yang perlu diperhatikan terkait pengembangan UMKM di Kuningan, kata Arif, masih ada jenis produk yang tidak relevan untuk dikembangkan. Menentukan harga yang belum sebanding dengan kualitas. Kemudian memilih sumber daya manusia dan sistem promosi yang masih dilakukan secara konvensional, pemilihan lokasi kurang strategis. Hal ini menjadi fokus pembahasan agar bisa naik kelas.

“Peranan teknologi informasi dan media sosial harus dimaksimalkan oleh pelaku usaha. Tidak hanya promosi namun juga jual beli online agar dapat berkembang secara maksimal,” katanya.

Tidak kalah penting, legalitas produk usaha dan identitas produk UMKM agar lebih mudah mendapatkan akses perbankan, maka program pemerintah diupayakan mampu memberikan kepercayaan kepada masyarakat.

Ia juga mendorong pelaku UMKM untuk menemukan keunikan produknya agar ada faktor pembeda dengan kompetitor.

“Kami mengembangkan koperasi. Ada 675 koperasi yang digerakkan melalui transformasi digital manajemen. Kami berharap koperasi dan UKM dapat berjalan maksimal dan menguraikan pengangguran,” katanya.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Bupati Meranti Ancam Pindah Ke Malaysia Jika DBH Migas yang Diterima Tak Sesuai

adminJ9

BPK Khawatir Pemerintah Tak Bisa Bayar Utangnya: pada 2020 Capai Rp6.74,56 Triliun

adminJ9

IMF Proyeksikan Ekonomi Indonesia 2021 Tumbuh Lebih Rendah Dibanding Negara Asean

adminJ9