Pelabuhan Vivtoria, Kota Hong Kong
HONG KONG, jurnal9.com – Hong Kong mengalami resesi sejak negara ini dihantam mewabahnya virus corona sejak akhir 2019 lalu. Dan ini yang pertama dalam satu dekade sejarah negara jajahan Inggris tersebut jatuh ekonominya.
Sejak itu kondisi Hong Kong kacau karena diperparah dengan gelombang unjuk rasa anti pemerintah akibat gejolak politik.
Melihat kondisi itu Sekretaris Keuangan Hong Kong, Paul Chan memprediksi negaranya semakin sulit dalam upaya pemulihan ekonomi yang memburuk akibat pandemi. “Lonjakan kasus baru virus corona yang tak berhenti, kemudian diperparah kondisi politik, ini akan menghambat ekonomi Hong Kong. Saya perkirakan pemulihan ekonomi ini akan memakan waktu lebih lama,” tegasnya.
Namun pada bulan April 2021 ini, ekonomi Hong Kong akhirnya mencatatkan pertumbuhan positif; produk domestik bruto melonjak 7,8 persen secara year-on-year pada kuartal I 2021.
Angka pertumbuhan ekonomi yang melonjak itu di luar perkiraan yang disurvei Bloomberg. Seperti yang dirilis pada Senin (3/5/2021) pada kuartal I pada PDB meningkat 7,8 persen. Angka ini menunjukkan produk domestik bruto kuartal I meningkat 3,7 persen dari tahun sebelumnya. Ini membalikkan penurunan enam kuartal berturut-turut sebelumnya.
Paul Chan sendiri tak mengira jika pada kuartal I 2021 ini ada pertumbuhan yang mengesankan berkat kinerja ekspor yang kuat dan basis yang rendah dari tahun 2020 lalu.
Meski angka tersebut sebagian besar terdistorsi oleh basis rendah pada tahun lalu saat ekonomi melambat karena dilakukan lock down.
“Ekspansi kuartal-ke-kuartal, cerminan yang lebih baik dari momentum pertumbuhan, juga tumbuh mencapai 5,3 persen, jauh di atas perkiraan 0,7 persen,” ungkapnya.
Dengan demikian Hong Kong hanya mengalami rentang kurang dari dua tahun untuk dapat mengakhiri resesi ekonomi. Di mana sebelumnya; mencatat kontraksi tahunan berturut-turut yang belum pernah terjadi pada 2019 dan 2020 lalu.
Perekonomian Hong Kong mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih kuat karena permintaan ekspor naik dan belanja konsumen meningkat. Tercatat ekspor melonjak di atas 400 miliar dolar Hong Kong (US$ 51,5 miliar) untuk pertama kalinya pada Maret 2021 ini.
Penjualan ritel berdasarkan nilai melonjak 30 persen pada Februari 2021, ini kenaikan pertama dalam ukuran itu sejak Januari 2019 lalu.
Setelah Hong Kong melewati resesi, Sekretaris Keuangan Paul Chan memperkirakan ekonomi akan tumbuh 3,5 persen menjadi 5,5 persen pada 2021 ini. Namun di tengah mulai tumbuhnya perekonomian, kota Hong Kong masih terus bergulat dengan tingkat vaksinasi yang rendah dari penduduk yang tidak percaya. “Keadaan ini yang berpotensi menghambat upaya Hong Kong untuk bisa pulih sepenuhnya dari pandemi,” ujarnya.
ARIEF RAHMAN MEDIA