Film Vina Sebelum 7 Hari
BANDUNG, jurnal9.com – Kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon sudah 8 tahun berlalu. Hampir tak terdengar lagi selama ini. Tetapi, setelah film Vina Sebelum 7 Hari, ini viral. Kasusnya mencuat lagi.
Sehingga kasus pembunuhan disertai pemerkosaan Vina di Cirebon pada 2016 itu minta diusut kembali. Setelah melihat ceritanya di film, ternyata kasus ini menyisakan banyak kejanggalan. Ini yang banyak diperbincangkan publik.
Membuat mereka merasa empati terhadap Vina. Kemudian mereka memberikan dukungan lewat media sosial. Meminta kepolisian agar segera menangkap pelaku pembunuhan yang masih buron itu. Masak sudah 8 tahun, tiga pelaku yang buron itu belum tertangkap.
Desakan publik itu yang meminta keluarga Vina untuk menuntut kepolisian agar kasusnya ada kejelasan. Pelakunya mau sungguh-sungguh ditangkap atau dibiarkan saja berkeliaran?
Akhirnya keluarga Vina menemui pengacara kondang Hotman Paris di Jakarta. Meminta bantuan untuk mengungkap kembali kasus ini. Karena sudah 8 tahun berlalu. Kasusnya belum jelas. Padahal dari 11 pelakunya, baru 8 orang yang ditangkap.
Dan pada 2017, 8 orang pelaku itu sudah divonis. Di antaranya 7 orang: Rivaldi Aditya, Eko Ramadhani Sastra, Hadi Saputro, Jaya, Eka Sandi, Sudirman dan Supriyanto, divonis hukuman penjara seumur hidup. Dan satu pelaku lagi yang masih di bawah umur; Saka Tatal divonis hukuman 8 tahun penjara. Dan kini Saka Tatal sudah bebas.
Saat Hotman Paris mulai menangani kasusnya, ia kaget membaca Berita Acara Pemeriksaan (BAP)-nya. Karena nama 3 pelaku: Andi, Dani dan Pegi alias Perong yang buron itu hilang. Tidak ada lagi namanya dalam BAP.
“Ini kan aneh, ada 8 orang sudah divonis hukuman penjara. Tapi tiga pelaku yang buron, bisa hilang dari BAP. Ini kan jelas ada kejanggalan dalam penyidikan kasus pembunuhan Vina. Apalagi sudah 8 tahun yang lalu. Sampai sekarang belum terungkap 3 pelaku yang DPO itu,” ungkap Hotman Paris.
Adapun 3 orang pelaku yang buron selama 8 tahun itu tak pernah ada kejelasannya sampai sekarang.
Kemudian Kepolisian Polres Cirebon Kota menanggapi kritikan Hotman Paris itu. Kapolres katanya sudah merilis identitas pelaku yang buron itu. Yaitu ada nama Andi, ada nama Dani dan Pegi alias Perong. Dan kasusnya kemudian diambil alih Polda Jabar.
“Saat kasus ini diselidiki Polresta Cirebon (sekarang Polres Cirebon Kota), 8 pelaku yang mendekam di penjara Cirebon itu mengaku hanya mengetahui nama panggilan: Andi, Dani dan Pegi alias Perong. Nama aslinya mereka tidak tahu,” kata Kombes Pol Surawan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar kepada wartawan.
Kemudian saat berkas perkara ini sudah dilimpahkan dari Polresta Cirebon ke Polda Jabar, 8 pelaku pembunuhan Vina ini malah mencabut keterangan dalam BAP-nya.
“Padahal saat masih diperiksa di Cirebon, mereka kooperatif dan menjelaskan mengenai keterlibatan Andi, Dani dan Pegi. Saat itu mereka memberikan keterangan sesuai apa yang dilakukan 3 temannya yang kabur itu,” ujarnya.
Namun saat kasus ini dilimpahkan ke Polda Jabar, mereka beramai-ramai mencabut keterangannya. Dan tidak mengakui perbuatan ketiga temannya itu. Termasuk keterangan soal nama 3 temannya yang masuk DPO. “Seperti itu permasalahannya,” kata Surawan.
Melihat kejadian ini, Polda Jabar awalnya tidak mengetahui hal penghilangan 3 nama pelaku yang buron itu dalam BAP. “Penyidik saat itu tidak melakukan intervensi apa pun kepada para tersangka saat diperiksa,” tegas Surawan.
Kondisi itu kemudian menyulitkan penyidik untuk memburu 3 DPO yang belum diketahui ciri-cirinya secara jelas. “Sejak itu kita susah untuk menelusuri 3 pelaku yang menjadi DPO. Apalagi sampai berlarut-larut 8 tahun lamanya kasus ini terus bergulir, karena belum tertangkapnya 3 pelaku yang buron,” cetusnya.
Ini kejadiannya
Kasusnya terjadi pada 27 Agustus 2016. Berawal saat Vina (saat itu berusia 16 tahun) izin kepada keluarganya mau makan malam bersama temannya di luar rumah. Lalu pada tengah malam, sekitar pukul 1-an, pintu rumah Vina diketuk seorang anak muda. Ia mengabarkan kalau Vina mengalami kecelakaan.
Padahal anak muda yang memberi tahu Vina kecelakaan itu termasuk salah satu pelaku pembunuhan dari geng motor Cirebon. Orang tua Vina panik. Dan langsung menuju rumah sakit tempat Vina dirawat.
Ketika orang tuanya datang ke rumah sakit, Vina masih hidup. Tapi Vina sudah tidak bisa berbicara. Di wajah dan sekujur tubuhnya penuh dengan darah. Kondisinya sudah mengenaskan. Di bagian tubuhnya sudah rusak dan hancur.
Melihat kondisi Vina, bapaknya curiga, kalau Vina bukan mengalami kecelakaan. Karena polisi sebelumnya memberi tahu, terjadi kecelakaan tunggal. Ketika keluarganya mengecek lokasi kejadian, tak ada tanda-tanda bekas kecelakaan. Sebab di tempat kejadian, tempat tiang listrik yang ditabrak sepeda motor Vina, tidak ada kerusakan sama sekali. Bekas ceceran darahnya pun tidak ada.
Setelah pihak kepolisian melakukan olah TKP, ternyata juga tidak ditemukan bekas benturan motor yang menabraknya. Padahal anak muda yang mengabari orang tua Vina tadi, menyebut Vina mengalami kecelakaan; motornya menabrak tiang listrik. Tapi polisi juga tidak menemukan bekas benturan di tiang listrik tersebut.
Sampai akhirnya polisi mengungkap, ada dugaan kalau Vina dan Eky tewas karena dianiaya dan dibunuh.
Hal itu diperkuat bukti-bukti di lapangan, terungkap dari sejumlah saksi melihat Vina dan Eky naik sepeda motor berboncengan, kemudian saat melintasi di jalan raya tepat depan SMP 11 kota Cirebon, sekitar pukul 22.00, korban yang naik motor, dilempari batu oleh sekelompok anak muda; geng motor yang nongkrong dekat lokasi kejadian.
Lalu mereka dengan empat sepeda motornya berboncengan, mengejar korban (Vina dan Eky). Mereka berhasil mengejarnya, lalu memepet korban. Sambil korban terus menjalankan motornya, ada salah satu pelaku bernama Ramadhan menendang korban, dan teman yang lainnya memukul pakai balok kayu. Sehingga korban jatuh ke aspal dan berlumuran darah.
Dan korban yang jatuh ini diseret dibawa ke tempat lahan kosong dekat gedung SMP 11 itu. Kemudian sekelompk geng motor ini memperkosa bergiliran 11 orang. Dan ini dilakukan di depan Eky, sang pacarnya. Eky pun tak berdaya untuk melawannya. Melihat pacarnya si Vina diperkosa.
Melihat kedua korban sudah lemas dan tubuhnya berdarah-darah, mereka kemudian melarikan diri. Kemudian salah satu dari kelompok geng motor ini ada yang datang ke rumah orang tua Vina untuk mengabarkan kalau anaknya mengalami kecelakaan.
Itu yang diungkap Kapolres Cirebon Kota yang saat itu dijabat Ajun Kombes Pol Indra Jafar.
Setelah kejadian itu, Linda sahabat Vina dirasuki oleh sosok arwah yang diduga arwah Vina. Pada saat Linda kerasukan arwah Vina itu, keluarga Linda memberi tahu ayah dan kakak perempuannya. Dan diminta segera datang ke rumah Linda agar bisa mendengar cerita dari arwah Vina yang merasuki tubuh Linda.
Lalu pihak keluarga Vina merekam suara rintihan arwah Vina yang menceritakan kalau dirinya dibunuh oleh sekelompok geng motor di jalan raya Talun, dekat SMP 11 kota Cirebon. Bukan mengalami kecelakaan tunggal, seperti disampaikan anak muda dari geng motor itu. Mereka berbohong kepada orang tua Vina, karena ingin menutupi tindak kejahatan yang dilakukan mereka.
Mendengar rintihan arwah Vina lewat tubuh Linda itu, ayah Vina dan kakaknya percaya kalau apa yang diungkap tersebut benar. “Iya itu benar suaranya juga mirip adik saya,” tutur Marliana, kakak Vina.
Setelah rekaman suara arwah Vina itu viral, tak lama kemudian Linda pun menghilang entah ke mana. Padahal Linda yang kerasukan arwah Vina itu penting untuk dimintai keterangan mengenai apa yang dia alami. Keluarga Vina pun merasa kehilangan kontak. Tidak diketahui teman dekat Vina itu, pindah rumah ke mana?
Sperma di jasad Vina milik siapa?
Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duaji melihat kasus Vina ini bukan hanya pembunuhan saja, tetapi juga ada tindak kekerasan dengan pemerkosaan yang dilakukan secara bergilir oleh 11 orang pelaku. Dan ini yang belum diungkap tuntas.
“Semestinya penyidik lebih peka dan teliti dalam menyidik kasus yang menimpa Vina dan Eky ini. Karena yang terjadi bukan hanya pembunuhan saja, tapi juga ada pemerkosaan yang dilakukan kelompok geng motor itu,” ungkap Susno.
“Kalau saya amati dari penyidikan kasusnya, kekerasan yang menimpa Vina ini hanya berakhir sebagai pembunuhan saja. Adapun pemerkosaannya belum terungkap,” ia menambahkan.
Susno, menyebut di jasad Vina ditemukan sperma. Namun tak diketahui siapa pemiliknya. “Ini menjadi perhatian besar bagi polisi untuk mencari pemilik sperma,” kata Susno menegaskan lagi.
Polisi pada saat itu hanya menanyakan kepada para tersangka soal sperma yang ada di jasad Vina. Tanpa melakukan tes DNA.
“Kalau dalam kejadian ini ada pemerkosaan, memang kenyataannya ada sperma. Cuma sperma milik siapa? Ini yang nggak diungkap tuntas. Sebab dalam kejadian ini ada beberapa laki-laki yang tertangkap. Ada 8 orang yang ditangkap. Dan 3 orang yang buron, belum tertangkap. Ditambah 1 orang laki-laki yang meninggal, jadi korban pembunuhan,” ungkap Susno.
Kalau waktu itu, lanjut dia, sperma yang ditemukan, lalu dilakukan uji laboratorium, maka tersangka tak akan bisa mengelak soal dugaan pemerkosaan dalam kasus pembunuhan tersebut. “Sayangnya, polisi tidak melakukan tes DNA, sehingga sampai saat ini, sperma di jasad Vina masih menjadi misteri,” ia menegaskan.
Akhirnya, kasus pembunuhan Vina di Cirebon yang terjadi 2016 itu menyisakan banyak pertanyaan dan kejanggalan.
ARIEF RAHMAN MEDIA