Direktur PT Sekar Laut Tbk, John C Gozal (foto kanan) dan Corporate Secretary, Jimmy Herlambang (foto kiri) [dok. iNews].
SURABAYA, jurnal9.com – Di tengah gejolak perekonomian dunia, PT Sekar Laut Tbk (SKLT) berhasil melewati tahun 2024 dengan pencapaian yang memuaskan. Pendapatan neto perusahaan berhasil mencapai Rp 2,29 triliun pada tahun 2024. Angka ini naik 28% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,79 triliun.
“Pendapatan itu berasal dari penjualan ekspor tahun 2024 sebesar Rp 301,54 miliar, penjualan lokal sebesar Rp 958,01 miliar, penjualan barang dagangan dari ekspor mencapai Rp 6,58 miliar, dan penjualan lokal mencapai Rp 1,08 triliun,” kata Jimmy Herlambang, Corporate Secretary PT Sekar Laut Tbk, dalam paparan publik di Surabaya, Rabu (23/4/2025).
“Perusahaan pun berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp 583,4 miliar atau naik 53% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 470,25 miliar. Pencapaian ini bisa diinterpretasikan sebagai keberhasilan perusahaan yang mampu bertahan di tengah tekanan ekonomi global. Dan kinerja perseroan tetap positif,” ia menambahkan.
Sampai akhir tahun 2024, SKLT berhasil mencatat jumlah aset sebesar Rp 1,52 triliun, mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 1,28 triliun.
Adapun liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 607 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 466 miliar.
Sedangkan total ekuitas tercatat sebesar Rp 915 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 817 miliar.
“Selama tahun 2024, ekuitas kami meningkat sebesar 12%. Kontribusi peningkatan ekuitas terbesar diperoleh dari laba perusahaan. Kenaikan ekuitas ini menunjukkan kemampuan kami untuk mengelola sumber modal menjadi laba bersih, serta pendanaan non-utang yang akan berdampak pada kesehatan struktur modal kami,” kata Jimmy menjelaskan.
“Itu keberhasilan kami,” ia menegaskan.
Padahal selama tahun 2024, kata dia, perusahaan dihadapkan pada tantangan ekonomi global. Dampak geopolitik yang semakin besar dialami perekonomian Indonesia.
“Kita bisa lihat daya beli masyarakat semakin lemah, meningkatnya suku bunga acuan, ditambah lagi semakin maraknya produk dari perusahaan asing mulai meramaikan pasar domestik,” ia menambahkan.
Jimmy mengakui selain tantangan tersebut, perusahaannya juga menghadapi gejolak harga dan ketersediaan bahan baku.
Namun dalam menghadapi ketidakpastian sepanjang 2024 hingga sekarang, lanjut dia, perseroan terus berupaya mengimbangi dengan inovasi yang berkelanjutan, mulai dari pengembangan produk sampai pemasarannya.
“Perseroan harus berjalan dinamis dengan kemampuan adaptasi yang tinggi. Tentu disertai pengetahuan akan kondisi pasar dan kemampuan menangkap peluang baru,” ujarnya.
“Selain itu perseroan terus mengeluarkan produk baru yang higienis dan diminati masyarakat. Tanpa menurunkan mutu dan kualitas produk yang sudah diproduksi. Dengan begitu pola hidup masyarakat akan lebih terarah untuk menggunakan produk yang sehat dan praktis,” ia menambahkan.
AMRULLAH I ARIEF RAHMAN MEDIA