Jurnal9.com
Headline Profile

Cerita Sri Mulyani Waktu SD SMP Nilai Raportnya Merah, Tak Pernah Juara Kelas

JAKARTA, jurnal9.com –  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan cerita hidupnya semasa sekolah SD SMP yang tak berprestasi, ketika ia memberikan paparan dalam acara Girls Leadership Class di Jakarta pada Ahad (20/12).

Ia bercerita orang tuanya berprofesi sebagai dosen. Tapi jalan kehidupannya sebagai anak seorang pendidik, apalagi anak dari seorang dosen, banyak orang mengasumsikan dirinya sebagai anak pintar.

Seperti diakui Sri Mulyani, sebagai anak ketujuh dari 10 bersaudara, semua saudaranya menjadi murid yang pintar dan selalu juara kelas di sekolah. Kecuali dirinya selama SD tidak pernah mengalami juara kelas.

“Saya 10 bersaudara, setiap terima rapor setiap semester [sekolah dasar], saya satu-satunya yang tidak pernah juara kelas,” kenang Menkeu ini.

Bahkan ketika ia duduk di bangku SMP, Sri Mulyani mengaku nilai raporya ada yang merah. Setiap terima rapor, nilai yang tertera sering di bawah rata-rata dari murid lainnya.

“Itu tak membuat saya putus asa. Namun saya beruntung karena orang tua saya seorang pendidik. Nilai rapor merah dalam satu pelajaran itu nggak apa-apa, seperti perempuan pakai lipstik, kata ibu saya ” ungkapnya.

Mengenang kejadian semasa sekolah yang tak berprestasi itu, tidak membuat Sri Mulyani berkecil hati. Sebab, jika kekecewaan itu terus menerus selalu diingat, bisa merusak pikiran dan menghilangkan rasa percaya diri.

Ia tak pernah berputus asa. Namun terus mencoba mencari nilai tambah lain dari dirinya; terus menggali kemampuan apa yang bisa memupuk rasa percaya dirinya.

“Saya di antara saudara, saya anak perempuan yang senang keluar, suka kegiatan outdoor, dan kakak saya lebih kutu buku. Itu yang membedakan saya dengan saudara saya. Nggak bisa dibandingkan rapor saya dengan rapor mereka, karena  memang beda,” ungkap Sri Mulyani.

Dia mengakui setiap perempuan tidak mudah untuk berbagi perasaan negatif. Sebab hal itu akan membuat seseorang lamban bergerak maju.

“Padahal perempuan itu diujinya banyak sekali, berbeda dengan laki-laki,” cetusnya.

Baca lagi  Mahfud: Pemerintah Tak Akan Memproses Laporan Alumni ITB Soal Din Syamsuddin Radikal

“Hidup nggak selalu beruntung dan bertemu dengan orang yang mengerti dan mendukung. Dan itu titik-titik kritis yang harus dihadapi,” kata Menkeu.

Namun beruntung, ketika ia ikut tes masuk SMA Negeri 3, ia diterima di sekolah yang termasuk favorit di kota Semarang itu.

Ketika ia jadi siswa SMA sekolah favorit di Semarang itu, ia merasa bangga. Sebab ketika ia masih SD sampai SMP, ia sama sekali tak pernah menorehkan catatan prestasi.

Namun setelah ia melawati masa-masa sulit semasa sekolah, ia bahkan menumpahkan perasaannya dengan menulis dalam buku hariannya.

Dalam buku hariannnya itu Sri Mulyani menceritakan masa-masa SMA adalah masa yang paling indah. Di SMA Negeri 3 Semarang itu dirinya mulai banyak belajar. “Karena ini sekolah favorit aku harus bisa menunjukkan prestasi itu. Ini adalah tempat aku menuntut ilmu dan melatih diri berorganisasi.”

Sri Mulyani dan Retno Marsudi teman seangkatan dan satu sekolah waktu di SMA Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah.

Buktinya sejak ia di SMA, berhasil terpilih menjadi Ketua OSIS. Di sekolah ini Ia memiliki teman dekat seangkatan yang juga menjadi menteri. Sahabat karibnya yang sama-sama jadi menteri, yaitu Retno Marsudi yang jadi Menteri Luar Negeri.

“Semasa sekolah, saya naik sepeda sepanjang jalan Pemuda, jalan Kalisari menikmati jalan rindang pohon Asam. Saya hiking ke Gunung Pati, Gashuku Semarang, belanja di pasar Bulu dan pasar Johar, main sambil makan di Simpang Lima. Semarang kota masa kecilku yang selalu memiliki tempat tersendiri,” tulis Sri Mulyani

“Menteri Luar Negeri Retno Marsudi adalah teman seangkatanku di SMA 3 Semarang. Senang sekali bisa mengenang kembali semasa SMA 3 Semarang,” tutur Sri Mulyani yang mengutip kisahnya dari buku harian yang ditulisnya.

Ia ceritakan perjalanan karirnya secara singkat kepada yang hadir dalam acara Girls Leadership Class untuk memberikan semangat pada kaum wanita tersebut.

RAFIKI ANUGERAHA M  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Saat Arus Balik, Pemudik yang tak Punya SIKM Tidak Boleh Masuk Jakarta

adminJ9

Indonesia Resesi, Kuartal III Ada Perbaikan Ekonomi dan Melewati Titik Terendahnya

adminJ9

Hati-Hati! Kalau Berbicara Suka Bohong Terus-Menerus, Bisa Jadi Gangguan Psikologis?

adminJ9