Jurnal9.com
Business

BPDP-KS Launching Program Penguatan dan Pemberdayaan UMK Sawit

BPDP-KS melaunching Program Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan UMK sawit secara online melalui teleconference.

JAKARTA,  jurnal9.com –  Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) bersinergi dengan UKM Center FEB Universitas Indonesia menggelar program Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan UMK Sawit Binaan BPDP-KS.

Program untuk memperkuat jaring ekonomi masyarakat di sektor kelapa sawit ini diluncurkan secara online melalui teleconference pada Selasa (30/6) sesuai protokol kesehatan terkait pademi COVID-19.

Kegiatan peluncuran Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan UMK Sawit Binaan BPDPKS diikuti oleh 107 peserta dari berbagai unsur, yakni UMK di sektor sawit, tim BPDPKS, UKM Center FEB UI, Masyarakat Perkelapa Sawitan Indonesia (MAKSI), Ketua asosiasi-asosiasi petani sawit, perwakilan dari Kementerian Koperasi, dan Dinas Koperasi.

Program ini berfokus pada tiga propinsi penghasil sawit, yakni Provinsi Kalimantan Barat di Ketapang, Kalimantan Tengah di Pangkalan Bun, dan Sulawesi Barat di Mamuju. Pada masing-masing daerah dipilih sebanyak 35 kelompok tani atau UMK berbasis sawit yang merupakan hasil assesmen dari 200 UMK di sektor sawit.

Dalam program ini digelar sejumlah kegiatan berupa pendampingan melalui kegiatan biweekly mentoring dan workshop penguatan berupa boot camp langsung yang diikuti 35 kelompok tani atau UMK berbasis sawit.

Program ini diharapkan dapat mendorong peningkatan produktivitas, kemampuan manajerial, serta daya inovasi petani dan pelaku usaha di sektor sawit, khususnya dalam menghadapi tantangan yang berat saat ini. Di tengah tantangan tersebut sesungguhnya terdapat sejumlah peluang yang bisa dikembangkan sehingga diperlukan program pendampingan secara berkala dan berkelanjutan.

“Perlu ada upaya penguatan dan pemberdayaan kelompok petani sawit agar kompetensi UMKM yang berbasis sawit akan meningkat kualitas dan produknya, setelah mereka mendapat pelatihan  yang cukup,” kata Nining.

“Setelah mendapatkan pelatihan, otomatis kemampuan petani akan naik. Bukan hanya produktifitas, tapi juga kemampuan manajemennya. Secara umum, profil mereka kompetitif untuk bersaing dengan lainnya,”  tegas Nining.

Baca lagi  Indonesia Berupaya Keras Hindari Resesi, Mengerikan Jika Sampai Terjadi

Sementara itu Plt Direktur Kemitraan BPDP-KS, Muhammad Ferian dalam sambutannya, mengatakan,  “Program ini bertujuan mendukung kelompok tani yang memiliki unit usaha agar dapat meningkatkan usahanya lebih maju lagi. Jadi BPDP ingin membantu koperasi maupun UMKM yang kini ada 600 kelompok tani maupun pelaku UMKM berbasis sawit di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Launcing ini menghadirkan pembicara, antara lain Permata Wulandari, Ph.D (Ketua Program Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan UKMC Universitas Indonesia ), Ir.Gulat Manurung, MP (Ketua Umum DPP APKASINDO).

Permata Wulandari menjelaskan bahwa lembaganya telah membuat penilaian dan kajian kepada petani/UMKM sawit di tiga daerah, Ketapang, Mamuju, dan Pangkalan Bun. Proses pengumpulan database ini melibatkan dinas perkebunan, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), dinas koperasi, dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit.

Database tersebut, lalu dikembangkan menjadi Mitra Binaan Unggul Petani Sawit dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit. Pada tahapan selanjutnya adalah, mereka diberikan pelatihan khusus (bootcamp kewirausahaan di akhir tahun). Sehingga menjadi sinergi antara BPDP-KS dan UKM Center FEB UI, serta setiap pekannya dilakukan monitoring usaha.

“Dari hasil kajian, banyak produk berbasis kelapa sawit yang diproduksi koperasi maupun UMKM sangat cocok di pasarkan. Walaupun, ada banyak tantangan dan kendala yang  mereka hadapi di lapangan,” ujar Permata.

Ketua Umum DPP APKASINDO,  Gulat Manurung mengapresiasi program yang dilaunching BPDP-KS sebagai upaya mendukung penghasilan petani. Di sejumlah daerah, asosiasinya telah mendampingi UMKM sawit yang menghasilkan produk olahan seperti gula merah, kerajinan tangan dan minyak goreng.

“Program BPDP-KS ini sangat bagus membantu petani. Hasil kerajinan mereka beragam dan kreatif untuk mendukung penghasilan mereka. Bagi petani, tidak benar kalau dikatakan pungutan ekspor sebatas berpihak kepada konglomerat. PSR dan program ini menjadi buktinya,” ungkap Gulat. (*)

Related posts

Petinggi Disney asal AS Jadi CEO TikTok, Apakah ini Taktik China Lunakkan AS?

adminJ9

Pemasaran UMKM lewat Medsos; Instagram, Youtube Punya Nilai Tambah

adminJ9

UKM Sleman Berharap Bisa Langsung Akses Dana Bergulir ke LPDB Tanpa Koperasi

adminJ9