Ilustrasi orang yang bergejala darah tinggi
JAKARTA, jurnal9.com – Darah tinggi atau hipertensi sering disebut ‘The silent killer atau pembunuh senyap’. Kenapa disebut pembunuh secara senyap? Karena sebenarnya kondisi hipertensinya sudah tinggi, tapi tidak dirasakan gejala apapun dalam tubuh seseorang.
Kenapa seseorang sering tidak merasakan gejala apa-apa dalam tubuhnya, meski tekanan darahnya sudah tinggi?
Menurut dokter spesialis gizi, Dr. Gaga Irawan Nugraha, SpGK, karena tubuh manusia bisa beradaptasi dengan segala rasa sakit yang ada di dalam tubuhnya. Sehingga tak merasakan gejala sakit apa-apa, dan tidak mengetahui kondisi hipertensinya yang sudah tinggi.
Padahal jika kondisi hipertensinya sudah di atas 140/90 atau di atas 180/120, ini sudah tergolong parah.
Dikutip dari WebMD, tekanan darah yang normal, kurang dari 120/80 mmHg atau disebut sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg. Sistolik: tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Diastolik: tekanan saat jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.
Kebanyakan seseorang merasa biasa saja, meskipun hipertensinya sudah tinggi. Padahal jika hipertensi ini dibiarkan terlalu lama di dalam tubuh akan menyebabkan pembuluh darah kaku di area ginjal. Sehingga berisiko gagal ginjal (ginjal rusak).
Apa yang terjadi jika ginjal rusak? Maka seseorang akan menderita gagal ginjal. Jika ini yang terjadi, orang ini harus rutin cuci darah 8 kali sebulan, seumur hidup.
Kemudian jika pembuluh darah kaku ini terjadi di area otak dan jantung, ini bisa menyebabkan stroke, serta jantung bengkak (kongestif) atau bahkan serangan jantung.
Kenapa hipertensi menjadi penyebab pembuluh darah kaku? WHO (World Health Organization) menyebutkan pembuluh darah dalam tubuh manusia, kalau ditarik lurus panjangnya bisa mencapai 96.000 kilometer atau jauhnya dua kali mengelilingi bumi.
Pertanyaannya pembuluh darah sepanjang itu bisa cukup tersimpan di dalam organ jantung, otak, ginjal, dan dalam seluruh tubuh? Pembuluh darah itu akan mengecil saat memasuki organ-organ tubuh.
Dari data WHO juga disebutkan pembuluh darah terkecil yang ada dalam tubuh itu berdiameter 5-10 mikrometer atau seukuran setengah dari diameter rambut manusia.
Berawal dari seseorang yang punya darah tinggi itu yang menyebabkan pembuluh darah jadi kaku dan memompa terlalu cepat, memasuki otak, jantung, ginjal dan organ yang lain. Lalu pembuluh darah yang berukuran kecil ini lama kelamaan akan pecah.
Ketika pembuluh darah ini pecah di otak, maka yang terjadi, seseorang akan menderita stroke, dan kalau pecahnya di ginjal, maka seseorang akan menderita gagal ginjal. Begitu pun kalau pecahnya di jantung, maka berakibat jantung bengkak.
Dan yang menjadi penyabab tekanan darah tinggi bisa dari faktor usia yang sudah tua, atau gaya hidup yang tidak sehat, atau ada efek obat yang dikonsumsinya.
Mengutip NHS, penyebab tekanan darah tinggi bisa bermacam-macam, di antaranya meliputi:
Kelebihan berat badan atau obesitas
Makan terlalu banyak garam dan tidak cukup makan buah dan sayuran
Kurang bergerak atau berolahraga
Minum terlalu banyak alkohol, kopi, atau minuman berbasis kafein lainnya
Merokok
Kurang tidur atau memiliki gangguan tidur
Riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi
Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi.
Mengutip NHS, sejumlah obat-obatan juga dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi seperti pil kontrasepsi, steroid, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen
Beberapa obat batuk dan pilek.
Beberapa obat herbal, terutama yang mengandung akar manis
Beberapa obat rekreasi, seperti kokain dan amfetamin.
Beberapa obat antidepresan selective serotonin reuptake inhibitors (SSNRI), seperti venlafaxine. **
RAFIKA ANUGERAHA M I GEMAYUDHA M