Jurnal9.com
Headline News

Presiden Larang Bukber: Masyarakat Protes Kenapa Konser Musik Tak Dilarang?

Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Masyarakat protes kenapa kegiatan keagamaan bukber ini kok dibatasi. Padahal konser musik yang penontonnya penuhi stadion Gelora Bung Karno kok tidak dilarang?

JAKARTA, jurnal9.com – Larangan buka puasa bersama (bukber) yang disampaikan Presiden Joko Widodo bagi jajaran menteri, kepala daerah, pegawai ASN  yang tertuang dalam edaran surat Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 38/Seskab/DKK/03/2023 itu menimbulkan kegaduhan.

Alasan presiden melarang bukber, selain agar pejabat tidak pamer kemewahan, juga sebagai upaya mencegah penularan covid-19 yang saat ini Indonesia dalam peralihan pandemi menuju endemi.

Larangan presiden itu diprotes oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Maksud presiden agar tak ada pejabat pamer kemewahan dan cegah tertular covid-19. Menurut saya, itu tidak ada hubungannya dengan buka puasa bersama,” ujarnya.

“Baiknya surat arahan Pak Presiden yang melarang buka puasa bersama itu dicabut aja agar tak terus gaduh di bulan Ramadhan. Sebab melarang buka puasa bersama dengan alasan demi hidup sederhana, apalagi karena Covid-19 sungguh tidak realistis dan tak menemukan momentumnya. Buka puasa itu sederhana,” cuit Cholil melalui akun Twitternya, @cholilnafis pada Jumat, (24/3/2023)

Ketua MUI itu mempertanyakan surat edaran Mensekab Pramono Anung yang arahannya melarang buka bersama tersebut. “Lha.. yang bener itu karena covid atau foya-foya Pak? setahu saya buka puasa bersama itu sederhana aja. Tak sampe berlebihan seperti konser musik,” tegas Cholil.

Kalau alasannya itu, menurut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, tentu saja Presiden Jokowi sangat tidak arif dan tidak adil. “Lha Presiden Jokowi sendiri menggelar resepsi pernikahan putra bungsu, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono, yang mewah dan mengundang kerumunan masyarakat pada 10-11 Desember 2022 lalu, apa itu hidup sederhana? Dan kenapa bikin kerumunan masyarakat? Kok tidak dicegah takut menularkan covid-19?,” sindirnya.

“Kalau begitu Presiden Jokowi tidak adil. Resepsi nikahan anaknya itu ya mewah, ya ada kerumunan masyarakat. Dan presiden sendiri terakhir ini sering berada di tengah kerumunan masyarakat. Jadi kalau sekarang melarang buka bersama karena alasan itu. Ini sudah nyata alasannya mengada-ada,” kata Din Syamsuddin dalam keterangannya, Jumat (24/3/2023).

Baca lagi  Paus: Banyak Laki-Laki Berperilaku Kasar Memukuli Perempuan Seperti ‘Setan’

“Sebagai pemimpin [kepala negara] janganlah berucap yang tak sesuai dengan perilakunya. Ini suatu kehinaan besar di sisi Allah. Disebutkan Al-Qur’an; Allah benci pada seseorang [pemimpin] yang hanya bisa mengatakan [menyuruh masyarakat], tapi perbuatan dia sendiri tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya,” lanjut dia.

Larangan bukber yang disampaikan Presiden Jokowi, menurut Din Syamsuddin, suatu anjuran yang tidak bijak. Apalagi dimunculkan secara terbuka di tengah umat Islam yang baru mulai menjalankan puasa Ramadhan.

Dan baru kali ini seorang Presiden Indonesia, kata dia, melarang buka puasa bersama yang sudah berjalan baik sejak dulu. “Bisa-bisa pemerintahan Jokowi akan dicatat sebagai rezim anti Islam,” ujarnya.

“Kepada umat Islam, jangan taati perintah pemimpin yang bermaksiat kepada Allah. Nabi mengatakan ‘seseorang yang memberi makan orang yang berpuasa akan mendapat pahala setimpal pahala orang yang berpuasa’,” katanya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menanggapi larangan bukber yang disampaikan Presiden Jokowi itu awalnya untuk umat Islam secara keseluruhan. “Kemudian oleh pihak Istana diralat. Dan ditegaskan hanya berlaku di kalangan menteri, pejabat negara dan pegawai ASN,” ujarnya.

Dia mempertanyakan larangan bukber yang dikaitkan untuk cegah penularan covid-19 itu, kenapa diberlakukan lagi. Bukannya pemerintah sudah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) itu pada akhir 2022 lalu.

“Pemerintah perlu objektif dalam arahan soal buka bersama ini, supaya tidak menimbulkan kesan [mengada-ngada]. Masyarakat akan protes kenapa kegiatan keagamaan seperti buka puasa bersama ini kok dibatasi. Padahal ada kegiatan konser musik yang penontonnya penuhi stadion Gelora Bung Karno kok tidak dilarang?,” kata Haedar.

“Pemerintah mestinya konsisten dalam mengeluarkan setiap kebijakan yang menyangkut masyarakat luas. Jangan sampai masyarakat menganggap larangan buka puasa bersama ini, sebagai alasan yang mengada-ngada,” tegasnya lagi.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Klarifikasi: PT Siantar Top Tbk Bukan STTP yang Terlibat Pengeruk di Sungai Tulang Bawang, Lampung

adminJ9

Mahasiswa UI Kritik Jokowi dan Puan dengan Meme Tikus Berkepala Puan Maharani

adminJ9

Orang yang Kebanyakan Konsumsi Karbohidrat; Sering Lelah, Sulit Tidur, Perut Kembung dan Jerawatan

adminJ9