Ayana Jihye Moon, selebgram dan bintang iklan asal Korea Selatan, yang menjadi mualaf sejak 8 tahun lalu (Foto: Instagram)
JAKARTA, jurnal9.com — “Belajar agama Islam di Indonesia banyak membuat perubahan dalam hidup saya. Tanggal 29 April 2020 lalu tepat 8 tahun saya menjadi mualaf. Saya ingat sangat berat berjuang sendirian (karena semua keluarganya non muslim), sehingga saya sempat tidak percaya diri,” kenang Ayana Jihye Moon.
Bagaimana perjalanannya selama 8 tahun menjadi mualaf?
Ayana Jihye Moon menapak karir berawal dari kemunculannya di Instagram yang memiliki puluhan ribu followers. Di situs jejaring sosial itu ia sebagai anak muda yang gemar mengunggah foto dirinya di Instagram. “Jeprat jepret ambil foto di sana sini…dengan model pakaian layaknya selebriti trend terkini.”
Apalagi punya paras cantik dan kelihatan lincah, Ayana yang senang mengenakan model busana budaya tradisional itu mengundang pesona. Tak sedikit followers yang memberikan like dan comment atas penampilan Ayana pada unggahan fotonya yang banyak memilih lokasi khas pedesaan di Korea Selatan.
Akhirnya sosok Ayana sebagai selebgram makin kesohor layaknya selebritis di Instagram. Dari kreasinya lambat laun wanita asal Korea Selatan ini makin dikenal di dunia maya.
Menjadi selebgram yang memiliki banyak followers ia kerap menceritakan moment-moment indah lewat Instagram Story. Cerita tentang canda tawa pengalaman dirinya dengan followers-nya maupun kisah kehidupan keluarganya.
Dalam Instagram story-nya, Ayana bercerita bahwa dirinya lahir dari keluarga terdidik. Semasa sekolah ia menjadi murid yang pandai. Ayah dan ibunya termasuk keluarga yang berkecukupan ekonomi. Kakeknya bekerja di kantor pemerintah.
Namun kakeknya menurut Ayana, punya wawasan luas. Kedekatannya dengan sang kakek, membuat dirinya sering berdiskusi. Mulai soal pilitik, sosial, politik dan agama. Bahkan ia mulai mengenal agama Islam dari cerita kakeknya. “Saya pertama kali mendengar cerita tentang agama Islam itu justru dari kakek,“ ujarnya.
Sejak itu ia berusaha mencari tahu tentang agama Islam. Setelah mendengar cerita kakeknya, dia penasaran ingin belajar agama Islam. Ketika itu kakeknya bercerita Islam di Timur Tengah. Begitu pun pamannya suka cerita kehidupan orang Islam di negara lain. Karena pamannya seorang pebisnis yang sering pergi ke luar negeri, banyak pengalamannya diceritakan ke Ayana.
Dari cerita kakek dan pamannya itu, Ayana makin tertarik dengan ajaran Islam yang sedang dipelajari. Dari ilmu pengetahuan Islam yang dia pahami membuatnya yakin menjadi pilihan hidupnya. Sehingga ia memutuskan untuk menjadi mualaf. Keputusan Ayana meyakini masuk Islam itu mengejutkan keluarga dan teman-temannya.
Ayana memutuskan pergi ke Malaysia untuk mendalami pengetahuan agama Islam. Meski keluarga besarnya kaget dengan keputusan Ayana yang serius belajar Islam ke negeri Jiran, tapi orang tuanya tetap memberi dukungan finansial untuk kepergiannya ke luar negeri.
Di Malaysia, Ayana sekolah sambil bekerja. Tantangan berat yang dijalani di negeri orang (selama belajar agama Islam) membuatnya hampir putus asa. Karena tak semudah ia bayangkan untuk bisa hidup merantau di negeri orang. Mungkin karena kultur sosial yang berbeda dengan kehidupan di Korea Selatan. Sehingga ia berniat kembali ke kota kelahirannya di Seoul.
Ketika mau kembali pulang ke Korea Selatan, ia sempatkan berkunjung ke Indonesia.
Pandangan Ayana tentang Islam yang ia peroleh saat dirinya belajar dan bekerja di Malaysia, terkesan dengan ajarannya. Apalagi saat itu sedang ramai perang Irak. Sehingga yang terlintas dalam pikiran Ayana, bahwa dalam Islam itu mengajarkan keimanan untuk menghadapi penindasan dalam perang di Irak yang tak mengenal kemanusiaan itu. “Saya menemukan cinta dalam ajaran Islam, pada keluarga, masyarakat yang berpegang jalan hidup Islam,” tuturnya.
Sejak berada di Indonesia itu Ayana merasakan hidup kembali dalam agama Islam. “Saya paham kalau waktu itu menghadapi tantangan berat dalam perjalanan hidup saya yang sedang transisi,” ujarnya.
“Alhamdulillah, iman saya makin hari makin kuat. Semoga saya bisa istiqomah dan dalam lindungan Allah SWT,” ujarnya.
Wanita kelahiran Korea Selatan, 28 Desember 1995 ini mengaku banyak belajar agama Islam saat sekolah di Malaysia dan Indonesia. Juga banyak membaca buku dan internet. “Sejak saya masih sekolah SMP, sudah belajar mengenai budaya Islam.” tutur dia.
“Ketika berusia 16 tahun, saya sudah memutuskan menjadi mualaf. Sehingga dengan masuk Islam, saya berharap bisa belajar dengan sungguh-sungguh,” cetusnya.
Ayana mulai dikenal di Indonesia saat dirinya diwawancarai di televisi, sehingga kemunculannya di TV untuk pertama kali. Seusai muncul di acara TV, sosoknya yang berwajah Korea itu menjadi viral di media sosial. Sejak itu datang tawaran untuk menjadi bintang iklan.
“Kalian mungkin mengenalku sebagai ‘mualaf Korea’, ‘selebgram’, atau ‘influencer’. Apa pun sebutannya, aku merasa bukan siapa-siapa. Namun, aku paham bahwa pekerjaanku dalam industri ini adalah bagian dari rencana Allah untukku,” cerita Ayana.
“Sedikit demi sedikit, aku menemukan diriku lagi. Perlahan, aku semakin nyaman dengan diriku, dan yang terpenting dengan imanku. Aku rasa, jika Allah menghendakinya, perjalananku masih jauh dari selesai. Justru perjalanan ini baru saja dimulai,” papar mualaf asal Korea ini.
Ayana bersama adiknya Aydin Seongwook Moon seusai menunaikan shalat berjamaah. Adiknya Aydin baru menjadi mualaf tahun lalu.
Namun Ayana kini mengaku Islam sudah tidak sendiri lagi dalam keluarganya. Adiknya laki-laki, Aydin Seongwook Moon, yang mendampingi dirinya selama di Indonesia, juga sudah menjadi mualaf. “Kali ini perubahan hidup (meyakini Islam) terjadi dalam keluarga saya,” ungkapnya.
“Saya sangat bahagia karena saya punya teman (adiknya) yang baik dan pintar hahaha. Honestly, hubungan kami lebih baik dari sebelumnya dengan memiliki agama yang sama. Alhamdulillah,” tulis dalam Instagramnya.
Lewat unggahan itu, Ayana Moon terus didoakan netizen. Perubahan dalam keluarganya juga disyukuri oleh mereka.
“I pray for u both to go Hajj together inshaAllah may Allah ease everything,” komen akun @sheila_lee1a.
RAFIKI ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA