Jurnal9.com
Business

MenkopUKM Sarankan UMKM Peternak Unggas Berkoperasi agar Capai Skala Bisnis

BOGOR, jurnal9.com –  Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki menyarankan peternak unggas khususnya ayam UMKM untuk berkoperasi, agar usahanya bisa mencapai skala bisnis, dan lebih efisien proses produksinya.

“Peternak ayam yang umumnya UMKM  merupakan salah satu motor penggerak ekonomi rakyat. Pemerintah berkomitmen melindungi dan membantu mereka untuk bisa tumbuh melalui koperasi,” ujar Teten usai meresmikan UKM Rumah Produksi Ayam Kampung Olahan merek NatChick dan Penyerahan Sertifikat Koperasi Pinsar Unggas Nasional, di Bogor, Senin (31/8).

Rumah Poduksi Ayam Kampung yang diinisiasi PT Sumber Unggas Indonesia (SUI) ini, menurut Menkop, karena peternak perorangan atau skala kecil akan susah bersaing di pasar.

MenkopUKM Teten memberikan contoh kekuatan koperasi agribisnis di Belanda dan Selandia Baru. “Upaya memperkuat koperasi peternakan, termasuk perunggasan memang harus dilakukan agar usaha mereka dapat lebih berkembang,” tegasnya.

Dia memberi apresiasi kepada PT SUI sebagai industri peternakan ayam lokal atau ayam kampung, yang mau mengembangkan UKM rumah produksi ayam kampung olahan dan merangkul UMKM lain sebagai reseller. Dalam pemasarannya sudah menggunakan aplikasi.

“Hal ini memberikan peluang usaha pada rakyat untuk menjadi pelaku UMKM. Saya sudah mencicipi olahan ayam kampungnya, rasanya enak. Apalagi olahannya banyak aneka bumbu rempah-rempah,” ujar MenkopUKM.

Menurut Menkop, langkah yang dilakukan PT SUI menggandeng UMKM sudah benar, karena peternakan ayam dan makanan olahan ayam merupakan domainnya UMKM, terlebih yang dikembangkan ayam kampung.

“Sejarah ayam itu awalnya dari tiga wilayah, yaitu Indonesia, Hindustan dan China. Namun industri ayam modern kini dikuasai negara-negara besar seperti di eropa dan Amerika,” ujar Teten.

Potensi pasar bagi UMKM peternak ayam kampung, lanjut Menkop, masih sangat besar. Dan sebagai sumber protein hewani, konsumsi per kapita ayam  di Indonesia tercatat 12 -13 kilogram per kapita per tahun, masih lebih rendah dibanding Malaysia yang mencapai 38-40 kg/tahun.

Baca lagi  Indonesia Produsen Terbesar Minyak Sawit di Dunia, Alami Kelangkaan Minyak Goreng

Menurutnya, peningkatan konsumsi ayam juga dapat memacu penyerapan ayam peternak rakyat yang berlimpah. Apalagi dalam beberapa waktu terakhir Indonesia mengalami kondisi kelebihan pasokan ayam akibat suplai day old chicken (DOC) impor berlebih. Kondisi ini membuat harga ayam peternak anjlok.

Apabila peningkatan konsumsi terealisasi dengan baik, maka dampaknya bakal menstabilisasi kembali harga ayam peternak. Menurut MenkopUKM akan terjadi keseimbangan berkelanjutan antara produksi dengan konsumsi secara nasional.

MULIA GINTING

Related posts

China Menghadapi Ancaman Badai ‘Kematian’ Perusahaan Raksasa Evergrande

adminJ9

MenkopUKM Ajak IMA Bersinergi Dukung UMKM Masuk E-Commerce

adminJ9

Dekranas Ajak Pelaku UMKM Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

adminJ9