Jurnal9.com
Headline Inspiration

Kontroversi Shalat Witir di Indonesia: Nabi Sebut Shalat Witir [Rakaatnya] Ganjil

KH Bahauddin Nursalim atau akrab dipanggil Gus Baha.

Puasa Ramadhan sudah tiba. Di awal-awal bulan puasa begini, semangat umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih sangat luar biasa. Masjid-masjid dan musalla dipenuhi dengan orang tarawih. Bahkan jemaahnya meluber sampai pelataran; di luar masjid atau musalla.

Tapi kalau sudah lewat seminggu, jemaah yang tarawih berangsur menurun. Bahkan tinggal beberapa shaf (baris) saja. Tampak seperti shalat jemaah pada hari biasa. Dan semangat Ramadhan seperti ini terjadi setiap tahun.

Namun jumlah rakaat shalat tarawih di setiap masjid atau musalla, ada yang berbeda. Ada yang melaksanakan tarawih dengan 8 rakaat dan dilanjut witir 3 rakaat. Dan ada yang terawih 20 rakaat dan dilanjut  witir 3 rakaat.

Pelaksanaan shalat tarawih-witir di Indonesia ini yang dikritik KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.

Dia menilai kaifiyah shalat tarawih yang diakhiri shalat witir; dengan dua rakaat diakhiri salam, dan satu rakaat lagi diakhiri salam. Ini yang dianggap kontroversi yang terjadi dari ulama sejak dulu sampai sekarang.

Gus Baha menyebutkan beberapa riwayat Buchori Muslim; Nabi itu kalau shalat tarawih dan witir hanya 9 rakaat. Dalam hadist shahih disebutkan; “lam yak ud min hunnah fii akhiri hinnah illaa wahidah.”

Nabi menjalankan shalat tarawih itu sampai 9 rakaat tanpa duduk sama sekali. Dan  terakhir duduk pada rakaat kesembilan, langsung ditutup salam.

Kemudian dalam riwayat itu disebutkan “shalatul lailih matsna” ; nabi memotong jumlah rakaatnya menjadi dua rakaat dengan diakhiri salam, dan dua rakaat lagi diakhiri salam, sampai empat kali. Sehingga jumlahnya delapan rakaat. Kemudian nabi melanjutkan satu rakaat shalat witir dengan diakhiri salam. Jumlahnya jadi sembilan rakaat.

“Kalau ada yang melaksanakan shalat tarawih empat rakaat tanpa tasyahhud, sebenarnya menurut fikih, banyak ulama yang berpendapat sah shalatnya,” jelas Gus Baha.

Karena dalam hukum fikih, menurut Gus Baha, disebutkan bahwa tasyahhud awal dalam shalat itu hukumnya sunnah. Makanya banyak ulama berpendapat bahwa shalat tarawih tanpa tasyahhud awal pun sah shalatnya.

“Tapi di Indonesia, dari awalnya dulu; shalat tarawih delapan rakaat, dan dilanjutkan dua rakaat shalat witir diakhiri salam. Kemudian dilanjutkan satu rakaat lagi shalat witir diakhiri salam. Ini yang dipahami oleh para pemimpin agama di Indonesia,” ujarnya.

“Dan ada yang shalat tarawih 20 rakaat dengan dua rakaat, dua rakaat diakhiri salam. Kemudian dilanjutkan dua rakaat shalat witir diakhiri salam, lalu satu rakaat lagi shalat witir diakhiri salam,” lanjutnya.

Kalau di Indonesia, kata Gus Baha, pada umumnya di akhir shalat tarawih, dilanjutkan shalat witir dua rakaat yang diakhiri salam. Lalu dilanjutkan satu rakaat lagi shalat witir, diakhiri salam. Ini yang menjadi kontroversi shalat tarawih di Indonesia.

“Padahal menurut Imam Syafi’i yang dimuat dalam kitab ‘Majmu’ karangan Imam Nawawi disebutkan: “Shalat itu diawali takbir dan diakhiri salam.”

Baca lagi  YLBHI Sarankan Proses Hukum Kasus FPI yang Tewaskan 6 Orang Agar Dihentikan

Kalau mengacu pada pemahaman definisi shalat, menurut Imam Syafi’i ini, maka shalat tarawih dan witir yang dilaksanakan di Indonesia dianggap paling aneh di dunia. Ini kontroversialnya: karena dua rakaat shalat witirnya diakhiri salam, lalu dilanjutkan satu rakaat lagi shalat witir diakhiri salam,

“Padahal niatnya shalat witir, tapi jumlahnya dua rakaat. Kan aneh. Memang dilanjutkan shalat witirnya satu rakaat lagi. Tapi yang dua rakaat tadi kan sudah diakhiri salam. Kalau sudah diakhiri salam, berarti shalat witir yang tadi jumlahnya dua rakaat. Bukan ganjil seperti disebutkan nabi; shalat witir itu [rakaatnya] ganjil.” tegas Gus Baha.

“Meski sudah dijelaskan bahwa tarawih dan shalat witir yang disebut dalam hadist shahih, seperti itu. Tapi karena selama ini tahunya orang-orang mengikuti shalat tarawih dan witir dari dulu kayak gitu.”

“Malah kalau melihat ada orang shalat witir tiga rakaat [seperti shalat maghrib 3 rakaat] tanpa salam, akan dianggap aneh. Karena shalat witir dengan langsung 3 rakaat, dibilang nggak cocok. Bahkan dianggap batal shalat seperti itu. Ini kan aneh,” ungkap Gus Baha..

“Padahal begitu selesai salam, bagian akhir shalat tarawih, bilal mengucapkan: sholluu sunnatan rok ataini minal witri; shalatlah dua rakaat witir. Ini kan aneh, shalat witir kok dua rakaat,” cetusnya.

“Kalau dikatakan masih ada lagi dengan dilanjutkan satu rakaat lagi, itu secara hukum fikih sudah beda. Karena shalat witir yang dua rakaat tadi sudah diakhiri salam. Itu disebut musytakillah, yaitu shalat dua rakaat yang sudah berdiri sendiri.”

“Jadi saya melihatnya hukum fikih dikalahkan oleh adat atau kebiasaan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat,” ungkap Gus Baha.

Sementara itu Dosen Universitas Islam Negeri, Sunan Ampel Surabaya (UIN SA), DR Sunarto menyebutkan dalam kitab Al Umm karangan Abu Abdullah Muhammad bin idris Asy sysfi’i, pada halaman 164: shalat witir 3 rakaat.

“Tapi kalangan nahdhiyin banyak yang mempraktikkan 2 rakaat diakhiri salam. Kemudian dilanjutkan 1 rakaat lagi diakhiri salam. Seperti yang selama ini banyak dilaksanakan di masjid-mesjid atau musalla di Indonesia,” ujarnya.

Makanya dalam pelaksanaan witir 2 rakaat salam, kemudian 1 rakaat salam itu dijembatani oleh ulama dengan kalimat “Shallu sunnatan rak ataini minal witri”; artinya shalat sunnatlah dua rakaat bagian dari witir, kemudian satu raka’at bagian dari witir. “Memang ini menjadi musykilah,” ungkap Sunarto..

Ini sebagai kearifan para ulama dengan menjembatani dengan kalimat “Shallu sunnatan rak ataini minal witri”.

“Persoalan musykilah menjadi klier. Toh intinya shalat witir itu sunnah bukan shalat wajib. Jadi tidak perlu dipermasalahkan,” tegas dia. 

Wallahu a’lam bissawaab.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Presiden Jokowi: NU Menjadi Teladan dalam Islam yang Moderat

adminJ9

Anies yang Dipilih Capres Partai Nasdem, Harus Mampu Katrol Suara Nasdem

adminJ9

Omicron Jadi Pertanda Akan Berakhirnya Pandemi Covid-19?

adminJ9