JAKARTA, jurnal9.com – Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif berupa dana hibah sebesar Rp2,4 juta untuk 12 juta pelaku usaha mikro dipastikan tepat sasaran. Bahkan demand dan penyalurannya cukup tinggi.
Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menyampaikan hal itu dalam diskusi FMB9 bertajuk “Bantuan UMKM Sudah Efektifkah?” di Jakarta, Jumat (4/9).
Menkop menegaskan, pelaku UMKM yang tidak bisa bertahan lagi, didorong masuk dalam program bantuan sosial dengan kategori kelompok miskin baru. Mereka masih dibantu pembiayaan dan penyerapan produknya. Bantuan diberikan sebagai upaya pemerintah agar ada uang bergulir di masyarakat sehingga mampu meningkatkan daya beli.
“Harapannya supaya di kuartal III 2020 ini kita keluar dari pertumbuhan negatif, terdorong akibat mulai naiknya daya beli. Target awal Banpres Produktif ini 12 juta pelaku usaha, karena demand-nya tinggi. Baru seminggu saja ada Rp13 triliun sudah tersalurkan,” ucap Teten.
Data KemenkopUKM per 3 September 2020, realisasi Banpres Produktif mencapai Rp13,4 triliun kepada 5.591.204 usaha mikro. Tahap awal akan disalurkan sebesar Rp22 triliun kepada 9,1 juta pelaku usaha.
Saat ini menurut Teten, pihaknya memiliki data penerima yang sudah divalidasi hingga 19 juta pelaku usaha.
Data tersebut dihimpun KemenkopUKM bersama berbagai kementerian/lembaga mulai dari Kemenkeu, OJK, Dinas Koperasi dan UKM seluruh Indonesia, BPKP maupun Himbara yang terus didata secara rutin dan disalurkan langsung ke rekening “by name by address”.
“Kami pastikan tepat sasaran, saya sudah cek di lapangan, feeling mereka memang tidak mau uangnya dipakai konsumsi, mentalnya pengusaha meskipun mikro,” sebut Teten.
Segala upaya dilakukan pemerintah membantu keberlangsungan UMKM di tengah pandemi covid-19. Mulai dari restrukturisasi, subsidi bunga KUR, dana stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), maupun Banpres Produktif untuk Usaha Mikro.
Memastikan apakah bantuan yang diberikan efektif, MenkopUKM siap melakukan evaluasi pelaksanaan program stimulus UMKM. Salah satunya membentuk kelompok kerja untuk mengawal program, meningkatkan pengawasan di daerah dengan melibatkan dinas maupun Himbara dan lembaga pengusul lainnya.
Teten akan memastikan produk UMKM bisa terserap oleh masyarakat. Saat ini yang punya daya beli adalah pemerintah dan BUMN, dan ada kebijakan belanja pemerintah serta lembaga lain untuk membeli produk UMKM hingga senilai Rp307 triliun.
Pihaknya melakukan percepatan melalui kerja sama dengan LKPP, serta mengembangkan Pasar Digital (PaDi) bersama 9 BUMN yang secara gradual akan ditambah jumlah keikutsertaan BUMN.
“Saya rasa kalau semua digerakkan, ekonomi kita bisa terdongkrak kembali. Sekitar 200 juta masyarakat dibangkitkan kesadarannya untuk membeli produk UMKM. Ini akan sangat efektif, dan kekuatan yang perlu kita tumbuhkan,” pesan Teten.
Kejar Target
Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya memiliki enam tugas pokok dengan total bantuan anggaran sekitar Rp488,06 triliun dengan total sasaran sekitar 120 juta rakyat Indonesia. Dari jumlah itu, program stimulus paling besar di perlindungan sosial mencapai Rp204,95 triliun. Selanjutnya, bantuan UMKM lewat PEN sekitar Rp123,46 triliun.
“Tugas kami mempercepat anggaran. Bansos terbesar diberikan ke UMKM. Mengapa? Selama ini UMKM menjadi roda ekonomi dan berkontribusi bagi perekonomian nasional. Namun saya akui, karena programnya banyak, menyebabkan eksekusinya cukup sulit,” ujar Budi.
Dari anggaran Rp480 triliun, sekitar Rp190,5 triliun telah terealisasi per 2 September 2020. Dalam seminggu kemarin ada tambahan lagi penyerapan sekitar Rp22,5 triliun. “Kita harus kejar lagi karena ada sisa waktu empat bulan sampai Desember 2020, supaya sekitar Rp400 triliunan bisa terserap,” kata Budi.
Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Supari menuturkan, sesuai Permenkop Banpres Produktif, BRI memiliki 2 fungsi sebagai pengusul dan penyalur. Pengusul bersumber dari calon penerima yang sudah ada di bank sebagai penabung di BRI dan memiliki profesi sebagai pedagang atau wiraswasta.
Sebagai penyalur, memiliki unit bekerja sama dengan lembaga yang ditunjuk dalam Permenkop, dinas koperasi dan lainnya. BRI membantu untuk meng-cleansing tahap awal sampai buka rekening.
“Sampai sekarang sudah disalurkan ke 1,6 juta penerima, bertambah lagi 500 000 data dan ada 3 juta lagi penerima masih divalidasi,” kata Supari.
MULIA GINTING