Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menandatangani kerjasama dengan BAZNAZ untuk memberikan bantuan modal usaha kepada 10 ribu mustahik di Yogyakarta.
YOGYAKARTA, jurnal9.com – Kementerian Koperasi dan UKM bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan bantuan modal usaha serta sembako kepada lebih dari 10 ribu mustahik (penerima zakat) dengan nilai total mencapai sekitar Rp10 miliar.
Pemberian bantuan modal usaha ini dalam rangka mendorong UMKM yang terkena dampak akibat pandemi covid-19 selama hampir dua tahun terakhir. Kondisi ini mempengaruhi pelaku UMKM.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) 2021, sebanyak 87,5 persen UMKM di Indonesia terdampak pandemi covid-19. Sementara itu sebanyak 93,2 persen UMKM terdampak pada sisi penjualan yang menurun.
” Untuk mencegah penurunan kegiatan ekonomi yang lebih buruk, maka dibutuhkan suatu tindakan konkret,” ucap Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara penyaluran ‘Kita Jaga Usaha UMKM Bangkit’ secara simbolis di kantor Gubernur DIY, Jumat (27/8/2021).
Teten menegaskan, UMKM merasakan dampak yang sangat dalam karena pandemi. Mulai dari turunnya omzet sampai penutupan usaha. Dan daya beli masyarakat yang ikut turun.
Pemerintah dan lembaga maupun pemerintah daerah (Pemda) mendorong pelaku usaha kecil mampu beradaptasi untuk bertahan, pulih, dan melanjutkan usaha di masa pandemi.
“Saya mengapresiasi Pemprov Yogyakarta yang pertumbuhan ekonominya tumbuh 11 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2021. Di mana mayoritas didorong oleh gerakan stimulus yang diberikan ke UMKM,” kata Teten.
MenkopUKM juga mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Baznas yang cepat tanggap berinisiatif bersama KemenkopUKM untuk membantu UMKM terdampak pandemi. Jika bulan puasa lalu telah diberikan santunan untuk kaum Dhuafa dan Yatim Piatu, maka sekarang diberikan bantuan untuk Pengusaha Kuliner seperti Warung Tegal, Warung Padang, Bakso, Soto, Pecel Lele, dan Warung makan lainnya yang terdampak pandemi covid-19.
“Zakat dan dana umat yang dikelola Baznas sebelumnya dioptimalkan pemanfaatannya untuk hal-hal produktif dan kemaslahatan. Tapi sekarang lebih produktif untuk modal usaha. Jadi ibadah dan pahalanya lebih besar lagi,” sebut Teten.
Peluncuran program bantuan tunai untuk usaha mikro ini tersebar di wilayah PPKM Jawa dan Bali yang dikemas dalam program ‘Kita Jaga Usaha’, dan dipusatkan di Kota Yogyakarta. Yogyakarta sendiri dipilih lantaran karena banyaknya inisiatif yang dilakukan Pemprov Yogyakarta kepada UMKM untuk bertahan saat pandemi.
Pemerintah, lanjut Teten, menargetkan pada 2024, sebanyak 30 juta UMKM dapat terhubung ke ekosistem digital. Hingga Agustus 2021, sudah ada 15,3 juta UMKM atau 23,9 persen total UMKM yang telah tergabung dalam e-commerce.
Ketua Baznas KH Noor Achmad mengatakan, Baznas sebagai lembaga yang diamanahkan oleh Undang-Undang untuk mengelola dana zakat, infak, dan sedekah memiliki peran penting dalam membantu kegiatan ekonomi pelaku UMKM.
Baznas membentuk program sebagai respon darurat ekonomi covid-19 yang terdiri dari UMKM Bangkit dan Dapoer Kuliner Nusantara. Adapun target penyaluran pada Kita Jaga Usaha ini sebesar Rp13.857.261.770 dengan 10.290 mustahik penerima manfaat.
“UMKM Bangkit ini program pemberian bantuan langsung kepada 10 ribu pelaku UMKM di wilayah PPKM level 3 dan level 4 dengan jumlah bantuan sebesar Rp1 juta per orang. Total bantuan UMKM Bangkit sebesar Rp 10 miliar,” ujar Noor Achmad.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menyambut baik program ‘Kita Jaga Usaha’ yang diinisiasi oleh Baznas. Bantuan itu akan bisa mendorong kemajuan bagi UMKM di Yogyakarta yang potensinya besar.
“Ini akan menjadi stimulus perekonomian nasional secara khusus bagi Yogyakarta sendiri. Tujuan utama bagaimana melindungi dan meningkatkan ekonomi UMKM. Saya punya harapan, ke depan akan ada kemudahan persyaratan bantuan semacam ini serta tepat sarasan untuk pemulihan nasional,” ujarnya.
Ia juga bersyukur, di tengah pandemi pertumbuhan ekonomi Yogyakarta masih bisa tumbuh 11 persen di kuartal II-2021. Sri Sultan berharap, pertumbuhan selanjutnya di kuartal II dan IV tak jatuh terlalu dalam.
ARIEF RAHMAN MEDIA