Jurnal9.com
Headline News

Jokowi: Jangan Curiga Aja! Kalau Ada Kecurangan, Lapor ke Bawaslu Disertai Bukti

Presiden Jokowi

JAKARTA, jurnal9.com – Munculnya banyak berita hoaks di media sosial (medsos) soal hasil quick count (hitung cepat) Pilpres 2024 membingungkan masyarakat. Mana yang benar dan mana yang salah dalam pemberitaan itu, mereka banyak yang tidak paham.

Semestinya mereka mendapatkan sumber berita dari media mainstream yang resmi dan bisa dipertanggungjawabkan: sumber beritanya. Bukan dari medsos yang tidak jelas sumber beritanya. Siapa saja bisa bikin berita hoaks di medsos.

Terutama berita soal kecurangan dalam Pilpres, hal itu tak bisa dihindari selama dua hari ini. Memang dari pihak yang kalah dalam perolehan suara Pilres: Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud maupun Timnas AMIN, mengeluarkan pernyataan pelaksanaan Pilres 2024 ini dianggap banyak kecurangan.

Seperti diklaim Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menyatakan dirinya banyak mendapat laporan dari berbagai daerah seperti, Madura, Papua, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan ada indikasi kecurangan secara struktural dan masif.

Begitu pun Timnas AMIN paslon Anies Muhaimin yang disampaikan Anies sendiri menyebut kemenangan dalam perolehan suara Prabowo-Gibran yang sudah di atas 50 persen itu terindikasi hasil kecurangan.

“Kita tunggu hasil resmi dari KPU lah. Kami tidak percaya hasil quick count yang bisa saja itu direkayasa ya,” sebut Anies yang didampingi Muhaimin dalam konferensi pers di markas Timnas AMIN, Jakarta, Rabu (14/2/2024) malam.

“Kita jangan tergiring untuk semuanya ingin serba cepat. Beri waktu KPU untuk bekerja. Sampai tuntas. Kita hormati proses real count di KPU,” tegasnya lagi.

Ketidakpercayaan hasil survei juga disampaikan Mahfud saat dirinya usai mencoblos. “Sekarang waktunya untuk ajang pembuktian atas sejumlah hasil survei yang selama ini disodorkan ke masyarakat. Masak hasil survei paslon nomor 2 Prabowo-Gibran disebut-sebut unggul di atas 50 persen,” ungkapnya.

“Padahal pemungutan suara baru hari ini dilaksanakan. Jadi hasil survei itu ada upaya penggiringan opini. Saya ragu dari hasil survei itu. ya, lihat pembuktiannya hari ini.,” ia menambahkan.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menanggapi hasil hitung cepat yang menempatkan perolehan suara Ganjar-Mahfud berada di posisi buncit, berkisar di angka 17 persen. “Hasil final perolehan suara Ganjar-Mahfud masih terlalu jauh untuk ditanyakan sekarang. Kami sekarang ini sedang mengumpulkan bukti-bukti adanya laporan dugaan kecurangan, kita tunggulah,” ujarnya.

“Jika betul hasil Pipres paslon Ganjar-Mahfud kalah, maka kami pun siap untuk menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Tapi kita lihat dululah. Karena kalau melihat hasil suara Ganjar-Mahfud yang berkisar 17 persen itu, menurut saya dugaan kecurangan ini telah melewati batas. Ini akan membuka peluang kami melayangkan gugatan ke MK (Mahkamah Konstitusi),” ungkap Hasto, di Teuku Umar, Jakarta, Rabu (14/2/2024) malam.

Baca lagi  Awas! Gejala Tekanan Darah Tinggi yang Sering Tidak Diketahui, Ini Penyebabnya

Menanggapi adanya klaim kecurangan dari dua paslon capres-cawapres Pilpres 2024 itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan menghimbau agar segera melapor ke Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi (MK).

“Laporan itu harus disertai bukti ya. Saya kira itu sudah diatur semuanya. Jadi jangan cuma curiga dan teriak-teriak curang…, curang..!  Tapi tidak melaporkan kasusnya. Dan tidak ada bukti,” ungkap Presiden Jokowi usai menghadiri IIMS di JI Expo Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Jokowi sendiri mengaku masih meragukan ada kecurangan secara masif di TPS. Karena ada pengawasan yang berlapis dari berbagai elemen masyarakat di setiap TPS. “Di situ kan ada polisi, ada tokoh masyarakat, ada RT dan RW yang turut memantau,” ucap presiden.

“Bahkan anggota caleg sendiri juga punya saksi-saksi sendiri di setiap TPS. Belum lagi ada tim suksesnya. Ada juga utusan Bawaslu dan aparat keamanan. Lho kok masih ada kecurigaan, tuduhan kecurangan hasil Pemilu, ini kan keterlaluan kalau sampai tidak ada bukti,”  kata Presiden Jokowi menegaskan.

“Tetapi kalau memang betul ada kecurangan, berarti ini kecolongan, ya tinggal laporkan saja ke Bawaslu. Sudah ada mekanismenya. Ini semua ada aturannya dibuat supaya nggak ada tuduhan kecurangan dari masing-masing peserta Pemilu,” ia menjelaskan.

Surat tercoblos

Sementara itu Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Subagya mengaku menerima laporan adanya surat suara Pilpres yang sudah tercoblos sebelum pemungutan suara. Dan ini sekarang sedang diproses kasusnya.

“Jika nanti ditemukan bukti-bukti ada kecurangan dalam bentuk surat suara sudah tercoblos sebelum pemungutan suara, kita tangani untuk diusut bersama kepolisian. Dan pelakunya bisa dijerat tindak pidana,” kata Rahmat.

Kasus surat tercoblos ini, lanjut dia, masuk dalam laporan hasil pengawasan (LHP) para pengawas TPS di lapangan. “Ini sebagai dugaan tindak pidana Pemilu,” cetusnya.

Hasil penghitungan suara secara real count di Komisi Pemilihan Umum (KPU) terbaru sampai Kamis (15/2/2024) siang pukul 14.12 WIB, jumlah suara yang masuk sebanyak 350.151 (42,53 persen) dari 823.236 TPS di seluruh provinsi.

Hasil perolehan suara sementara paslon capres-cawapres pada Pilpres 2024:

  1. Anies-Muhaimin 4.889.030 suara (24,53 persen).
  2. Prabowo-Gibran 11.175.522 suara (55,95 persen)
  3. Ganjar-Mahfud 3.898.701 suara (19,52 persen).

Hasil penghitungan suara KPU ini belum merupakan hasil akhir. KPU masih terus melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang sampai 20 Maret 2024.

GEMAYUDHA M  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Hidup Sendiri Kesepian, Hati-Hati! Ini Berdampak Buruk pada Kesehatan

adminJ9

Benarkah Pernyataan Tito Ini, Sinyal Amandemen untuk Jabatan Presiden 3 Periode?

adminJ9

Mimpi Jokowi Ingin Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Pupus

adminJ9