Jurnal9.com
BusinessHeadline

Ekonomi RI Tumbuh 5,31 Persen, Ini Tertinggi Selama 9 Tahun Pemerintahan Jokowi

Presiden Jokowi saat menyampaikan optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia 

JAKARTA, jurnal9.com – Baru kali ini pertumbuhan ekonomi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama hampir 9 tahun memimpin Indonesia mencapai rekor tertinggi sebesar 5,31 persen secara year-on-year (yoy).

Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/2/2023).

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif pada 2022 mencapai sebesar 5,31 persen. Angka ini merupakan tertinggi sejak Presiden Jokowi memerintah selama hampir 9 tahun,” tegasnya.

Margo mengatakan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 ini merupakan titik balik ke level 5 persen. Pertumbuhan ini lebih besar dibandingkan dengan pencapaian sebelum pandemi.

“Kinerja ekonomi pada 2022 menguat dibandingkan 2021. Pertumbuhan ekonomi tahunan kembali mencapai level 5 persen seperti sebelum pandemi. Bahkan pada kuartal IV/2022 telah tumbuh sebesar 5,01 persen year-on-year (yoy) dan 0,36 persen quartal-to-quartal (qtq),” jelas Kepala BPS ini.

Berdasarkan data selama pemerintahan Presiden Jokowi hampir 9 tahun terakhir, tegas Margo, pertumbuhan ekonomi 2022 merupakan yang tertinggi sejak Jokowi terpilih menjadi presiden pada Oktober 2014.

Ekonomi anjlok sejak pemerintahan Jokowi

Menurut catatan BPS, pada saat peralihan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Presiden Jokowi pada Oktober 2014, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,01 persen.

Kemudian sejak pemerintahan Presiden Jokowi pada 2015 ekonomi anjlok ke level 4,88 persen. Selanjutnya pada 2016 ekonomi ekonomi rebound melebihi pencapaian 2014 yakni 5,03 persen. Kenaikan ekonomi berlanjut pada 2017 sebesar 5,07 persen. Dan  pada 2018 sebesar 5,17 persen. Namun pada 2019 ekonomi melorot ke 5,02 persen.

“Kinerja pertumbuhan ekonomi tertinggi sebelumnya yang dicapai pemerintahan Jokowi terjadi pada 2018 mencapai 5,17 persen. Tapi rekor tertinggi selama hampir 9 tahun pemerintahan Jokowi baru pada 2022 yang mencapai sebesar 5,31 persen secara year-on-year (yoy),” tegas Margo lagi.

Ketika Indonesia dilanda pandemi pada 2020, ekonomi Indonesia anjlok hingga minus 2,07 persen. Kemudian mulai berangsur naik ke level 3,7 persen, dan tertinggi pada 2022 yang mencapai 5,3 persen.

Sesuai prediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai 5,3 persen.

Hal itu, menurut Menkeu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 menguat secara signifikan, karena didukung komponen permintaan agregat, baik konsumsi, ekspor, maupun belanja pemerintah.

“Dalam pemulihan ekonomi kita, konsumsi sudah tumbuh di atas 5 persen, investasi mulai merangkak mendekati 5 persen, dan ekspor kita melonjak sangat tinggi, impor juga ikut tinggi karena banyak manufaktur yang menggunakan bahan baku impor,” tegas Sri Mulyani.

Baca lagi  Menyedihkan! Presiden Jokowi Akhirnya Perpanjang PPKM Level 4 Hingga 2 Agustus 2021

Senada dengan Menkeu, Presiden Jokowi juga mengaku optimis bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2022 bisa stabil di angka 5 persen.

“Saya optimis pada 2022 pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Kita harapkan dan berdoa pada 2023 bisa diatas 5 persen lagi,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka perdagangan bursa pada awal 2023 silam.

Sikap optimis pemerintah itu, menurut Data BPS, menyebutkan lapangan usaha, sektor industri masih menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dan ini diikuti oleh sektor transportasi & pergudangan, perdagangan, serta informasi & komunikasi.

“Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,31 persen dan dilihat sumber pertumbuhannya, terbesar dari industri pengolahan sebesar 1,01 persen,” papar Margo.

Sektor industri sepanjang 2022, lanjut dia, tercatat tumbuh sebesar 4,89 persen dengan kontribusi terhadap perekonomian sebesar 18,34 persen.

Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan mencatatkan pertumbuhan tertinggi di antara seluruh sektor, yaitu sebesar 19,87 persen sepanjang 2022. Sektor informasi dan komunikasi juga mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, mencapai 7,74 persen.

Adapun sektor perdagangan tumbuh sebesar 5,52 persen. Berdasarkan komponen pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar masih berasal dari konsumsi rumah tangga, yang tumbuh sebesar 4,93 persen dengan kontribusi terhadap perekonomian sebesar 51,87 persen.

Di samping konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik juga menjadi salah satu penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada 2022, yaitu tumbuh sebesar 3,87 persen.

“Konsumsi rumah tangga dan PMTB masih merupakan penyumbang utama PDB pada 2022, dengan akumulasi kontribusi sebesar 80,95 persen,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Margo, sepanjang 2022, perekonomian Indonesia juga banyak dipengaruhi oleh faktor global, salah satunya pada lonjakan harga komoditas di pasar global.

“Indonesia diuntungkan dengan relatif tingginya harga komoditas ekspor unggulan Indonesia di pasar global, sehingga memberikan windfall dan mendongkrak kinerja ekspor dan surplus neraca perdagangan,” papar Kepala BPS ini.

Hal ini tercermin dari ekspor yang tumbuh sebesar 16,28 persen pada 2022. Jika dirinci, ekspor barang tumbuh sebesar 14,41 persen, terutama didorong oleh ekspor nonmigas yang tumbuh 16,28 persen.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional, KemenKopUKM Lakukan Transformasi Kebijakan

adminJ9

Trimedya Sebut Ganjar Pranowo Songong, Benarkah di Tubuh PDIP Retak?

adminJ9

Angka Kasus Covid yang Tinggi, Membuat Ekonomi RI Menghadapi Ketidakpastian

adminJ9

Leave a Comment