Ilustrasi orang mengkonsumsi makanan dengan tambahan manis gula
JAKARTA, jurnal9.com – Merebaknya penyakit diabetes, ginjal, dan kanker membuat banyak orang takut mengkonsumsi gula. Karena ada efek buruk pada kesehatan, banyak orang menghindari makanan atau minuman yang mengandung gula. Apalagi mendengar ada gula ‘pemanis’ pada produk makanan atau minuman, langsung saja mereka tak mau mengkonsumsinya.
Lalu perlukah menghindari mengkonsumsi gula? Padahal tidak boleh orang menganggap semua gula itu berbahaya.
Sebab gula itu dibutuhkan tubuh dan dicerna menjadi glukosa, lalu dibutuhkan seluruh sel tubuh untuk menghasilkan energi. Manusia yang melakukan aktivitas sehari-hari, fungsi organ dalam tubuh sangat membutuhkan energi. Dan sebagian besar energi tubuh didapatkan dari asupan gula. Karena itu tubuh manusia tetap membutuhkan asupan gula.
Coba anda bayangkan apa yang akan terjadi pada tubuh jika tidak mengkonsumsi gula sama sekali?
Gula tidak selamanya buruk. Gula itu sendiri bisa didapat dari dua sumber; pemanis tambahan dan gula dari karbohidrat yang terkandung dalam makanan seperti nasi, gandum, singkong, roti, hingga buah-buahan dan sayuran.
Saat anda sudah tidak lagi memiliki sisa cadangan glukosa, tubuh akan mulai mengurai protein untuk dipakai sebagai energi. Padahal protein memiliki berbagai fungsi penting di antaranya sebagai pembangun otot, massa otot, serta mempercepat penyembuhan luka.
Sumber energi yang berasal dari pemecahan protein akan disalurkan ke jaringan dan sel-sel tubuh. Tapi jika tubuh memakai protein sebagai pengganti energi, biasanya akan sulit berkonsentrasi dan gampang sakit. Kekurangan protein juga dapat menyebabkan penurunan massa otot. Jadi peran asupan gula dapat membantu tubuh dalam menghemat persediaan protein.
Asupan gula yang aman
Tubuh membutuhkan asupan gula agar tetap sehat. Hanya saja takaran sehari-harinya perlu dibatasi. Tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kekurangan. Tapi perlu tahu, sumber gula juga didapatkan dari makanan berkarbohidrat seperti buah-buahan dan makanan pokok.
Kebanyakan makan gula tentunya akan mengganggu kerja organ-organ dalam tubuh. Bahkan bisa berisiko pada munculnya berbagai komplikasi kesehatan. Mulai dari kerusakan fungsi hati, penyakit jantung, ganggguan metabolik, resistensi insulin, hingga obesitas.
Seperti dilansir Medical News Today pada akhir Maret 2021 lalu, menyebutkan untuk konsumsi gula yang aman untuk kesehatan dianjurkan 71,14 gram atau 17 sendok teh gula dalam sehari.
Dalam 1 gram gula mengandung 4 kalori. Setiap orang dalam seharinya membutuhkan 270 kalori untuk sumber energi. Secara umum, kalori dalam gula dianggap sebagai ‘kalori kosong’ karena tidak mengandung nutrisi selain glukosa.
Itu artinya terlalu banyak mengkonsumsi gula dapat meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, penyakit jantung, liver, dan gigi keropos.
Berdasarkan rekomendasi dari The American Heart Association (AHA) untuk mengurangi risiko seseorang perlu membatasi konsumsi gula. Wanita disarankan mengkonsumsi gula tidak lebih dari 100 kalori atau 25 gram atau 6 sendok teh sehari.
Sedangkan pria, batasan konsumsi gula 150 kalori sehari setara dengan 38 gram atau 9 sendok teh. Ukuran tersebut termasuk konsumsi sirup, makanan manis, dan menyertakan gula sebagai bumbu makanan yang dikonsumsi. Bagi anak usia 2 hingga 18 tahun sebesar 25 gram atau 6 sendok teh per hari.
Sedangkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 menjelaskan mengenai kandungan gula, garam, dan lemak dalam olahan makanan. Menurut peraturan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, disarankan untuk membatasi asupan gula tambahan maksimal sebanyak 50 gram atau 5-9 sendok teh gula setiap harinya.
Seseorang akan mengalami hipoglikemia jika kadar glukosa dalam tubuh anda berada di bawah batas normal atau kurang dari 70 miligram per desiliter (mg/dL), atau 3,9 milimol per liter (mmol/L). Kondisi glukosa darah yang rendah ini sebagian besar terjadi pada penderita diabet.
Kondisi ini terjadi ketika hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas terlalu banyak atau asupan karbohidrat yang menurun, sehingga kadar glukosa yang ada di dalam darah sangat sedikit.
Karena itu penderita diabet biasanya rutin mengkonsumsi obat-obatan yang untuk menurunkan kadar glukosa darah, atau menggunakan insulin buatan. Insulin dan obat-obatan diabetes tersebut memang berguna untuk menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi.
Tapi kalau teralu banyak menggunakan insulin bisa membuat kadar glukosa darah anda turun drastis hingga di bawah normal. Meski kerap menyerang orang yang diabetes. Kondisi hipoglikemia ini juga tidak menutup kemungkinan bisa juga dialami oleh orang yang tidak memiliki diabetes.
Ada dua jenis hipoglikemia pada orang non diabetes, yakni hipoglikemia reaktif dan puasa. Hipoglikemia reaktif bisanya muncul dalam kurun waktu beberapa jam setelah makan. Sebaliknya, hipoglikemia puasa sama sekali tidak berkaitan dengan makanan.
Hipoglikemia jenis ini lebih banyak disebabkan penyakit, seperti hepatitis, gangguan pada kelenjar adrenal atau hipofisis, gangguan ginjal, hingga tumor pankreas. Bukan hanya itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dan penggunaan obat-obatan tertentu bisa membawa merosotnya kadar glukosa darah dalam tubuh.
Jika hipoglikemia terjadi pada orang yang sebelumnya tidak memiliki tanda dan gejala diabetes, jangan tunda untuk segera mengonsultasikan pada dokter. Sebab tidak menutup kemungkinan, kondisi ini bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.
Resiko jika tak konsumsi gula
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, karbohidrat di dalam tubuh akan diubah menjadi glukosa yang selanjutnya digunakan sebagai energi. Itu sebabnya, kalau tidak mengkonsumsi gula sama sekali, maka tubuh tidak mendapatkan glukosa yang kemudian akan berisiko pada kekurangan produksi energi.
Padahal, asupan karbohidrat ini sangat berpengaruh terhadap fungsi normal tubuh, terutama kerja otak. Karena kerja otak yang merupakan sumber sistem saraf pusat tubuh, sangat mengandalkan ketersediaan glukosa di dalam darah. Jadi glukosa merupakan satu-satunya “bahan bakar” yang mampu mendukung otak agar dapat bekerja secara optimal.
Jadi kalau anda tidak mengkonsumsi gula sama sekali secara otomatis akan menimbulkan masalah pada sistem saraf. Biasanya, cenderung ada keluhan badan terasa lemas, mudah lelah, sering pusing, atau terlihat pucat.
Selain itu juga muncul tanda-tanda stres seperti sering merasa gelisah, gugup, tidak nyaman, dan mudah marah. Tak mengkonsumsi gula sama sekali juga bisa membuat tidur malam anda terganggu.
RAFIKA ANUGERAHA M