Jurnal9.com
BusinessHeadline

Prabowo Mengejar Mimpi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato di gedung MPR RI Jakarta

JAKARTA, jurnal9.com – Presiden Prabowo Subianto optimis akan membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun di era pemerintahannya.

“Saya sangat yakin dengan mudah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Dan saya bertekad untuk meraih lebih… Saya akan raih ini dalam dua atau tiga tahun,” ujarnya dalam pidato seusai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di Gedung MPR Jakarta, Minggu (20/10/2024).

Bahkan Prabowo menceritakan kalau dirinya berani bertaruh dengan beberapa menteri negara tetangga, kalau selama pemerintahannya, Indonesia bisa berhasil meraih pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Ada beberapa menteri dari negara tetangga, mereka mengajak taruhan sama saya. Your excellency, if you can achieve eight percent growth, they are going to buy me a dinner. Para menteri dari negara tersebut akan mentraktir makan malam. Kalau saya bisa membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen,” kata Prabowo menceritakan taruhan dengan sejumlah menteri dari negara tetangga tersebut.

Keinginan Presiden Prabowo untuk membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen itu bukan tanpa alasan. Karena menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan alam yang berpotensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen itu.

“Tapi memang kita harus lebih efisien, kita harus Kelola dengan baik, ambil kebijakan yang masuk akal. Dan kita harus bertekad untuk mitigasi kebocoran, mitigasi penyelewengan, mitigasi kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan kepentingan nasional, serta kepentingan rakyat,” ungkapnya.

Target pertumbuhan ekonomi pemerintahan Prabowo ini oleh sebagian kalangan dianggap terlalu optimistis. Angkanya selisih terlalu jauh jika dibandingkan proyeksi lembaga keuangan internasional; seperti lembaga moneter internasional (IMF) yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia (2025-2029) berkisar 5,1 persen, juga Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, memproyeksikan berkisar 5 persen pada 2025.

Ekonom Indef Tauhid Ahmad mempertanyakan strategi apa yang akan dilakukan Prabowo untuk membawa pemerintahannya bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Kalau melihat kondisi ekonomi sekarang, sepertinya cukup sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Apalagi janji Prabowo pencapaian itu bisa dalam kurun waktu 2 sampai 3 tahun,” tegasnya.

Belum dari sisi eksternal, menurut Tauhid, dengan kondisi geopolitik dalam beberapa waktu terakhir. Rasanya cukup sulit impian Presiden Prabowo untuk bisa mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Apalagi inflasi di sebagian besar negara berkembang, kata Tauhid, masih berada di atas 10 persen. Kondisi akan berdampak pada kebijakan suku bunga tinggi, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak bisa terdongkrak tinggi.

“Dari sisi itu saja, tidak bisa meningkat pertumbuhan ekspor impor. Malah kemarin sekitar 1-2 persen saja pertumbuhannya. Kalau ingin kontribusi lebih besar, maka faktor global kita tidak bisa ubah,” jelas dia.

Baca lagi  Pelanggaran Etik KPU Tak Bisa Gugurkan Pencalonan Gibran di Pilpres 2024

Sementara dari sisi konsumsi masyarakat yang juga merupakan faktor utama pendorong utama pertumbuhan ekonomi, menurut Tauhid, sangat bergantung pada daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah.

“Dalam upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat ini, perlu ada peningkatan pendapatan, suatu instrument yang bergantung pada peningkatan upah. Padahal sekarang ini rata-rata hanya mencapai 5 persen,” kata Tauhid menjelaskan.

“Sehingga kalau ingin mendorong sampai 8 persen, lha kenaikan upahnya saja tidak sampai 8 persen. Bagaimana bisa mendorong daya beli kalau inflasinya cenderung rendah. Apalagi kalau inflasi tinggi, itu akan menggerus daya beli,” ia menambahkan.

Kalau dilihat dari sisi sektor industri, kata Tauhid, yang dalam hal ini adalah hilirisasi atau industrialisasi, dinilai cukup sulit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen. Karena pertumbuhan sektor ini hanya tumbuh 4 persen.

“Kalau ingin kontribusinya besar, tidak mungkin dalam kurun waktu 5 tahun. Karena industri itu rata-rata long term growth, baru bisa besar pertumbuhannya. Lalu kalau dari sektor pertanian, trennya cuma 3 persen. Itu sudah paling bagus. Karena kita pertaniannya berbasis pangan. Jadi kontribusinya terhadap PDB makin turun. Apalagi importasi besar,” ia menjelaskan.

“Bappenas sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di kisaran 6 persen,” tegas Tauhid menegaskan.

Melihat negara seperti China yang pernah pertumbuhan ekonominya mencapai 8 persen, menurut Tauhid, dicapai dalam waktu yang cukup lama. “Lha Prabowo yang baru dilantik jadi presiden, berambisi untuk membawa pemerintahannya bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Ini menurut saya sulit. Karena faktor pendorongnya apa? Kita juga bisa melihat India yang tumbuh hanya 7 sekian persen. Belum 8 persen. Itu saja butuh waktu lama,” ujarnya.

“Kalau mau belajar ya menirulah ke China yang pernah pertumbuhan ekonominya 8 sampai 9 persen. Untuk mencapai itu, China benar-benar melakukan reformasi total di semua sektornya,” kata Tauhid menambahkan.

Upaya India pun untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen sekian, kata dia, pemerintahnya bisa mendongkrak daya beli masyarakatnya, dan lapangan kerjanya bisa diciptakan. “Apalagi penduduknya besar sama seperti Indonesia. Pemerintahnya mempersiapkan fundamentalnya berupa inovasi teknologi berbasis industri baru, tentu butuh waktu lama,” ungkapnya.

Dia berharap target pertumbuhan ekonomi pemerintahan Prabowo yang tinggi itu bukan sekedar bermimpi. “Sebab kalau berkaca pada pertumbuhan ekonomi kita dalam beberapa tahun terakhir, kelihatannya pemerintahan kita masih sulit mau beranjak naik dari 5 persen. Kalau mau tumbuh ke 8 persen, ya kita harus melakukan lompatan dengan bekerja keras mereformasi total semua sektor,” cetus dia.

ARIEF RAHMAN MEDIA   

Related posts

Potensi UMKM Lokal Labuan Bajo Diperkuat Agar Jangan Jadi Tamu di Daerah Sendiri

adminJ9

Pemerintah dalam Sebulan Nambah Utang Baru Rp 55,26 triliun, Kini Total Rp 6.625 triliun

adminJ9

Akibat CLBK ‘Cinta Lama Belum Kelar’, Istri Polisi Selingkuh dengan Pacar Lama

adminJ9

Leave a Comment