Anggota DPR RI, Arteria Dahlan
JAKARTA, jurnal9.com – Politisi PDI-P Arteria Dahlan kini kembali jadi sorotan. Sudah berkali-kali anggota Komisi III DPR RI ini ucapannya mengundang kontroversial. Bahkan karena ulahnya itu “anggota dewan” asal Sumbar ini sering dicap arogan oleh banyak orang.
Namun Arteria Dahlan yang kalau berbicara suka meledag-ledag ini dinilai kerap bermasalah dengan banyak pihak. Terakhir anggota DPR RI ini terlibat cekcok dengan seorang perempuan anak jenderal, karena bermasalah dengan ibunya. Kemudian ia minta maaf.
Sebelumnya bermasalah dengan KPK, dimana Arteria memprotes pimpinan KPK karena tak memanggil anggota DPR dengan sebutan ‘Yang Terhormat’.
Dan ada lagi dengan pejabat lainnya; seperti Arteria memanggil ‘Bangsat’ Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas karena menganggap menag tak becus mengurus umrah, dan juga ia pernah menuding professor Emil Salim yang mantan menteri senior itu sesat. Namun kemudian Arteria meminta maaf. Melihat sering berulah yang dilakukan berulang-ulang itu, Arteria dianggap anggota dewan bermuka tembok karena tak tahu malu.
Dan kali ini, Arteria disorot soal permintaanya kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk mencopot seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara menggunakan bahasa Sunda saat rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, Senin (17/1/2022).
Peristiwa itu bermula saat Arteria menyatakan harapannya agar Kejaksaan Agung (Kejagung) bersikap profesional dalam bertugas.
“Ada kritik sedikit Pak JA, ada Kajati saat rapat raker, dia ngomong pakai bahasa Sunda, ganti Pak itu,” pinta Arteria.
Dia meminta Jaksa Agung untuk mengganti Kajati yang berbahasa Sunda tersebut.
“Kita ini Indonesia Pak. Nanti orang jadi takut, kalau pakai bahasa Sunda, ini orang ngomong apa. Kami mohon orang [Kejari] yang seperti ini dilakukan tindakan tegas,” ujarnya.
Mendengar ucapan Arteria itu, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mengingatkan Arteria minta berhati-hati kalau berbicara. Karena , Aboe menyebut Jaksa Agung itu juga orang Sunda.
“Pak JA juga orang Sunda loh, hati-hati pak Arteria kalau berbicara,” timpal Aboe Bakar sembari tertawa.
Bahkan ucapan Arteria itu akhirnya mengundang kemarahan orang Sunda; seperti Ridwan Kamil yang sebagai Gubernur Jawa Barat. Dia menyesalkan pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P tersebut yang meminta Jaksa Agung untuk mencopot Kajati karena gara-gara menggunakan bahasa Sunda dalam rapat kerja.
“Jika Arteria tidak nyaman dengan penggunaan bahasa Sunda, tinggal disampaikan secara sederhana dan sopan. Bukan dengan cara arogan,” ungkap Gubenrur Jawa Barat itu..
“Cuma karena berbicara Sunda saja Arteria sampai meminta untuk berhentikan jabatan. Ini terlalu berlebihan. Masalah bahasa ya, ini sudah ada ratusan tahun atau ribuan tahun menjadi kekayaan Nusantara ini,” lanjut Emil.
“Tidak ada dasar hukumnya yang jelas [karena berbicara Sunda] sampai mencopot jabatan. Justru saya amati ini sangat menyinggung banyak pihak warga Sunda,” Emil menegaskan lagi.
Emil meminta Arteria segera meminta maaf. “Jadi saya mengimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda di Nusantara ini. Kalau tidak dilakukan, pasti akan bereskalasi. Sebenarnya orang Sunda itu pemaaf ya, jadi saya berharap itu dilakukan,” kata Emil.
Gubernur Jawa Barat itu berharap masyarakat melihat perbedaan ini sebagai kekayaan dan sebagai rahmat. Bukan sebagai sumber kebencian.
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang juga orang Sunda ini mengomentari pernyataan Arteria Dahlan yang meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk memecat Kepala Kejaksaan Tinggi yang dalam rapat menggunakan bahasa Sunda.
“Saya lihat di Jawa Tengah bupati, wali kota, gubernur sering juga menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan kesehariannya. Ini adalah bagian dari kita menjaga dialektika bahasa sebagai keragaman Indonesia,” ungkapnya.
“Kenapa ada sebagian lebih suka pakai bahasa asing, itu belum tentu bagi masyarakat yang awam bisa mengerti. Masyarakat kita tentu saja lebih mengerti bahasa daerahnya sendiri,” ucapnya.
RAFIKI ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA