Jurnal9.com
Headline News

Ancaman Mental dan Bunuh Diri Akibat Kehilangan Pekerjaan Saat Pandemi Corona

Ilustrasi seorang mengalami gangguan mental karena tekanan hidup saat pandemi corona

MELBOURNE, jurnal9.com – Pemerintah Australia merilis data pengangguran di negaranya saat ini mencapai 600 ribu orang yang telah kehilangan pekerjaan sejak merebaknya pandemi corona dua bulan lalu.

“Seluruh industri saat ini hilang dan sudah tidak beroperasi lagi, seperti sektor usaha pariwisata, perhotelan, usaha ritail, dan pendidikan,” kata Ian Hickie, mantan komisioner kesehatan mental nasional Australia.

Wartawan jurnal9.com Hengki Setiawan dari Australia melaporkan, profesor Hickie khawatir akibat banyaknya warga Australia yang kehilangan pekerjaan, angka bunuh diri akan meningkat secara dramatis sebagai dampak tekanan kejatuhan ekonomi selama masa pandemi wabah corona.

Hasil kajian Hickie di Universitas Sydney yang dikutip ABC, menyebutkan krisis covid-19 dapat menyebabkan lonjakan 25 persen tingkat bunuh diri jika pengangguran mencapai 11 persen. “Itu belum mencapai skala atau kesegaran yang benar-benar diperlukan sekarang untuk menghadapi  kesehatan mental yang akan kita hadapi selama dua tahun ke depan,” ungkapnya.

“Kecuali kita segera menangani masalah-masalah itu, dan memberikan perawatan kesehatan mental, karena kita akan menghadapi bencana,” tegas seorang profesor yang juga direktur pendiri Headspace dan CEO Perdana Beyond Blue ini.

Pemerintah Australia yang menyiapkan paket sebesar 7,3 juta dolar Australia untuk penelitian dan data, serta sebesar 11,3 juta dolar Australia buat biaya komunikasi dan program penjangkauan lainnya.

Dia mengatakan hampir 30 juta dolar Australia akan dihabiskan untuk program-program menjangkau warga Australa yang rentan, termasuk mereka yang berusia lebih tua (19 juta dolar), beragam budaya dan bahasa (3,5 juta dolar), pribumi (3,5 juta dolar) dan untuk orang-orang dengan penyakit mental (3,5 juta dolar).

Baca lagi  Kecelakaan yang Tewaskan Vanessa Tak Dapat Santunan dari Jasa Raharja, Ini Penjelasannya

“Anggaran uang itu sangat kecil untuk jumlah orang yang akan membutuhkan bantuan,” kata profesor Hickie.

Dia mengatakan kurang dari separuh warga Australia yang membutuhkan perawatan kesehatan mental saat ini. “Seperti di bulan Februari lalu, kita melihat kematian terkait covid-19,” tegas dia mengingatkan kembali.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Organisasi Kesehatan Mental Remaja Orygen, Australia, Patrick McGorry setuju rencana kesehatan mental dampak pandemi corona akan jauh lebih mahal untuk diterapkan daripada yang dialokasikan.

“Kematian dan kerusakan yang disebabkan penyakit mental akibat dampak pandemi corona  jauh lebih besar, kecuali segera mengambil tindakan serius,” cetus profesor McGorry.

Menurut dia, perawatan kesehatan mental seperti ini akan menelan biaya lebih besar sampai ratusan juta dolar, dari pengeluaran uang untuk meyelamatkan nyawa dari infeksi. “Kami tidak bisa menghindar dari anggaran uang yang besar untuk meyelamatkan nyawa dari penyakit mental dan bunuh diri,” tegasnya.

Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan pemerintah negara bagian juga akan mengeluarkan anggaran untuk rencana itu. “Victoria telah mengumumkan akan mengeluarkan anggaran sebesar 19,5 juta dolar, dan negara-negara bagian lain akan memberikan kontribusi mereka,” ucapnya.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Shalat Tarawih-Witir di Indonesia yang Kontroversial

adminJ9

Presiden: Satukan Semangat dan Kerja Keras Tangani Pandemi Covid-19

adminJ9

Membandingkan Kudeta Partai Demokrat AHY dengan Kudeta di PKB Gus Dur

adminJ9