Jurnal9.com
Headline Inspiration

Shalat Witir di Indonesia: 2 Rakaat Salam + 1 Rakaat Salam, Dinilai Kontroversi?

Ilustrasi orang shalat tarawih-witir

KH Bahauddin Nursalim atau akrab dipanggil Gus Baha menyoroti pelaksanaan shalat tarawih-witir di Indonesia. Selama ini kaifiyah shalat tarawih yang diakhiri shalat witir; dengan dua rakaat diakhiri salam, dan satu rakaat lagi diakhiri salam. Ini dinilai kontroversi yang terjadi dari dulu sampai sekarang.

“Dalam beberapa riwayat Buchori Muslim; Nabi kalau shalat tarawih dan witir hanya 9 rakaat. Dalam hadist shahih disebutkan; lam yak ud min hunnah fii akhiri hinnah illaa wahidah,” jelas Gus Baha.

Dia menyebutkan Nabi menjalankan shalat tarawih sampai 9 rakaat tanpa duduk sama sekali. Dan terakhir duduk pada rakaat kesembilan, langsung ditutup salam.

Dalam riwayat itu disebutkan “shalatul lailih matsna” ; nabi memotong jumlah rakaat itu menjadi dua rakaat diakhiri salam, dua rakaat diakhiri salam, sampai empat kali; jumlahnya delapan rakaat. Kemudian nabi melanjutkan satu rakaat shalat witir dengan diakhiri salam. Jumlahnya jadi sembilan rakaat.

“Sehingga jika ada seseorang yang melaksanakan shalat tarawih empat rakaat tanpa tasyahhud, sebenarnya menurut fikih, banyak ulama yang berpendapat; sah shalatnya.”

“Kalau ada seseorang melaksanakan shalat tarawih empat rakaat tanpa tasyahhud, juga sah shalatnya. Karena dalam hukum fikih, disebutkan tasyahhud awal dalam shalat itu hukumnya sunnah. Makanya banyak ulama berpendapat bahwa shalat tarawih tanpa tasyahhud awal pun, sah shalatnya,” ungkap Gus Baha.

Tapi di Indonesia, kata Gus Baha, dari awal pahamnya, ada yang shalat tarawih delapan rakaat, dan dilanjutkan dua rakaat shalat witir diakhiri salam, lalu satu rakaat lagi shalat witir diakhiri salam.

Dan ada yang shalat tarawih 20 rakaat; dengan dua rakaat, dua rakaat diakhiri salam. Dan dilanjutkan dua rakaat shalat witir diakhiri salam, lalu satu rakaat lagi shalat witir diakhiri salam.

Sehingga yang menjadi kontroversi shalat tarawih-witir di Indonesia, pada umumnya diakhir shalat tarawih, dilanjutkan shalat witir dua rakaat diakhiri salam, lalu dilanjutkan satu rakaat lagi shalat witir diakhiri salam.

“Padahal menurut Imam Syafi’i dalam kitab ‘Majmu’ karangan Imam Nawawi disebutkan: “Shalat itu diawali takbir dan diakhiri salam,” kata ulama ahli tafsir ini.

Kalau mengacu pada pemahaman definisi shalat, menurut Imam Syafi’i ini, maka shalat tarawih dan witir yang dilaksanakan di Indonesia dianggap paling aneh di dunia: dua rakaat shalat witir diakhiri salam, lalu dilanjutkan satu rakaat lagi shalat witir diakhiri salam. “Padahal yang disebut witir itu ganjil. Imam Hanafi menyebutkan lakukan shalat witir 3 rakaat dengan satu salam,” paparnya.

“Di Indonesia selama ini, shalat witir dua rakaat ditutup salam. Lalu satu rakaat lagi ditutup salam. Kan aneh. Karena witir yang dua rakaat tadi sudah diakhiri salam. Kalau sudah diakhiri salam, berarti shalat witir yang tadi jumlahnya dua rakaat. Bukan ganjil seperti disebutkan nabi; shalat witir itu [rakaatnya] ganjil.” jelas Gus Baha.

Baca lagi  Anies Baswedan, Posisi Teratas Paling Disukai Netizen untuk Capres 2024

“Selama ini tahunya orang-orang mengikuti shalat tarawih dan witir dari dulu kayak gitu. Jadi kalau ada orang shalat witir tiga rakaat langsung [seperti shalat maghrib 3 rakaat] tanpa salam, dibilang tidak biasa. Mereka bilang enggak cocok. Malah dianggap batal shalat seperti itu. Ini kan aneh,” tegasnya.

Padahal dalam setiap selesai salam [shalat tarawih], bilal menyampaikan: sholluu sunnatan rok ataini minal witri; shalatlah dua rakaat witir. Ini kan aneh. Disebut witir [ganjil] kok dua rakaat. Kalau kemudian dilanjutkan shalat witir satu rakaat lagi, itu secara hukum fikih sudah beda. Karena shalat witir yang dua rakaat tadi sudah diakhiri salam. Itu disebut musykilah, yaitu shalat dua rakaat yang sudah berdiri sendiri.

“Jadi saya melihatnya hukum fikih dikalahkan oleh adat atau kebiasaan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat,” ungkap Gus Baha.

Beda pendapat

Sementara itu Dosen Universitas Islam Negeri, Sunan Ampel Surabaya (UIN SA), DR Sunarto menyebutkan dalam kitab Al Umm karangan Abu Abdullah Muhammad bin idris Asy sysfi’i, pada halaman 164: shalat witir itu 3 rakaat.

“Tapi kalangan nahdhiyin di Indonesia banyak yang mempraktikkan 2 rakaat diakhiri salam. Kemudian dilanjutkan 1 rakaat lagi diakhiri salam,” cetusnya.

Makanya dalam pelaksanaan witir 2 rakaat salam, kemudian 1 rakaat salam itu dijembatani oleh ulama dengan kalimat “Shallu sunnatan rak ataini minal witri”; artinya shalat sunnatlah dua rakaat bagian dari witir, kemudian satu raka’at bagian dari witir. “Memang sih.. ini menjadi musykilah; yaitu shalat dua rakaat yang sudah berdiri sendiri,” ujarnya.

“Ini sebagai kearifan para ulama dengan menjembatani dengan kalimat “Shallu sunnatan rak ataini minal witri”. Persoalan musykilah menjadi klier. Toh intinya shalat [witir] itu sunnah, bukan shalat wajib. Jadi tidak perlu dipermasalahkan,” kata Sunarto.

Berbeda dengan pandangan KH Mustofa Bisri atau akrab dipanggil Gus Mus yang menyebutkan shalat witir menurut Imam Syafi’I, sempurnanya tiga rakaat.

“Tapi praktiknya di Indonesia dimaknai dua rakaat salam, kemudian dilanjutkan satu rakaat salam. Artinya dari yang genap menjadi ganjil,” kata Gus Mus.

Menurut Imam Syafi’i, shalat witir itu tidak wajib. Tapi sunnah muakkad; sunnah yang dianjurkan oleh Nabi. “Shalat witir itu tidak wajib sebagaimana shalat fardhu.”

Kata Nabi s.a.w, “Sungguh Allah menambahkan pada kamu; shalat witir. Maka shalatlah [witir] pada waktu antara akhir Isya’ dan terbitnya fajar.

Nabi menyuruh shalat witir bukan pada bulan Ramdhan saja, tapi di luar Ramadhan pun kita disuruh menjalakannya.

Wallahu a’lam bissawaab. 

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Taiwan Larang Konsumsi Mi Instan Indonesia yang Mengandung Etilen Oksida, Apa Bahayanya?

adminJ9

Rhoma Sempat Tak Percaya Ridho Ditangkap Lagi, Sebab Juni ini Ridho akan Nikah

adminJ9

Media Hong Kong Sebut Jokowi ‘Little Soeharto’ karena Bagikan Jabatan kepada Pendukungnya

adminJ9