Jurnal9.com
Headline IT

Revolusi Industri 4.0 Memacu Budaya Digital

Industri otomotif dalam revolusi industri 4.0      (Foto Dok. Brillio)

SURABAYA, jurnal9.com –  Revolusi industri 4.0 ditandai dengan perubahan besar terhadap cara manusia dalam mengolah sumber daya dan memproduksi barang. Seperti perubahan pada pekerjaan yang lama hilang, dan berganti pekerjaan baru yang lebih berbasis teknologi digital.

Banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh sistem otomasi mesin atau robot. Perubahan besar itu terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, trasportasi, dan teknologi yang sangat berdampak terhadap aspek kehidupan manusia.

Direktur Inixindo Surabaya, Bambang Soerjohandoko, mengatakan dalam revolusi industri 4.0 banyak ilmuwan menciptakan sistem otomasi dan pengolahan data terkini dalam teknologi yang melahirkan mindset dan budaya digital.

Dia memberi contoh lahirnya teknologi machine learning yang memiliki fungsi dapat mempelajari dan mendeteksi perilaku orang dan menyimpan banyak data. Teknologi ini sangat berperan dalam era digital, yang membawa perubahan signifikan terhadap banyak hal, mulai dari pelayanan jasa publik, marketing, dan penjualan produk barang konsumsi.

Perusahaan besar seperti Matahari Store, Ramayana Store, dengan model penjualan yang lama, kini mulai ditinggalkan pelanggannya. Masyarakat sudah merasakan enak dengan berbelanja online.

Sektor  bisnis jasa publik seperti Shopee, Bukalapak dengan mengandalkan model promosi lewat market place, telah mengubah gaya hidup masyarakat secara besar-besaran.

Perubahan besar juga terjadi pada sektor transportasi. Perusahaan angkutan taksi yang konvensional misalnya,  kini mulai meredup, dan digantikan usaha angkutan berjaringan internet dengan armada motor ojek dan mobil taksi online.

Perusahaan Gojek tak memiliki satu pun motor dan mobil taksi untuk mengoperasikan bisnisnya. Tapi valuasi teknologi Gojek lebih besar dari perusahaan taksi konvensional. Karena  bisnis di era digital mampu mengubah pola bisnis konvensional.

Gojek tak punya satu pun motor, tapi valuasinya melebihi perusahaan maskapai Garuda. Apa asetnya? Intangible, bentuknya seperti brand, skill, inovasi, dan keterampilan yang akhirnya menciptakan platform berbasis ekosistem.

Aset ini yang digunakan pada bisnis dalam era digital. “Hal ini yang menyebabkan teori bisnis lama menjadi usang dan tak lagi relevan di era digital.”

Bambang Soerjohandoko menjelaskan lahirnya perusahaan Gojek atau Grab sebagai usaha jasa angkutan berbasis teknologi, tak menerima uang langsung dari penumpangnya. “Tapi kenapa perusahaan ini tarifnya murah dan memberikan diskon besar? Karena perusahaan ini berjaringan internet  yang bisa memperoleh penghasilan usahanya dari pengolahan data,” paparnya.

Baca lagi  Hong Kong Akhiri Resesi, Saat Tingkat Vaksinasi Rendah dari Penduduk yang Tak Percaya

Industri sektor jasa ini sudah banyak yang memanfaatkan data atau artificial intellegence lewat fitur smartphone yang mampu mengenali obyek lokasi dengan cepat dan akurat. Teknologi ini telah mengubah aspek kehidupan manusia.

Ini salah satu aspek kehidupan dalam cyber system  revolusi industri 4.0 yang berjaringan internet. Sehingga dapat mengubah karakter industri dalam memperoleh pendapatan usahanya, serta membentuk aspek kehidupan manusia dalam menjalankan pekerjaannya.

Industri di Indonesia sebagian besar sudah mengikuti revolusi industri 4.0 dalam proses pengoperasiannya, seperti pabrik semen, petrokimia, otomotif, serta industri makanan dan minuman.

Contoh industri otomotif juga sudah menggunakan robotik dalam pengoperasiannya. Industri ini sudah menggunakan infrastruktur teknologi untuk mengerjakan bagian komponen besarnya dalam memproduksi mobil.

Implementasi industri 4.0 akan menambah lapangan kerja baru yang memerlukan keterampilan khusus. Sehingga kehadiran industri 4.0 tidak dianggap mengancam serapan tenaga kerja, namun menambah tenaga kerja baru dengan bidang yang berbeda.

Dia menilai peran Internet internet of think (IoT) dan artificial intelligence menjadi trend yang akan berkembang di masa depan. Karena dari segi biaya juga bisa meningkatkan efisiensi organisasi perusahaan.

Ini juga akan berpengaruh pada sektor pendidikan. Seperti dalam proses pembelajarannya dilakukan tanpa batas ruang dan tanpa batas waktu. Ini cocok  jika diterapkan sekarang ini, pada saat banyak siswa yang belajar dari rumah atau karyawan bekerja dari rumah.

Meski banyak pihak menilai pendidikan di Indonesia masih belum optimal mengikuti kecepatan teknologi akibat revolusi industri 4.0. Karena itu salah satu upaya yang dilakukan untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 ini melalui peningkatan kualitas guru di sekolah-sekolah. Sehingga menghasilkan mutu lulusan siswa.

“Inixindo bergerak di bidang pelatihan IT untuk karyawan. Perkembangan bidang IT berubah sangat cepat. Kami terus mengembangkan materi-materi produk yang baru guna mengikuti kecepatan IT,” tutur Bambang Soerjohandoko.

Pada 2025, IoT diprediksi akan memberikan dampak terhadap produktifitas sebesar USD 121,4 miliar di dunia. Angka ini akan didominasi industri manufaktur, retail dan transportasi.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Bank Dunia Ingatkan Risiko Resesi dan Krisis Keuangan Global 2023, Bagaimana Indonesia?

adminJ9

Berita Menag Tarik Ucapan Soal Pembatalan Haji, itu Hoaks atau Bohong

adminJ9

MenkopUKM Dorong Model Bisnis Sirkuit Ekonomi Melalui Koperasi

adminJ9