Prilly Latuconsina
JAKARTA, jurnal9.com – Aktris Prilly Latuconsina baru pertama kalinya menjadi produser film. Sebelumnya ia hanya menjadi pemain film. Namun langkah Prilly sebagai produser cukup peka dalam menangkap kondisi sosial yang terjadi selama pandemi covid ini.
Melihat kondisi masyarakat yang traumatis saat menghadapi pandemi akibat kehilangan pekerjaan, ekonomi keluarga yang terpuruk, sehingga banyak orang yang mengalami gangguan mental. Peristiwa ini yang menggugah perasaan Prilly untuk mengangkatnya ke dalam film ‘Kukira Kau Rumah’.
Film drama psikologis ini menyoroti sisi kehidupaan orang-orang yang mengalami gangguan mental akibat pandemi selama hampir dua tahun ini. Tapi mereka tak menyadari jika mengalami gangguan mental; mudah emosi, cemas, sakit hati, dan ia suka hidup sendirian. Dan apa yang dirasakan dalam dirinya kerap disembuyikan. Ia berpura-pura bahagia.
“Dari film ‘Kukira Kau Rumah’ aku ingin menyampaikan bahwa jangan menyepelekan kesehatan mental diri kita maupun orang lain. Apalagi dijadikan bahan candaan. Kita gak pernah tau apa yang orang lewati,” tulis Prilly pada akun Twitter-nya Rabu, (12/1/2022).
Prilly mengerti bagaimana perasaan individu [orang yang alami gangguan mental] yang sebenarnya sedang tidak baik. Namun harus berpura-pura bahagia karena takut dihakimi orang lain. “Rasanya ga enak banget sendirian, karena takut dihakimi oleh orang. Akhirnya ia pura-pura bahagia. Membentuk cerita bahwa hidup kita sempurna,” cuitnya.
Perjuangan seseorang yang dianggap remeh oleh orang lain, juga menjadi sorotan Prilly. “Jadi sosok yang ambisi menggapai cita-cita. Sampai menjadi orang yang berprestasi, lalu ada yang bilang ‘ya lu mah enak pinter’ atau ‘ya lu mah enak kaya‘,” cuitnya.
“Tapi gak tau apa yang kita alami, kita hadapi sendirian, udah berapa banyak air mata yang tumpah. Orang yang gak akan menghakimi apa yang kita rasakan dan kita lalui.”
Prilly mengamati banyak orang yang berpura-pura, dan menyembunyikan [perasaan cemas, sakit hati] apa yang dirasakan dalam dirinya. Dan ia hidup sendirian. Mestinya ia melakukan konsultasi dengan psikolog agar penderitaan batinnya berakhir. “Tolong ya guys menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik,” cuitnya.
Film ‘Kukira Kau Rumah’ merupakan unek-unek hati Prilly melihat orang-orang yang selama ini merasa hidup sendirian; punya permasalahan hidup . “Dari film ‘Kukira Kau Rumah’ ini, aku mau bilang; kalian tidak sendirian. Dan gak apa-apa kalo kalian keadaan gak baik. Hidup ini gak harus selalu indah,” cuitnya.
Faktor pemicu dan gejalanya
Ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya gangguan mental; mulai dari menderita penyakit tertentu yang cukup lama, sampai mengalami stres yang membuat seseorang jadi traumatis. Tapi bisa juga peristiwa traumatis ini dipicu karena ditinggal mati orang tercinta, putus cinta, kehilangan pekerjaan, atau putus asa dengan hidup sendiri dalam waktu yang lama.
Mengingat peristiwa traumatis tersebut kerap dialami banyak orang akhir-akhir ini, maka tak heran jika selama pandemi covid, keadaan ini terjadi yang mengakibatkan gangguan mental pada seseorang.
Gejala gangguan mental ini bisa dialami seseorang dengan tanda-tanda mudah emosi, pola pikir yang tak rasional, dan berperilaku yang tak sesuai dengan fakta sebenarnya.
Gangguan mental juga ditandai seseorang sering mengalami halusinasi [kejadian melihat, mendengar, merasakan, mencium sesuatu yang tidak nyata], suasana hati yang berubah-berubah, perasaan sedih dan cemas dalam waktu yang lama, ada perasaan takut yang berlebihan dan terus-menerus, alami pola tidur yang tidak teratur; kadang mudah ngantuk dan kadang sulit tidur, serta suka mengalami gangguan pernapasan dan gelisah saat tidur.
Selain itu orang yang mengalami gangguan mental; biasanya suka kecanduan nikotin, dan alkohol. Dan gampang marah dan tersinggung sampai bereaksi berlebihan dengan melakukan tindak kekerasan.
Bahkan kalau sudah marah, perilakunya sering tidak wajar, seperti bicaranya ngawur, dan tidak pakai logika lagi.
Selain gejala terkait psikologis, orang yang mengalami gangguan mental juga suka timbul gejala pada fisik, seperti sakit kepala, sakit punggung, dan sakit maag.
Prilly dalam pesan filmnya; jika seseorang sudah mengalami gangguan mental dengan bergejala seperti disebutkan di atas, sebaiknya menemui psikiater.
Film drama psikologis ini, seperti diakui Prilly, merupakan hasil adaptasi dari lagu grup band asal Bandung, Amigdala.
ARIEF RAHMAN MEDIA