JAKARTA , jurnal9.com – Hasil studi baru John Hopkins University dan peneliti ilmu kesehatan di beberapa negara, menyebutkan bahwa virus corona (covid-19) relatif lambat bermutasi.
Pandangan hasil penelitian tersebut, seperti dilaporkan kantor berita Reuters, mendapat dukungan dari sebuah usaha konsorsium Inggris untuk lebih komprehensif melacak mutasi dari waktu ke waktu agar memberikan penemuan yang jelas.
Penelitian juga dilakukan ilmuwan Institut Nasional untuk Penyakit Infeksi (IRCCS) Lazzaro Spallanzani di Roma, serta Divisi Forensik Departemen Ilmu Biomedis dan Kesehatan Masyarakat (DSBSP) di Rumah Sakit Universitas Ancona, Italia.
Dua tim independen yang bekerja melakukan penelitian tersebut menyatakan, “Ini kabar yang menggembirakan, jika sebelumnya menemukan virus lain yang dengan cepat bermutasi,” bunyi laporan penelitian itu.
Berbeda dengan pandemi covid-19, teori menunjukka virus bergerak lambat, dalam hal susunan genetiknya. “Jadi ini berita yang sangat bagus. Sehingga vaksin apa pun yang tersedia, untuk beberapa tahun ke depan, vaksin yang ditemukan masih akan efektif secara luas,” tulisnya.
Dalam studi ini, para ilmuwan kesehatan itu telah menguji urutan gen (genome sequencing) dengan teknologi yang dikembangkan Thermo Fisher Scientific pada sampel virus corona yang diambil dari pasien di Italia.
Kemudian, mereka membandingkan sampel dengan referensi genom yang diurutkan dari sampel virus yang diambil dari wabah di Wuhan sekitar dua bulan lalu.
Hasilnya ditemukan perbedaan antara kedua sampel virus yang dianggap sangat kecil. Dalam hal variasi genetik, hanya lima varian baru muncul dalam sampel asal pasien di Italia, dengan indikasi awal bahwa virus corona cukup stabil. Bahkan selama penularan yang panjang melintasi banyak individu dan populasi. RAFIKI ANUGERAHA M