SURABAYA, jurnal9.com – Meskipun ancaman resesi ekonomi global membayangi beberapa negara, PT Integra Indocabinet Tbk berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,98 triliun pada kuartal I/2022 atau tumbuh sebesar 116,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan penjualan tersebut terutama didorong oleh kuatnya permintaan pasar Amerika Serikat (AS) terutama untuk produk building component.
“Penjualan ke pasar AS tumbuh secara signifikan sebesar 118,7%, sementara wilayah lain seperti pasar Asia dan Eropa tumbuh masing-masing sebesar 43,1% dan 12,9%. Ini menunjukkan adanya pemulihan permintaan di negara tersebut, selain itu penjualan domestik menunjukkan pertumbuhan yang kuat sebesar 196% di kuartal I/2022 dibanding periode yang sama tahun lalu,” kata Direktur PT Integra Indocabinet Tbk, Wang Sutrisno pada paparan publik perseroan secara virtual, Jumat (15/7/2022).
Pertumbuhan penjualan yang kuat di pasar AS, lanjut dia, karena meningkatnya permintaan furniture dan building component yang tidak hanya didorong tarif perang dagang, bea masuk anti-dumping dan anti-subsidi terhadap produk furniture dan building component. Tetapi juga inflasi global yang telah menyebabkan pembeli mengalihkan permintaan ke negara produsen dengan harga yang lebih kompetitif.
“Penjualan ekspor, sepanjang kuartal I/2022 perseroan mencatat tumbuh 114,3%, karena meningkatnya permintaan pasar AS, dan pemulihan permintaan pasar Eropa dan Asia. Pasar domestik juga menunjukkan peningkatan di mana penjualan manufaktur domestik tumbuh sebesar 335,5%,” paparnya.
Dia menjelaskan emiten industri furnitur dan building component PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menargetkan kinerja perseroan tumbuh 25 persen pada 2022 ini dibanding realisasi tahun 2021 lalu.
“Di tengah tekanan inflasi global hingga pasar housing di AS turun, kami melihat masih ada peluang. Kontribusi Indonesia di pasar furnitur AS memang kecil, tapi peluangnya sangat terbuka dan bisa dimaksimalkan,” tegas dia.
Kenyataan itu, lanjut Wang Sutrisno, perseroan menargetkan penjualan sepanjang tahun 2022 bisa tumbuh 25 persen.
“Inflasi global memang ada pengaruhnya, tapi dirasakan semua negara. Apalagi kami melihat bahwa bisnis furnitur itu seasional, dan di semester II ini secara siklus ada peningkatan,” tegasnya.
Guna mencapai target itu, kata dia, perseroan menyiapkan sejumlah strategi, di antaranya dengan mencari ceruk pasar di Amerika Serikat yang nota bene merupakan pasar potensial bagi produk perseroan. Meski demikian, bukan berarti perseroan mengabaikan peluang pasar dari negara lain.
“Kami juga jajaki peluang pasar di Eropa. Semua tahu adanya konflik Ukraina dan Rusia, ekspor produk dari Asia ke Eropa praktis terhenti. Namun kami optimis bahwa selalu ada peluang di tengah hambatan,” kata Wang Sutrisno..
Dia menilai posisi Indonesia yang memiliki keunggulan ketersediaan bahan baku (kayu) yang melimpah, membuat perseroan mampu menawarkan harga jual yang lebih kompetitif dibandingkan dengan pesaing regional lainnya.
“Meski demikian, kami juga tetap memperkuat penjualan domestik yang juga kian membaik seiring dengan menggeliatnya perekonomian nasional,” ujarnya.
AMRULLAH