Jurnal9.com
Business Headline

Menkeu Ingatkan Risiko Global: Laju Inflasi AS yang Tinggi Dampaknya ke Ekonomi RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

Inflasi yang tinggi di AS akan mendorong The Fed, Bank Sentral AS pasti akan dipaksa menginjak rem. Jika AS menginjak rem, seluruh dunia akan ikut terguncang.

JAKARTA, jurnal9.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan salah satu risiko global yang muncul adalah laju inflasi yang meningkat tinggi di Amerika Serikat yang mencapai lebih dari 6 persen.

Kenaikan inflasi tersebut akan mendorong the Fed, Bank Sentral di AS untuk melakukan pengetatan moneter.

“Kondisi ini yang harus diwaspadai, karena akan berimplikasi secara global, termasuk di negara-negara berkembang,” ungkap Menkeu di Jakarta, Jumat (19/11/2021).

“Ini adalah inflasi tertinggi dalam 30 tahun terakhir.  Hal ini pasti akan menimbulkan implikasi dari kebijakan moneter the Fed dan fiskalnya. Mereka pasti akan dipaksa menginjak rem. Jika AS menginjak rem, seluruh dunia akan ikut terguncang,” lanjut dia.

Sri Mulyani menegaskan bahwa pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi Covid-19 sangat dipengaruhi oleh pemulihan di negara maju.

Sejumlah negara di Eropa juga tengah mengalami hal yang sama. Seperti Jerman saat ini mengalami kenaikan inflasi karena persoalan komoditas dan disrupsi rantai pasok.

Begitu pun China, menurut Menkeu, saat ini juga mengalami pelemahan ekonomi akibat dampak varian Delta Covid-19, kenaikan harga dari sisi produksi, dan disrupsi mata rantai pasok.

“Jadi kondisi ini harus kita waspadai sampai akhir tahun 2021 ini, bahkan hingga tahun 2022 saat kita harus menjaga pemulihan ekonomi dan menyehatkan APBN,” kata Sri Mulyani.

Perekonomian Indonesia, kata dia, saat ini telah kembali ke jalur pemulihan pada kuartal IV/2021 ini. Namun sejumlah risiko global itu masih perlu terus diwaspadai.

Baca lagi  Utang Pemerintahan Jokowi Terus Membengkak Tembus Rp 6.074 triliun

“Saat kita fokus memulihkan ekonomi, dan secara bertahap menyehatkan APBN, justru lingkungan global tidak statis, dan risiko muncul dalam bentuk yang baru,” ungkap Sri Mulyani.

ARIEF RAHMAN MEDIA

 

Related posts

Isu Liar Ada Pelecehan Seksual Kuat Ma’ruf dengan Putri? Ini Ceritanya

adminJ9

Mulai 1 Februari Beli Pulsa, Kartu Perdana, Voucer Dikenai Pajak, Ini Penjelasannya

adminJ9

Kalau Anggap Dewas KPK Tak Punya Kewenangan Copot Firli, Tumpak Mundur Saja

adminJ9