Kawasan wisata Pantai Pink di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dengan pantainya yang berhamparan pasir berwarna pink tampak unik dan langka di dunia.
JAKARTA, jurnal9.com – Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya mengatakan Indonesia tengah menghadapi situasi lack of trust destination atau penurunan kepercayaan wisatawan asing terhadap Indonesia.
Situasi ini dipicu dampak pandemi corona yang menyebar ke seluruh Indonesia, termasuk di daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata dengan jumlah kasus penularan virus corona yang masih tinggi.
Tentu saja ucapan dari pejabat Kementerian Pariwisata yang membawahi bidang pemasaran ini mengejutkan pihak pengelola wisata atau perusahaan perjalanan wisata di tanah air.
Namun klaim pejabat dari Kementerian Pariwisata ini, [penurunan kepercayaan wisatawan asing terhadap Indonesia] didasarkan apa yang dirasakan sejumlah negara tujuan wisata di dunia yang juga mengalami krisis kepercayaan wisatawan. Terutama negara yang daerah tempat wisatanya, banyak penduduk yang terinfeksi virus corona dengan level zona merah.
“Memang pada periode 9 -16 Juni 2020 berdasarkan Sprinklr Analytic (social listening tools) menyebutkan sentimen sejumlah negara mulai mengalami peningkatan. Tapi ini jangan lantas membuat kita cukup puas. Persepsi mereka masih sekitar 50 persen,” ungkap Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini.
Namun Nia percaya upaya pemerintah Indonesia dengan kebijakan travel bubble harus didukung oleh perusahaan perjalanan wisata. Dukungan untuk mempromosikan protokol kesehatan lewat media. Misalnya melalui video edukasi dan buku pegangan. “Sebab protokol kesehatan yang menjadi persyaratan untuk memulihkan pariwisata sekarang ini sudah terprogram dalam kegiatan CHS (cleanliness, health, and safety).
Pemerintah yang kini melakukan pembahasan konsep travel bubble dengan beberapa negara lain, pihak pengelola wisata harus menjalankan protokol kesehatan. Karena melalui travel bubble, negara-negara yang terlibat dalam perjanjian ini akan saling memudahkan kunjungan setiap wisatawan tanpa birokrasi yang rumit, seperti adanya prosedur karantina selama 14 hari. “Hal ini yang harus dicari solusinya,” ucapnya.
Melihat pengalaman dari negara-negara lain yang telah pulih dari covid-19, kata Nia, mereka membidik pasar wisatawan dalam negeri lebih dulu. Strategi ini akan dijalankan pemerintah Indonesia untuk menggelar kampanye #DiIndonesiaAja.
“Kampanye #DiIndonesiaAja ini akan membidik segmen pasar keluarga, pasangan, wisatawan perorangan (FIT),” cetus Nia dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari acara bincang bisnis dengan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) pada Ahad, (28/6).
Upaya promosi #DiIndonesiaAja ini, tegas dia, dapat meningkatkan kepercayaan terhadap wisatawan,
Duta Besar LBPP RI untuk Singapura, Ngurah Swajaya, mengatakan pasar domestik Indonesia memang potensial untuk dikembangkan. “Kan di Indonesia banyak obyek wisata yang sangat menarik, bukan Bali saja. Tapi ada Borobudur di Yogyakarta, lalu ada Pantai Pink di Lombok Timur yang unik, ada Raja Ampat di Papua, dan banyak lagi tempat wisata lainnya. Cuma sayang, orang Indonesia masih banyak yang belum mengetahui negerinya sendiri yang indah,” ujarnya.
“Promosikan #DiIndonesiaAja supaya citra pariwisata di Indonesia terus berada di benak wisatawan,” kata Ngurah.
Sementara itu, Duta Besar LBPP Indonesia untuk Laos, Pratito Soeharyo, mengatakan pihaknya juga akan mendorong para diaspora Indonesia, terutama yang berada di Laos, untuk mempromosikan kebijakan pariwisata Indonesia.
Pratito mengatakan pihak kedutaan telah memiliki berbagai program untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di negara Laos. Salah satunya mendorong dibukanya penerbangan langsung dari Luang Prabang ke Bali.
Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kosmas Harefa mengatakan pihaknya menyiapkan 13 program dalam mendukung sektor pariwisata unutk upaya bangkit saat new normal.
Beberapa di antaranya, sinkronisasi anggaran belanja terkait pariwisata. Di samping itu, anggaran belanja perjalanan dinas kementerian dan lembaga di dalam negeri akan dialokasikan ke daerah yang bergantung pada sektor pariwisata.
RAFIKI ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA