Prabowo Subianto
JAKARTA, jurnal9.com – Sejumlah lembaga survei terbaru menyebutkan elektabilitas calon presiden (capres) Prabowo Subianto turun dari peringkat kedua menjadi ketiga di bawah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Padahal dalam survei-survei sebelumnya Prabowo selalu bersaing menempati posisi satu atau kedua, saling bersaing antara dirinya dengan Ganjar.
Menanggapi menurunnya elektabilitas Prabowo, juru bicara Partai Gerindra, Andre Rosiade, menilai penurunan tersebut terjadi karena Prabowo belum mulai bergerak seperti calon presiden lainnya.
“Prabowo saat ini masih sibuk menyelesaikan amanahnya sebagai Menteri Pertahanan. Beliau masih fokus bekerja untuk menuntaskan amanah sebagai Menhan,” kata Andre kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/12/2022)
Menurut dia, posisi Prabowo berbeda dengan capres lainnya yang sudah sibuk bergerilya keliling Indonesia. “Beliau menunggu momentum yang tepat untuk berkeliling menyapa masyarakat,” ujarnya.
Andre mengibaratkan Prabowo itu baru menyalakan mesin mobil. Adapun capres lain sudah lari cepat dengan gigi empat atau lima.
“Tapi kami optimis, setelah Pak Prabowo turun ke lapangan menyapa masyarakat, Insya Allah Pak Prabowo akan menjadi Presiden 2024,” kata dia.
Dalam simulasi yang dilakukan Charta Politika, menyebutkan pasangan Ganjar Pranowo – Prabowo Subianto berpotensi memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran. Pasangan itu disebut memiliki elektabilitas 43,4 persen.
Begitu pun dalam survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan elektabilitas Prabowo juga merosot dari peringkat dua menjadi peringkat tiga. Ketua Umum Partai Gerindra ini memperoleh suara sebesar 17,9 persen dari yang sebelumnya 22,5 persen.
Sedangkan peringkat pertama diduduki oleh Ganjar Pranowo dengan perolehan suara 28,6 persen, kemudian disusul Anies Baswedan dengan suara sebesar 24,2 persen.
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan mengusung Prabowo Subianto berpasangan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
Sementara itu Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi menilai tingkat elektabiltas Prabowo Subianto sudah mencapai titik puncaknya. “Prabowo sudah tidak bisa lagi meningkatkan elektabilitasnya. Malah cenderung menurun,” ungkapnya.
Alasannya kegagalan Prabowo yang berulang kali dalam Pilres, kata dia, memberikan citra sendiri. Artinya jejak rekam Prabowo yang selalu gagal di pilpres sebelumnya akan menjadi rintangan dalam perjalanan politiknya saat ini.
“Sekarang nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan menjadi wajah baru yang bisa merebut suara dari pemilih Prabowo dalam Pilpres 2024 nanti,” ungkapnya.
Ari Junaedi menilai justru elektabilitas Anies sangat mungkin naik jika partai pengusungnya seperti Nasdem bekerja secara cepat. “Dan Partai Nasdem pun bakal diuntungkan oleh pencalonan Anies,” tegasnya.
Berbeda dengan Ganjar Pranowo, menurut Ari, Gubernur Jawa Tengah itu banyak mendapat simpati publik karena adanya tekanan dari PDIP kepada Ganjar sendiri. “Karena dia jadi korban politik adanya tekanan PDIP, sehingga publik pun menaruh simpati padanya,” tutur dia.
GEMAYUDHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA