Cindra Aditi Tejakinkin baju putih usai sidang di DKPP
JAKARTA, jurnal9.com – Setelah mendengar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memecat Ketua KPU Hasyim Asy’ari, wanita yang bernama Cindra Aditi Tejakinkin, anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang jadi korban pelecehan seksual atasannya itu merasa lega.
Sebelumnya Cindra tak berani muncul ke publik, karena malu jika dirinya menjadi sorotan banyak orang. Terutama saat ia datang ke kantor KPU Jakarta untuk urusan pemilu.
“Tapi setelah saya mendengar dalam putusan sidang di DKPP memberhentikan Ketua KPU, saya merasa lega. Putusan DKPP itu mencerminkan komitmen yang kuat dalam melindungi hak-hak korban [kasus asusila],” ujarnya kepada wartawan, usai sidang, Rabu (3/7/2024).
“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada DKPP yang berani mengambil keputusan yang seadil-adilnya untuk kasus saya ini. Saya berani melaporkan kasus ini ke DKPP untuk memperjuangkan keadilan,” ia menambahkan.
Cindra mengaku dirinya selaku pengadu kasus asusila, merasakan tidak mudah menjalani proses sidang etik di DKPP.
“Dari awal sampai sekarang ini saya mengalami ups and downs yang cukup besar. Ya malu saya jadi korban, kadang saya juga bingung. Tapi saya mikir, bagaimana caranya keadilan ini bisa ditegakkan. Kalau tidak dilaporkan, kasus ini tidak terungkap. Untungnya saya didampingi oleh kuasa hukum yang hebat. Sehingga saya bisa terus berjuang, dan sampai pada hasil keputusan yang menentukan seperti sekarang ini,” tuturnya.
“Saya sengaja hadir dari Belanda ke kantor DKPP untuk menghadiri persidangan secara langsung. Ingin mengikuti, melihat bagaimana keadilan di Indonesia ditegakkan. Dan sekarang ini buktinya, keadilan itu ditegakkan oleh DKPP,” kata Cindra menegaskan.
Kemudian wanita berambut panjang ini kepada wartawan mengungkap awal kisah hubungannya dengan atasannya Ketua KPU itu. Bermula dirinya mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) KPU pada 29 Juli 2023 sampai 1 Agustus 2023 di Nusa Dua Bali. “Dalam pertemuan di Bimtek ini saya pertama kali bertemu dengan Ketua KPU Hasyim Asy’ari,” kata Cindra.
“Saya harus mengikuti Bimtek sebagai syarat untuk menjadi PPLN. Ada ratusan yang mengikuti PPLN. Rinciannya 556 ketua dan anggota. Lalu ada 130 sekretariat PPLN,” ia menceritakan.
Dalam pertemuan itu Hasyim Asy’ari sebagai Ketua KPU mendekati Cindra sebagai calon anggota PPLN. Namun Ketua KPU saat itu usai memberikan pengarahan, mendatangi Cindra. Kelihatan lebih banyak ngobrol dengan pendekatan secara pribadi. Dari obrolannya, Ketua KPU itu kelihatan banyak merayu Cindra.
“Waktu itu menemui saya, dia bilang mau berkenalan dengan semua anggota PPLN. Kemudian ngobrol berdua lama sekitar 30 menit,” kata Cindra.
Seketika itu ia tak merasakan ada apa-apa. Ia hanya berpikir Hasyim Asy’ari sebagai atasannya. Jadi ia harus melayaninya untuk mengajak ngobrol.
“Tapi setelah ngobrol lama, Pak Hasyim minta ‘japri’ melalui aplikasi whatsapp. Kemudian menanyakan nomor telepon hp saya. Lalu saya bilang nomor saya ada di whatsapp grup Forkom PPLN pak..! Foto profil saya ada gambar tas ransel,” tutur Cindra.
Dari situ hubungan Cindra dengan Ketua KPU Hasyim Asy’ari itu terus berlanjut. Bahkan saat Hasyim melakukan perjalanan dinas ke Belanda, pada awal oktober 2023, dirinya sempat kontak Cindra untuk mengadakan pertemuan di Hotel Van der Valk, kota Amsterdam.
Di hotel tersebut Hasyim bertemu Cindra. Ketua KPU itu mengajaknya berbincang-bincang di ruang tamu dalam kamarnya. Setelah berbincang lama, menurut Cindra, atasannya sambil merayu mengajaknya melakukan hubungan badan. Namun Cindra menolak ajakan Hasyim itu.
“Tapi Pak Hasyim terus memaksa sambil janji kalau dia akan menikahinya. Lama-lama dia terus memaksa saya untuk mengajak melakukan hubungan badan,” ungkap Cindra dengan menceritakant pernyataa secara terbuka.
“Kejadian hubungan badan itu terjadi pada 3 Oktober 2023,” ia menambahkan.
Sampai selesai Pilpres 2024 pada April 2024 lalu, Cindra sering kontak dengan Ketua KPU itu. “Iya saya menagih kepastian janjinya Pak Hasyim untuk menikahi saya. Cuma sekali ia pernah ngomong kalau dia tidak bisa menyanggupi atau memberi kepastian,” tutur Cindra.
Melihat dia ingkar janji itu, Cindra meminta Hasyim untuk membuat surat pernyataan yang berisi sejumlah poin perjanjian.
“Lalu Pak Hasyim menyepakati salah satu poin; kalau dia berjanji akan membiayai keperluan saya selama di Jakarta dan Belanda dengan nilai uang Rp 30 juta per bulan. Itu janjinya dia,” ungkap Cindra.
“Selain itu dia dalam poin perjanjiannya, menyatakan akan menelepon memberi kabar minimal satu kali dalam sehari untuk selama seumur hidup,” ia menambahkan.
Itu yang membuat Cindra marah dan menggugat Hasyim Asy’ari lewat DKPP tersebut. “Iya kan dia janji tinggal janji, tapi diingkarinya. Nggak jadi menikahi saya. Tapi dia malah menggantung saya,” ujar wanita berambut panjang ini.
“Saya pun akhirnya lega, putusan sidang di DKPP, dia diberhentikan dari Ketua KPU,” ucapnya.
RAFIKI ANUGERAHA M I GEMAYUDHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA