Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki saat berdialog dengan pengurus KSP Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai di Kota Bandarlampung.
BANDARLAMPUNG, jurnal9.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap pelaku usaha anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) bisa bergabung dengan jenis koperasi lain seperti produksi, pengolahan, hingga koperasi pemasaran untuk meningkatkan usaha.
“Saya ingin ada integrasi antara pembiayaan, produksi, pengolahan, hingga pemasaran, dengan berkoperasi,” ucap Teten saat mengunjungi KSP Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai di Kota Bandarlampung, Sabtu (25/7).
Teten mencontohkan di sektor pertanian dilengkapi dengan industri pengolahan. Koperasi tidak sekadar memberikan pembiayaan terhadap UKM yang anggotanya. “Petani anggota Kopdit Mekar Sai, bila sudah besar bisa saja membuat atau bergabung dengan koperasi pertanian”, kata Teten.
Menurut Teten, petani membutuhkan modal kerja, modal investasi, hingga modal talangan. Koperasi harus bisa menjadi off taker bagi produk pertanian para petani.
Pihaknya terus melakukan penataan koperasi Indonesia. Sehingga koperasi betul-betul melindungi anggota ketika hasil produk melimpah namun tidak bisa diserap pasar.
Misalnya, ketika harga bawang merah jatuh, bisa diolah menjadi produk bawang goreng. “Koperasi juga harus melindungi anggota dari kekuatan pasar terkait fluktuatif harga. Koperasi memiliki bargaining kuat untuk nego harga,” tegas MenkopUKM.
Konsolidasi UMKM, lanjut Menkop, bisa dijalankan melalui koperasi. Masyarakat UMKM butuh pembiayaan yang mudah dan murah. Karena, koperasi bukan sekadar lembaga pembiayaan saja melainkan juga lembaga bisnis, sosial, dan pendidikan.
Teten berharap Kopdit Mekar Sai 28 melayani, dan memiliki anggota 18.000 orang, ke depan bisa dikembangkan lagi saat memasuki sektor pertanian, perikanan, peternakan, bahkan pariwisata (wisata alam). “Idealnya koperasi bukan sekadar menjadi rantai ekonomi dari pelaku usaha besar,” tuturnya.
Tak Terdampak Covid-19
Ketua Pengurus KSP Kopdit Mekar Sai, Antonius Suharyono Daud menjelaskan, pihaknya menggelontorkan pembiayaan sektor pertanian menjadikan petani seorang agripreneur. Sehingga mampu menciptakan benih dan produk pertanian berkualitas.
“Di lapangan, kita terus melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan. Kita membantu masyarakat untuk sadar memiliki cita-cita finansial yang baik,” kata Suharyono seraya menyebut aset Kopdit Mekar Sai mencapai Rp571,47 miliar.
Suharyono menyebutkan, koperasi dan anggotanya bisa melakukan transaksi pembayaran melalui sistem digital. “Pemasaran produk anggota juga sudah online,” tukas Suharyono. Tahun ini Kopdit Mekar Sai mulai menggarap pelaku startup dengan mentoring dari Universitas Lampung.
Terkait pandemi Covid-19, Suharyono mengungkapkan pihaknya tidak terpengaruh. Meski tanpa Covid-19, pihaknya sudah memiliki mekanisme relaksasi dan restrukturisasi bagi anggota koperasi.
Dalam kesempatan sama, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Halim menegaskan, mendorong pelaku UMKM mengembangkan produk khas masing-masing wilayah di Lampung, seperti beras, udang, perikanan darat, buah-buahan, dan sebagainya.
“Para petani yang sudah tergabung dalam kelompok akan saya dorong berkoperasi. Bahkan, saya akan mendorong pengembangan koperasi pemasaran di Lampung,” tandas Chusnunia.
Bagi Chusnunia, koperasi pertanian dan pemasaran harus menjadi jawaban bagi kesejahteraan petani. “Saya berharap ekonomi Lampung tetap survive, harga produk pertanian bagus, hingga menghasilkan produk yang berkualitas,” pungkas Chusnunia.
MULIA GINTING