Ilustrasi seorang wanita usai berhubungan intim
JAKARTA, jurnal9.com – Women’s Health memuat tulisan tentang keluhan wanita yang mengalami vagina lecet seusai berhubungan intim. Ini terjadi pada malam hari pertama. Si wanita merasa tak nyaman saat melakukan hubungan intim berikutnya. Karena rasa perih di bagian bibir vagina masih terasa.
Namun suami kadang tak mengerti si istri yang merasa kesakitan saat berhubungan intim. Si istri harus melayani dengan terpaksa. Padahal perih yang dirasakan si istri usai bercinta bisa sampai berhari-hari. Biasanya waktu buang air kecil, lalu disiram air, maka percikan air saat menyentuh bibir vagina akan terasa perihnya.
Keluhan ini sering dialami wanita yang baru saja menikah. Saat ia menikmati masa honeymoon. Namun si istri belum tahu penyebabnya, kenapa rasa perih di bagian bibir vagina sampai berhari-hari?
Perlu untuk mencari tahu penyebabnya, dan mencari tahu cara mengobatinya. Supaya kejadian pengalaman malam pertama ini tidak sampai berhari-hari rasa perihnya.
Seperti dikutip Women’s Health, dokter Jane Leonard dari RS di Amerika Serikat, menyebutkan timbulnya vagina lecet yang dialami wanita terjadi karena adanya gesekan saat penetrasi.
Apalagi kalau si istri memiliki kulit tipis dan sensitif, rasa perih yang dirasakan bisa lebih parah.
Beberapa kemungkinan penyebab vagina lecet yang mengakibatkan perih setelah berhubungan intim antara lain:
Kurang lubrikasi
Ketika si istri mulai terangsang saat berhubungan intim, tubuh akan melepaskan pelumas alami yang dapat memperlancar penetrasi.
Namun sesekali lubrikasi secara alami saja tidak cukup. Jika si istri tidak terangsang karena suaminya terburu-buru untuk melakukan penetrasi, sebelum pemanasan (foreplay), biasanya terjadi gesekan yang bisa lebih kencang.
Gesekan terlalu kencang ini yang bisa menyebabkan bibir vagina robek. Akibatnya si istri merasa kesakitan, dan tidak nyaman. Sehingga kondisi ini bisa memicu infeksi. Dan menimbulkan rasa perih
Menopause
Kondisi vagina yang kering bisa saja bukan disebabkan kurangnya lubrikasi. Berarti kasus ini bukan terjadi pada wanita yang baru menikah. Tapi karena si wanitanya sudah memasuki masa menopause. Sesaat sebelum dan selama menopause, tingkat hormon di tubuh perempuan akan berubah secara drastis.
Dengan hormon estrogen yang lebih minim, tubuh akan lebih sedikit memproduksi pelumas alami.
Selain itu jaringan pada vagina juga menjadi lebih kering dan tipis. Kondisi itu akan membuat penetrasi terasa lebih tidak nyaman dan menyakitkan.
Selain menopause, kondisi lainnya yang dialami wanita menghadapi perubahan hormon saat kehamilan. Jika penyebab masalah perih ini terjadi karena perubahan hormon. Salah satu solusinya si wanita harus menggunakan lebih banyak pelumas ketika berhubungan.
Seks terlalu kasar
Kalau penetrasi yang dilakukan terlalu kasar, maka si wanita bisa saja mengalami lecet. Lalu muncul rasa perih dan tidak nyaman, baik pada vagina maupun sekitar vulva. Gesekan dan tekanan bisa menggesek jaringan yang sensitif di organ intim.
Jika pasangan menggunakan jari, mainan seks atau objek lainnya selama aktivitas seks, maka rasa perih yang dirasakan akan lebih besar. Jika memang akan menggunakan mainan seks, mungkin kamu perlu menggunakan pelumas ekstra untuk mengurangi gesekan.
Namun ini bergantung pada material mainannya. Penggunaan mainan seks yang tidak tepat juga bisa menyebabkan vagina lecet setelah aktivitas seksual.
Alergi kondom atau pelumas
Reaksi alergi terhadap kondom lateks, pelumas atau produk lainnya yang digunakan ketika berhubungan intim juga bisa menyebabkan vagina lecet, sekaligus iritasi organ intim di area vulva.
Alergi lateks lebih umum daripada yang diperkirakan. Untuk mengetahui apakah kamu memiliki alergi terhadap lateks, cobalah berkonsultasi dengan dokter.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Nyeri vagina saat berhubungan intim juga mungkin merupakan gejala pertama IMS, seperti klamidia, gonore atau herpes genital. Jika kamu belum pernah melakukan pemeriksaan, pertimbangkan untuk melakukan screening IMS untuk mencegah kemungkinan infeksi.
Jika pasangannya juga belum pernah melakukannya, mintalah dia untuk melakukan tes serupa.
Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi bakteri atau jamur yang menyebabkan peradangan pada vagina. Gejala lainnya yang mungkin muncul selain perih adalah keluarnya cairan berbau dan rasa gatal.
Jika si wanita mengalami infeksi bakteri, dokter kemungkinan akan memberi resep antibiotik. Sementara untuk infeksi jamur, pakai resep obat antijamur. Banyak wanita yang tidak datang ke dokter dengan gejala vaginitis.
Dalam beberapa kasus, mereka baru akan mengetahui kondisi infeksi setelah melakukan pemeriksaan ginekologi rutin.
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK bisa menyebabkan lebih dari sekadar rasa sakit ketika buang air kecil, tetapi juga bisa menyebabkan rasa sakit pada vagina atau area panggul.
Jika wanita mengalami ISK ini saat berhubungan intim, maka lebih mungkin akan mengalami iritasi dan peradangan tambahan.
Vaginismus
Kasus vaginismus ini terjadi karena otot antara lubang vagina dan anus menegang tanpa disengaja. Vaginismus bisa menyebabkan penetrasi menjadi lebih sulit dan menimbulkan rasa sakit selama atau sesudah berhubungan intim.
Beberapa pilihan pengobatan yang bisa dijalani antara lain terapi fisik, biofeedback, dilator vagina, hingga psikoterapi perilaku.
Konsumsi obat-obatan
Alat kontrasepsi bisa saja dapat menekan kadar hormon alami. Kondisi itu menyebabkan jaringan di vagina menjadi lebih tipis dan lebih kering.
Jika ini menjadi penyebab perih yang dirasakan setiap wanita, cobalah melakukan foreplay lebih lama atau menggunakan lebih banyak pelumas agar tidak mengalami rasa sakit akibat gesekan setelah berhubungan intim.
DWI UTARININGSIH