Jurnal9.com
Business Headline

Presiden Jokowi Ingin Lompatan di Sektor Pariwisata

Penerbangan Bandung – Lombok

Agar terjadi sebuah lompatan di sektor pariwisata perlu pengelolaan ekosistem pariwisata dan pendukungnya. Kemungkinan menggabungkan BUMN sektor penerbangan dan pariwisata agar kedua industri ini memiliki bisnis yang terakselerasi.

JAKARTA, jurnal9.com – Presiden Joko Widodo menginginkan ada lompatan di sektor pariwisata Indonesia yang memerlukan pengelolaan ekosistem dan dukungan manajemen yang terintegrasi.

“Agar terjadi sebuah lompatan di sektor pariwisata, perlu pengelolaan ekosistem pariwisata dan pendukungnya,” kata Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas (Ratas) yang membahas Penggabungan BUMN di Sektor Aviasi dan Pariwisata di Istana, Jakarta, Kamis (6/8).

Kepala Negara menekankan pentingnya dukungan dari dunia aviasi atau penerbangan yang betul-betul harus didesain dengan manajemen yang lebih terintegrasi.

Dalam Ratas tersebut, Jokowi menekankan bahwa penerbangan harus lebih terkonsolidasi dari hulu sampai hilir.

“Ini yang tidak pernah dilakukan, mulai dari manajemen airlines, manajemen bandara, dan manajemen pelayanan penerbangannya,” kata Presiden.

Dia menginginkan agar manajemennya dikelola secara terintegrasi dengan manajemen destinasi wisata, termasuk juga terintegrasi dengan manajemen hotel dan perjalanan.

“Dan bahkan sampai kepada manajemen produk-produk lokal dan industri kreatif yang kita miliki,” katanya.

Presiden Jokowi merujuk hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 yang terkontraksi pada angka minus 5,32 persen.

“Saya melihat sektor yang terdampak, terkonstraksi sangat dalam, yaitu di sektor pariwisata dan sektor penerbangan,” ungkapnya.

Menyatukan BUMN penerbangan dan pariwisata

Melihat sektor pariwisata yang terdampak pandemi covid-19 cukup parah itu, Presiden memerintahkan penataan sistem yang terintegrasi antara pariwisata dan penerbangan.

“Penurunan ini justru menjadi momentum kita untuk konsilidasi, transformasi bidang pariwisata dan penerbangan  melalui penataan yang lebih baik mengenai rute penerbangan, penentuah ‘hub’, penentuan ‘super hub’, kemudian menyatukan BUMN penerbangan  dan pariwisata, sehingga arahnya semakin kelihatan,”  paparnya.

Baca lagi  Benarkah Dibalik Putusan MA Kurangi Hukuman Edhy Prabowo Ada Gratifikasi?

Karena itu, tegas presiden, transformasi di sektor pariwisata dan penerbangan mutlak harus dilakukan agar semakin baik dan bisa berlari lebih cepat lagi.

“Airline hub atau penghubung maskapai penerbangan digunakan sebagai titik transfer untuk mendapatkan penumpang ke tujuan yang mereka inginkan. Wisatawan tidak perlu berganti-ganti pesawat untuk satu tujuan mereka,” tuturnya.

Terkait hal tersebut, seperti disampaikan presiden bahwa pemerintah sedang mengkaji kemungkinan untuk menggabungkan BUMN sektor penerbangan dan pariwisata agar kedua industri ini memiliki bisnis yang terakselerasi.

Presiden Jokowi melihat saat ini jumlah ‘hub’ penerbangan di Indonesia terlalu banyak dan tidak merata. “Indonesia memiliki 30 bandara internasional. Kalau saya bandingkan dengan negara lain, tidak sebanyak  Indonesia,” ujarnya.

“Apakah diperlukan sebanyak ini?  Negara lain saya kira tidak melakukan ini.  Coba dilihat 90 persen lalu lintas udara terpusat di 4 bandara, yakni Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, dan Kualanamu,” tegas presiden.

Presiden meminta para menterinya harus dapat menentukan bandara yang berpotensi menjadi  ‘internasional hub’ dengan pembagian fungsi sesuai letak geografis dan karakteristik wilayahnya.

“Saya perintahkan untuk penataan sistem di sektor pariwisata dan penerbangan agar lebih efektif,” ujarnya.

Ant  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Minta KPK Segera Periksa dan Tangkap Menag Yaqut yang Lakukan Dugaan KKN Kuota Haji

adminJ9

David Pelajar SMA yang Dianiaya Mahasiswa Gara-Gara Pacar

adminJ9

Apple Hapus Aplikasi Qur’an di China, Mengejutkan Warga Muslim

adminJ9