Ilustrasi KPU melakukan simulasi Pemilu 2024
JAKARTA, jurnal9.com – Dalam penelitian yang dilakukan Indonesia Corruption Watch (ICW) ditemukan adanya dugaan praktik kejahatan pada pemilihan umum (Pemilu). Praktik ini dilakukan secara terstruktur adanya arahan atau intruksi dari atas ke bawah. Dan bersifat masif.
Hal itu diungkapkan peneliti ICW, Kurnia Ramadhana pada unggahan yang ditayangkan youtube narasi newsroom pada Selasa (17/1/2023).
Berdasarkan hasil penelitiannya, lanjut dia, ketika membaca dan mengikuti sejumlah informasi, pengakuan dan pemberitaan di Indonesia, menunjukkan adanya manipulasi dengan pola yang sama dalam kejahatan tersebut.
“Kalau kita mengikuti dan membaca sejumlah pemberitaan, pengakuan dan informasi yang masuk kepada kami, polanya serupa,” tegas Kurnia.
Dia menjelaskan pola kejahatan itu berupa adanya perintah atau intruksi dari atas ke bawah untuk melakukan manipulasi hasil Pemilu.
“Ketika saya tanyakan pada mereka yang terlibat dalam kegiatan Pemilu itu, hampir semua mengatakan ada intruksi berjenjang,” ungkap peneliti ICW ini.
Adapun intruksi berjenjang itu, kata Kurnia, hal ini terjadi dari tingkat provinsi sampai KPU pusat.
“Sampai sekarang dugaan praktik kehahatan Pemilu atau manipulasi seperti ini masih berjalan secara masif dan terstruktur,” tegas dia.
“Kalau kita berbicara berjenjang [pola manipulasi hasil Pemilu] berarti ada tingkat provinsi sampai KPU pusat,” kata Kurnia menambahkan.
“Maka dari itu tidak salah, jika banyak orang mencurigai adanya kecurangan hasil Pemilu [dugaan kejahatan Pemilu], ini terjadi sangat masif.”
Peneliti ICW ini mengatakan tidak salah jika banyak orang pada setiap Pemilu selalu menduga ada kecurangan. Karena ini praktik kejahatan Pemilu yang terstrukrur dan masif.
Kecurangan Pemilu ini juga dikritik oleh budayawan Emha Ainun Najib, “Hasil Pemilu itu kan mencerminkan tingkat kedewasaan rakyat. Misalnya rakyat yang akan memilih pada Pemilu 2024, dari sekarang ini sudah ada pemenangnya,” ungkap Emha dalam pengajian Maiyah di Surabaya, beberapa waktu lalu.
“Karena semua itu sudah dikuasai. Dan ini nggak bakalan bisa bocor. Karena seluruh sistemnya, seluruh perangkatnya, semua alat politik, keuangannya dan otoritasnya, semua sudah dikuasai,” jelas Emha yang mendapat tepuk tangan dari jamaah yang hadir.
ARIEF RAHMAN MEDIA