Jurnal9.com
Headline News

Ini 3 Lelaki Tua yang Jadi Pelaku Pembunuhan Berantai di Bekasi

Tiga Tersangka Pembunuh Berantai

BEKASI, jurnal9.com – Tiga tersangka pelaku pembunuhan berantai di Bekasi, Wowon Erawan (60), Solihin (60) dan Dede Solehudin (57) ditangkap di rumahnya desa Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kec. Ciranjang, Cianjur, Jabar.

Kasus pembunuhan ini terungkap setelah 5 orang keluarga Dede Solehudin (57), Ai Maemunah (40), Ridwan Abdul Muiz (18), Muhamad Ruswandi (15) dan anak perempuan NR (5) keracunan di rumahnya di Bantar Gebang, Bekasi, pada Kamis (12/1/2023).

Kronologi kasusnya begini:

Di rumah kontrakan yang ditinggali Maemunah bersama anaknya; Ridwan (18), Ruswandi (15) dari hasil perkawinan suami pertamanya, Didin. Dan NR (5) anak dari perkawian dengan Wowon. Dan Dede, adik dari Wowon  juga ikut tinggal di rumah ini.

Pukul 08.00 tetangganya bernama Ami (60) mendengar rintihan dari dalam rumah Maemunah. Waktu itu pintu rumahnya masih tutup. Kemudian Ami mendatangi rumah Maemunah, mengetuk pintu rumahnya. Sambil memanggil berkali-kali, tapi tidak dibuka.

Lalu Ami mengajak tetangganya. Mereka mendobrak pintu rumah Maemunah. Mereka berhasil masuk ke dalam rumah. Di ruang tengah, mereka kaget melihat ada seorang lelaki mulutnya berbusa, tergeletak. Lalu ada dua lelaki (Ridwan dan Ruswandi) ditemukan di kamar depan. Satu perempuan (Maemunah) di kamar belakang. Dan bocah perempuan NR di kamar lainnya.

Ami bertanya ke tetangganya yang mengetahui kondisinya semalam. Seorang tetangganya itu mengetahui kalau mereka sudah lemas sejak makan tadi malam. Lalu Maemunah dan anak-anaknya itu langsung dibawa RSUD Kota Bekasi.

Sampai rumah sakit, Maemunah, Ridwan dan Riswandi diketahu sudah meninggal dunia. Sedangkan Dede dan NR sampai kini masih dirawat.

Mereka yang meninggal dibawa Didin, mantan suami Maumunah untuk dimakamkan di Cianjur, Jawa Barat.

Didin mengatakan kepada polisi bahwa ia curiga atas kematian mantan isteri serta dua anaknya, Ridwan dan Riswandi. Karena dua motor milik Ridwan dan Riswandi yang dibelikan Didin, hilang di rumahnya di Bekasi.

Polisi fokus mencari Wowon yang menghilang. Tidak ada di rumah. Bahkan saat pemakaman istrinya (Maemunah) pun tidak ada. Maemunah dimakamkan bersama kedua anaknya di Cianjur.

Akhirnya Wowon ditangkap polisi di rumahnya Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jabar. Ia dan keluarganya di Bekasi tinggal di rumah kontrak.

Wowon sendiri di rumahnya desa Cianjur, juga punya isteri bernama Iis (42). Iis tahu kalau Wowon punya isteri Maemunah (alm), juga perempuan Cianjur yang diboyong ke Bekasi.

Dulu, Maemunah adalah anak tiri Wowon, atau anak isteri Wowon hasil pernikahan dengan suami sebelum Wowon. Ternyata Wowon beristrikan empat orang.

Dalam interogasi awal, Wowon sudah down menghadapi polisi. Wowon langsung mengakui telah meracuni istrinya Maemunah dan dua anak tirinya, Ridwan dan Riswandi. Ia melakukan pembunuhan itu bersama Solihin, tetangganya di rumah Cianjur.

Solihin ditangkap polisi, dan diinterogasi cross-check dengan keterangan Wowon. Dari pengakuannya sama persis seperti disampaikan Wowon.

Polisi melakukan penyelidikan lebih mendalam. Ternyata Wowon dan Solihin mengaku sama-sama sebagai Paranormal.

Pekerjaan keduanya sebagai paranormal spesialis untuk membuat orang jadi kaya. Padahal, mereka sendiri tidak kaya.

Dalam pekerjaan mereka, ternyata banyak pengguna, atau klien, atau pasien, komplain. Karena, pengguna tetap miskin meskipun sudah diterapi dan sudah membayar mahal tarif jasa paranormal kepada mereka.

Ketika interogasi lebih dalam lagi, tersangka Solihin ‘menggigit’ Dede Solehudin yang masih adiknya Wowon. Bahwa mereka bertiga berpraktik sebagai paranormal. Dan, selalu dikomplain pengguna yang gagal kaya. Anehnya Dede sendiri termasuk korban yang selamat dari keracunan yang dilakukan kakaknya sendiri: Wowon.

Akhirnya, motif pembunuhan terhadap tiga orang korban, ibu-anak-anak itu diungkap polisi. Wowon meracuninya, karena Maemunah dan kedua anak tirinya itu mengetahui lika-liku penipuan yang dilakukan dirinya terhadap para pengguna yang gagal kaya. Termasuk cara Wowon mengelabui korban penipuan para penggunanya.

Dan polisi mengungkap di antara pengguna, ada yang dibunuh satu per satu.

Saat penyidik menggeledah rumah Wowon dan Solihin di Cianjur. Kemudian di sekitar areal rumahnya. Akhirnya polisi menemukan kuburan empat orang klien Wowon Cs.

Baca lagi  Gatot Nurmantyo Mengingatkan Kemungkinan Adanya PKI Menyusup di TNI

Kapolres Cianjur, AKBP Doni Hermawan kepada pers, Kamis, 19 Januari 2023 menyatakan dua orang dikubur di gang sebelah rumah Wowon. Sudah dibongkar polisi. Jenazah sudah diangkat.

Iis, isteri Wowon yang tinggal di Cianjur mengaku tidak tahu kalau di gang rumahnya ada makam yang disamarkan. Iis sendiri kepada polisi mengaku, pada November 2022 ia tahu Wowon menggali lubang cukup dalam di gang rumahnya itu. “Kata suami saya, itu buat lubang septiktank,” ujarnya.

Walaupun, posisi lubang makam yang disamarkan itu agak jauh dengan posisi kamar mandi rumahnya. Dan penyidik masih terus menyelidiki berbagai titik di rumah tersangka.

Kemudian, polisi juga menemukan kuburan dua orang di rumah Solihin. Dibongkar juga. Masih dilakukan penyelidikan lebih teliti di seputar rumah Solihin.

Dalam interogasi silang yang terpisah, antara Wowon dan Solihin, mereka mengakui ada satu mayat lagi yang mereka buang ke laut. Tanggal persisnya pembuangan mayat, mereka sudah lupa.

Total ada lima mayat klien paranormal Wowon-Solihin. Plus tiga mayat istrinya Maemunah dan dua anak tirinya.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil kepada pers mengatakan: “Ini hasil investigation crime yang sangat teliti. Tapi, merupakan hasil sementara. Tidak tertutup kemungkinan ada korban lain, karena penyidikan masih berlangsung.”

“Para tersangka melakukan serangkaian pembunuhan, atau yang biasa disebut serial killer dengan motif, maaf, janji-janji yang dikemas dengan kemampuan supranatural, untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya,” jelas Kapolda Metro Jaya itu.

Lantas, para tersangka menganggap istrinya Maemunah dan kedua anak tirinya sebagai ‘penyakit’, karena mengetahui perbuatan penipuan yang dilakukan dirinya, termasuk rangkaian pembunuhan terhadap klien.

“Jadi, keluarga dekatnya dianggap berbahaya. Karena mengetahui bahwa tersangka melakukan tindak pidana lain dalam bentuk penipuan dan pembunuhan terhadap korban-korban lainnya,” ucap Wowon yang disampaikan Irjen Fadil.

Lantas, mengapa Dede Solehudin ikut diracun, atau percobaan pembunuhan, padahal Dede adalah anggota dari komplotan tiga serangkai paranormal itu?

Polisi menyimpulkan bahwa itu merupakan taktik komplotan Wowon. Strategi para tersangka untuk mengelabui polisi, dengan cara Dede jadi korban.

Dede menelan racun pestisida yang sama dengan para korban lainnya yang dilakukan Wowon. Tapi, dosis racun yang ditelan Dede tidak signifikan untuk membuatnya mati.

Tak dinyana, warga Kampung Babakan Mande, yang terselip di Desa Gunungsari, Cianjur, itu punya trik kejahatan berliku. Mereka, disebut Irjen Fadil sebagai pelaku serial killer. Yang selama ini hanya ada di film-film Barat.

Istilah ‘serial killer’, dicetuskan pertama kali oleh Agen Khusus (Special Agent) Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat, Robert K. Ressler pada 1974 di sana.

Robert K. Ressler dan Thomas Schachtman dalam buku mereka, bertajuk: “Whoever Fights Monsters: My Twenty Years Tracking Serial Killers for the FBI” (New York, 1993) menyatakan:

Istilah ‘serial killer’ pertama kali diajarkan dalam kuliah di Akademi Kepolisian di Bramshill, Hampshire, Inggris, Januari 1974.

Di situlah dipelajari berbagai teori dan penelitian tentang aneka pembunuhan berantai di Inggris, bahkan negara-negara Eropa. Walaupun, pembunuhan berantai sejatinya sudah ada sejak ratusan tahun sebelumnya.

Beda antara pembunuhan berantai zaman sebelum Perang Dunia ke-2 dengan di era sesudahnya, adalah teori yang digunakan penyidik kriminal. Jika sebelum PD II, pembunuh berantai dianggap orang gila.

Orang gila, tepatnya pengidap psikopat. Sehingga, sebagian besar pembunuh berantai di masa itu dirawat di RS jiwa, bukan penjara.

Ciri utama seorang psikopat adalah kurang empati. Ciri lainnya, adalah kecenderungan untuk berbohong, dan berbohong jadi kebiasaan, kebutuhan akan sensasi. Seorang psikopat cepat bosan, juga cenderung narsisme. Tetapi kurangnya empati adalah hal utama.

Rangkaian kejahatan Wowon Cs ini akan diuji di persidangan, kelak. Pastinya hasil sidang mereka menarik perhatian masyarakat. Juga menambah ilmu buat Polri.

DJONO W OESMAN

(Wartawan Senior)

Related posts

Jika Sering Sakit Kepala atau Migrain, Hindari Jenis Makanan Ini

adminJ9

Jamu Ramuan Madura; Sondhep dan Salekarang Dapat Cegah Infeksi Virus Corona

adminJ9

Pemkot dan Koarmada II akan Kerjasama Kelola Kawasan Wisata Sunan Ampel

adminJ9