Anies Baswedan saat berbincang dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh
JAKARTA, jurnal9.com – Pengamat politik yang juga ahli hukum tata negara, Refly Harun menyinggung Partai NasDem untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024 mulai diragukan keseriusannya.
“Ini dilihat NasDem yang dibujuk kembali ke kubu istana. Sehingga komitmen Partai NasDem mulai diragukan banyak pihak,” ujarnya, Jumat (13/1/2022).
Strategi ini bisa jadi berhasil dilakukan oleh pihak Istana. Sehingga dapat menggagalkan rencana pencalonan Anies Baswedan.
“Apalagi pernyataan tokoh NasDem mengatakan ‘nggak pateken‘ atau tidak masalah kalau seandainya Anies tidak jadi calon [presiden],” seperti kutip Refly Harun.
“‘Kami menawarkan, tapi kalau nggak bisa juga tidak masalah,” lanjut tokoh NasDem itu.
Bahkan Refly menduga bisa jadi deklarasi Partai NasDem sengaja dilakukan untuk menggagalkan Anies. Salah satu buktinya sampai saat ini NasDem menolak Partai Demokrat menawarkan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi wakil Anies.
“Bisa jadi NasDem menolak kalau (AHY jadi) wapresnya Anies. Tapi orang akan bertanya, ini jangan-jangan NasDem juga ikut menjadi skenario menggagalkan Anies. Pura-pura mendukung tapi ternyata ujungnya menggagalkan. We don’t know exactly, karena begitulah politik,” ungkap Refly Harun.
Selain pihak istana membujuk Partai NasDem untuk kembali menjadi koalisi pemerintah, Refly menduga sejumlah taktik lain untuk menjegal Anies di Pemilu 2024.
Menurut Refly Harun, istana terus berupaya menggagalkan terbentuknya Koalisi Perubahan, sehingga Anies batal memenuhi presidential threshold sebesar 20 persen itu.
“Istana membujuk Partai Demokrat keluar dari koalisi Anies. Kemudian juga menawarkan PKS gabung ke kubunya Prabowo, tapi kelihatannya ini agak lemah. Cuma yang pasti akan dikerjakan adalah menghalangi partai lain bergabung dengan koalisi Anies,” kata Refly Harun menduga adanya skenario besar dalam menggagalkan Anies.
RAFIKI ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA