Pengedara dari arah Madura menuju kota Surabaya harus berhenti menjalani pemeriksaan di tempat penyekatan jembatan Suramadu.
BANGKALAN, jurnal9.com – Selama ini masih banyak orang di desa-desa Madura tak mempercayai adanya penularan virus corona, sehingga mereka sangat rendah kepatuhannya dalam mentaati protokol kesehatan (prokes).
Namun dengan meningkatnya kasus covid-19 di Bangkalan, kini diperketat warga taati jalankan prokes. Bahkan pengendara warga Madura yang hendak masuk Surabaya, diwajibkan menjalani tes swab antigen di lokasi penyekatan jembatan Suramadu.
Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dan Pemerintah Kab. Bangkalan melakukan penyekatan di Jembatan Suramadu.
Hal itu merupakan langkah antisipasi yang dilakukan kepolisian dan Pemkot Surabaya, menyusul meningkatnya kasus penularan covid-19 di Bangkalan, Madura.
“Karena ada peningkatan kasus positif di Madura, kami melakukan swab antigen di Suramadu, yang arah Madura. Bersama Pak Wali Kota Surabaya juga,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, AKBP Ganis Setyaningrum, Ahad (6/6/2021).
Ia mengatakan penyekatan itu mulai dilakukan sejak hari Ahad pk.10.00 WIB. Petugas Kepolisian dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak akan mengecek setiap pengendara, seperti KTP hingga surat bebas covid-19.
Pengendara asal Madura yang tak punya surat bebas covid-19 diwajibkan melakukan tes swab antigen di lokasi penyekatan jembatan Suramadu.
“Cek KTP setiap pengendara dari wilayah Madura yang kini diduga sedang tinggi Covid-19,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr Herlin Ferliana, mengatakan meningkatnya kasus covid-19 di Bangkalan ini, karena tingginya mobilitas warga Madura pada momen mudik Lebaran Idulfitri beberapa waktu lalu.
Apalagi, menurut Herlin, tingkat kepatuhan masyarakat Madura terhadap protokol kesehatan sangat rendah.
“Kalau kami lacak, kedatangan para pemudik [lebaran] ini,datang dari provinsi lain masuk ke Madura ada yang tidak terdeteksi. Apalagi nggak ada gejala. Sehingga belum bisa terdeteksi, karena masih [inkubasi]. Tapi karena [tinggal] lama di daerah itu sampai berapa hari, lalu mereka tidak disiplin prokes, itu yang menyebabkan banyak yang terinfeksi,” ucapnya.
Di wilayah Bangkalan saja tercatat ada 1.754 kasus, 1.520 dinyatakan sembuh, 178 orang meninggal dunia, dan 56 pasien dirawat di rumah sakit.
Dinas Kesehatan Jawa Timur mengungkap bahwa kasus covid-19 mengalami peningkatan di Kabupaten Bangkalan, Madura. Sehingga RSUD Bangkalan sampai menutup layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) sejak Sabtu (5/6/2021).
“Iya kelihatannya sudah mulai terjadi peningkatan kasus covid-19 ini setelah liburan panjang, lebaran Idul Fitri kemarin,” kata Herlin.
Akibat melonjaknya jumlah kasus covid ini, RSUD Bangkalan sampai menutup sementara layanan IGD-nya karena penuh. Selain itu ada sejumlah tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien Covid-19 dinyatakan positif corona. Bahkan salah seorang dokter dilaporkan meninggal dunia.
“Di Bangkalan, terjadi peningkatan kasus, dan benar, direktur RSnya [mengatakan] karena ada yang dokter spesialis radiology yang meninggal, lalu ada beberapa nakes juga terkonfirmasi positif, sehingga mereka mulai hari ini menutup IGDnya,” ujar dia.
RAFIKA ANUGERAHA M