Jurnal9.com
Headline LifeStyle

Kenapa Dokter Anjurkan Obat Antibiotik Harus Dihabiskan? Ini Penjelasannya

Ilustrasi obat antibiotik

JAKARTA, jurnal9.com – Ketika seseorang berobat ke dokter, biasanya mendapat resep obat antibiotik. Dan dokter menganjurkan agar obat antibiotik dihabiskan, meskipun kondisi pasien sudah membaik dan sembuh.

Tapi perlu diingat, tak semua dokter menganjurkan agar menghabiskan semua obat  antibiotiknya. Jadi keputusan dokter memberikan resep obat kepada pasien itu tergantung jenis obatnya. Ada obat antibiotik yang dianjurkan untuk dihabiskan, dan ada pula agar menghentikan jika gejala penyakitnya sudah hilang.

Obat yang harus dihabiskan itu biasanya obat antibiotik. Dan dokter memberikan obat antibiotik pada penyakit tertentu. Pesan kepada pasiennya antibiotik harus dihabiskan selama masa pengobatan.

Jenis obat demam atau anti nyeri biasanya dianjurkan supaya dihentikan jika keluhan sakitnya sudah hilang.

Tetapi pasien yang diberi resep obat antibiotik untuk penyakit tertentu, biasanya dokter berpesan agar obat antibiotiknya dihabiskan meski gejala penyakitnya sudah hilang.

“Kalau konsumsi obat antibiotik terputus, maka konsentrasi antibiotik dalam darah akan menurun.  Padahal belum semua bakteri yang menginfeksi mati. Akibatnya masih ada bakteri yang masih hidup dan bisa menyebabkan infeksi,” kata Anggia Prasetyoputri, periset dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.

Bakteri yang masih hidup ini ada kemungkinan akan terjadi mutasi yang menyebabkan bakteri bertahan. Karena dapat menyesuaikan dengan kondisi antibiotik yang rendah dalam darah.

“Keadaan ini menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik yang sama,” ujarnya seperti dikutip dari laman LIPI.

Soal bakteri apa saja yang resisten terhadap obat antibiotik, kasusnya beragam atau berbeda jenis. “Sebuah bakteri bisa resisten terhadap satu jenis atau lebih antibiotik,” tegas Anggia.

Dia menyebutkan secara teori antibiotik itu merupakan racun dengan dosis rendah, namun aman untuk tubuh. Karena itu pasien yang menderita penyakit tertentu diharuskan untuk konsumsi antibiotik menggunakan resep obat dokter.

Baca lagi  Meski Pandemi, GDST Tingkatkan Ekspor, Hingga Maret 2021 Penjualan Capai Rp 432 Miliar

Namun untuk penggunaan antibiotik yang sembarangan bisa membunuh mikroba penting yang dibutuhkan tubuh. Dan hal itu bisa menyebabkan munculnya penyakit baru.

Dikutip dari laman primaya hospital, namun sebuah penelitian menyimpulkan antibiotik tidak selalu harus dihabiskan. Sebab belum ada bukti; antibiotik harus habis agar manjur.

Penelitian ini menganjurkan harus seminimal mungkin mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang. Jadi jika pasien sudah merasa kondisinya membaik saat menjalani pengobatan, sebaiknya konsumsi antibiotik bisa dihentikan.

Teori antibiotik harus habis

Namun teori yang menganjurkan obat antibiotik harus dihabiskan, karena ada kekhawatiran potensi bakteri kuat yang masih tersisa dalam tubuh. Menurut teori ini; meski kondisi sudah membaik, pemberian obat harus dihentikan sebelum waktunya (sesuai resep dokter). Sebab dikhawatirkan cuma bakteri lemah yang mati. Sedangkan bakteri kuat masih hidup.

Bakteri kuat ini bisa bertahan dan berkembang biak hingga menyebabkan infeksi makin parah. Bakteri itu pun jadi lebih mampu mempertahankan diri terhadap obat antibiotik yang sama.

Melihat kondisi pasien, kalau semakin parah, dokter akan memberi resep obat lagi untuk mengganti antibiotiknya dengan dosis yang lebih tinggi agar bisa sembuh.

Namun WHO sendiri menyarankan obat antibiotik dihabiskan agar efektif melawan infeksi bakteri dalam tubuh pasien.

RAFIKA ANUGERAHA M  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Subsidi Upah Pemerintah Australia untuk Pelaku Usaha yang Terkena Dampak Corona

adminJ9

Didi Kempot Meninggal Karena Jantung, Ini Penjelasan Kenapa Terjadi Mendadak?

adminJ9

Pemenang Nobel Perdamaian, Malala Menikah Secara Islam di Birmingham, Inggris

adminJ9