JAKARTA, jurnal9.com – Untuk meningkatkan pembiayaan formal kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Kementerian Koperasi dan UKM bersama Bank Indonesia, perbankan dan seluruh lembaga pembiayaan, akan meningkatkan literasi keuangan. Program ini diharapkan mendorong pembiayaan yang efektif untuk meningkatkan skala usaha UMKM sesuai amanat UU Cipta Kerja No 11 Tahun 2020.
Hal itu disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam webinar “Peran Sektor Keuangan Bangkitkan UMKM: Ragam Dukungan Menuju Pemulihan Ekonomi Nasional” di Jakarta, Kamis (25/2).
“Saya juga berharap pelaku UMKM di tanah air untuk mendapatkan akses pembiayaan hingga skala ekonominya lebih efisien dan menjadi katalisator perekonomian Indonesia,” ujar Teten.
Menurut MenkopUKM, pemerintah tengah menyiapkan stimulus yang diharapkan dapat membangkitkan UMKM pada 2021, dan berdampak pada perekonomian Indonesia secara agregat. Antara lain berupa Subsidi Bunga KUR dan Non KUR, KUR Super Mikro, modal kerja koperasi melalui LPDB, dan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Teten menegaskan pemulihan sektor UMKM dan koperasi adalah faktor penting untuk menjawab tantangan pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
“Hal ini didukung kenyataan populasi UMKM yang mendominasi hingga 99% unit usaha, menyerap 97% tenaga kerja, dan berkontribusi 61,1% terhadap PDB,” jelasnya.
Proporsi Kredit UMKM
MenkopUKM mengatakan, proporsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97% pada 2020. Hal ini karena sektor produktif masih dilihat sebagai usaha berisiko tinggi dan rendahnya literasi keuangan di kalangan UMKM.
“Kegiatan UMKM juga dianggap tidak feasible serta sulitnya UMKM dalam melengkapi persyaratan administratif pembiayaan formal,” imbuh MenkopUKM.
Idealnya, lanjut Teten, dengan populasi UMKM yang besar, maka sudah sepatutnya rasio kredit perbankan untuk UMKM meningkat pada angka 22% hingga 30%.
“Di sinilah pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan menyongsong UMKM nasional lebih berdaya saing dan mendunia,” tuturnya.
Sebenarnya realisasi penyaluran KUR pada sektor produktif di 2020, kata Teten, terus meningkat menjadi 57,25% dibandingkan 2019 sebesar 52%. Porsi penyaluran KUR 2020 terbesar disalurkan di sektor perdagangan (42,8%) kemudian sektor pertanian (29,6%) dan jasa (14,9%).
“Sektor pertanian menyerap paling banyak pelaku usaha mikro. Menjadi PR kita bersama untuk meningkatkan pembiayaan pada sektor pertanian yang secara tidak langsung dapat mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, dan tantangan pemenuhan pangan di masa depan,” pungkasnya.
ARIEF RAHMAN MEDIA